Kedatangannya merupakan sebuah kejutan bagi Clairy, ditambah alih-alih menuju rumah, pria itu datang mengunjungi kantor tempatnya bekerja. Ketika seorang security memberikan informasi bahwa ada seseorang yang mencarinya, Clairy pikir itu adalah Juan. Tapi laki-laki dengan pipi yang tampak sedikit chubby itu tersenyum melambaikan tangannya. Clairy menutup mulutnya yang kini telah menganga karena tak percaya.
"M-Melvin what are you doin' here?" tanya Clairy berlari menghampirinya.
"To see you, apa aku mengganggumu? Aku bisa menunggumu di warung kopi seberang sana hingga kamu pulang."
Clairy melirik jam di tangannya, ia ada meeting sepuluh menit lagi. Tapi ia juga sangat rindu dengan kawannya ini.
"Aku akan menemuimu... satu jam lagi. Aku pastikan meetingku berjalan dengan cepat."
Melvin tertawa melihat tingkah Clairy, ia menganggukkan kepalanya mengerti.
"Baiklah, aku akan menunggumu. Tidak usah terburu-buru, selesaikan pekerjaanmu."
"Tapi kamu jangan kemana-mana! Jangan kabur!" Clairy menarik ujung jaket jeans yang Melvin kenakan, seolah tidak ingin kehilangan Melvin.
"I'm not going anywhere. Aku akan berada di sini satu jam lagi."
°°°
Satu jam, tepat seperti janji Clairy sebelumnya. Keduanya kini duduk berdampingan di kursi mobil Clairy yang telah lama tidak ia pakai. Clairy memilih untuk mengajak Melvin mengunjungi apartmennya agar lebih leluasa mengobrol dan berbagi cerita.
"So, how's life?" tanya Melvin yang memilih untuk mengendalikan kemudi.
"Biasa saja. Semua berjalan lancar, meski terkadang banyak kagetnya. Kamu sendiri, apa yang membuatmu bertandang ke sini? Apa rindumu sudah stadium akhir?"
Clairy menggoda Melvin seperti sedia kala. Membuat pria itu terkekeh dan menggelengkan kepalanya tiap kali Clairy melakukannya.
"Aku akui memang aku merindukanmu. Oh sedikit cerita, kini aku menyewakan rumah itu sepenuhnya dan aku tidak lagi tinggal di sana. Aku memilih untuk tinggal di rumah yang jauh lebih kecil. Lalu satu hari aku merasa stress dengan persiapan bisnis baruku dan mungkin bukan hal buruk untuk mengunjungimu, and here I am."
Clairy mengeluarkan ponselnya, memotret Melvin yang sedang mengemudi tanpa melewatkan sedikitpun cerita yang pria itu sampaikan.
"I should take a picture of you."
"Kenapa? Apa karena aku sangat tampan? By the way, bagaimana dengan hubungan kalian? Between you and Juan."
Clairy memilin rambutnya yang sudah memanjang, ia seperti menerawang jauh dari tempatnya.
"Kita baik-baik saja. Hanya saja aku masih ragu padanya. Apa mungkin seseorang yang berselingkuh tidak akan mengulangi perbuatannya lagi, Melvin?"
Melvin mengedikkan bahunya, ia tidak tahu dengan jawaban dari pertanyaan itu.
"Orang-orang selalu meyebut selingkuh adalah satu dari banyaknya jenis penyakit. Tapi, apa kamu pernah berselingkuh sebelumnya? Bukan dengan Juan, tapi ketika dengan mantanmu yang lain mungkin,"
Clairy menegakkan posisi duduknya. Mencoba mengingat kisah percintaannya yang selalu rumit tak berurai.
"Aku? Emmm, kala itu aku hanya sedang bosan dengan pasanganku, dan tanpa sadar aku merasa nyaman dengan pria lain. Apa itu termasuk berselingkuh?"

KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BULAN. (END) | Jeno x Karina
RomanceRencananya untuk bekerja tidak pernah ia sangka akan berujung dipertemukan dengan mantan kekasih yang telah menyakitinya bertahun-tahun lalu. Tidak hanya dipertemukan sehari dua hari, tetapi setiap hari selama tiga bulan dalam satu atap yang sama...