Bab 28// Bucin Terhadap Istrinya

147 13 0
                                    

Putri kaget melihat om Reza seperti orang kepanikan. Tidak percaya, jika putri juga ikut kaget melihat ekspresi bunda Agnes sangat menggemaskan.

Ia masuk begitu saja, tanpa seizin dari bunda Agnes. Tatapan mereka beradu, tapi yang membuat heran, bunda Agnes sudah terbaring di ranjang dengan pakaian berantakan.

Segera putri balik arah, putri takut jika pasangan itu sedang bermain asmara yang membangkitkan gairah.

Putri mengikuti jejak nya, karena ia takut dan ia keluar begitu saja.

Melihat wajah putri berbalik arah, Agnes hanya bisa lega. Tak bisa berkata apapun, saat dirinya bertemu dengan putri di depan pintu yang terbuka lebar.

" Hampir saja, kenapa mas pergi begitu saja. Jantungku tidak sakit, mengapa ia pergi begitu saja. Dan apakah, yang mas Reza cari disana" pikir Agnes sempat menggerutu dirinya tak sedang sakit.

Agnes hanya kecapean seharian berada dimobil, tiba saja karena ia mengelus dadanya, Reza dengan sengaja langsung mencari obat untuk istrinya.

Reza langsung mendapatkan obat tersebut, ia langsung memeluk istrinya jika dirinya tak ingin kehilangan istrinya.

Langsung menutup pintu kamar mereka, takut putri ikut masuk, dan mengetuk pintu cukup keras. Sehingga mereka tidak bisa menikmati sentuhan bersama.

" Apa yang mas lakukan disana, mengapa mas kelihatan begitu panik. Terus ditangan mas itu apa?" Tanya Agnes yang tak paham.

" Ini obat untuk sayang, sekarang sayang jangan lakukan hal berat lagi. Mas, ga mau capek seharian, dan lalu pingsan, mas ga mau kamu sakit sayang " tutur Reza yang tersenyum padanya bahwa ia sangat mencintai istrinya.

"Obat?" Siapa yang sakit mas, diriku begitu baik baik saja. Tidak perlu mas khawatir, bagi Agnes bisa menjaga diri"

" Tapi sayang lagi sakit, pokoknya ini minum segera obatnya. Jangan bandel kalau dikasih tahu, nanti kalau kamu sakit, mas seharian menunggui kamu, mas ga mau sekolah dan mengajar" ucapnya.

"Kenapa ga mau sekolah, kalau mas harus sekolah. Nanti, ketahuan gara gara urusin istri menjadi dipecat. "

" Pecat aja kalau mampu?" Bisa cari kerja lagi, atau mas bisa kerja dirumah".

" Iya deh, mas lihat detak jantungku gpp loh mas. Kenapa sih mas sekarang banyak berubahnya, kemarin gitu, ini mas banyak berubahnya,"

"Loh,  kenapa banyak berubah kan bagus agar istriku makin cinta, dan sayang. Karena, kalau mas bisa berubah malah bagus, bisa lindungi kamu dari orang yang suka merebut kamu sayang" ucapnya yang begitu cemburu.

"Emang siapa yang merebut ku mas, mas aja kadang banyak yang jadi rebutan. Tapi mas,diam aja bukanya pergi, malah ditempat saja" papar Agnes dengan sikapnya membelakangi suaminya.

"Ciee ada yang cemburu?" Mas, janji deh kalau gitu besok mas akan nurutin perintah sayang"

" Hmm, janji doang?" Nyatanya tetap tidak ditepati. Kenapa mas terlalu tampan sih, kan jadi orang orang pada lihatin wajah mas" ucap Agnes keceplosan dirinya yang suka memuji wajah suaminya.

"Aduh, selama ini ada yang suka muji ketampanan suaminya. Aduh, mas jadi gemas memiliki sayang".

" Udah deh bucin mulu, ayo keluar kasihan putri didapur. Ntar anak orang mati lupa kasih makan".

" Biarin aja, suruh siapa putri ikutin kita, udah tau lagi ingin mesraan bareng sayang. Curang banget, si Altar dia sengaja ingin bisa selalu berdua dengan Elina" tebak Reza.

" Mas, jangan bicara seperti itu tidak bagus. Biarkan saja, mereka kenalan semoga aja ucapan Pak Altar ga bohongin mbak Elina".

" Tapi kan benar, kalau kenalan itu datang kerumahnya. Bukan cara seperti itu sayangku, kita awal jumpa saja tidak seperti itu, malahan kita diam diam langsung dinikahkan, menerima perjodohan. Dan parahnya, ternyata istriku sangat pandai memasak, pintar, cantik, pokoknya the best lah" ucap jujur suaminya yang membayangkan pernikahan mereka dahulu.

" Emang kalau jelek, mas tetap mau?"

" Kenapa sih bicara seperti itu, mas tidak memandang fisik. Karena itu jodoh dari Allah, dan itu perjodohan dari orangtua, secara logika jika orangtua yang mencarikan, in syaa Allah semuanya berjalan dengan baik, terimakasih sayang udah memilih mas menjadi suami yang baik, baik dalam menafkahi keluarga, lahir dan batin" ucap Reza menangis dipangkuan istrinya.

" Sama sama mas, terimakasih mas juga udah setuju dalam pernikahan kita. Tetapi, maafkan jika Agnes sering berbuat salah pada mas".

" Semuanya mas sudah maafkan, mas akan lindungi keluarga kita dari orang yang iri, dengki, pamer ".

" Aamiin makasih sayang,"

Tak berapa lama, mereka asyik bercerita sampai tak sadar seperti ada yang terjatuh dari belakang.

Mereka yang menikmati pembicaraan,dikejutkan jika putri sedang bermain balon air yang diisi dengan selang air.

Reza hanya geleng-geleng kepala mendadak karena, putri yang suka tidak hati hati.

" Yaa ampun, kenapa putri mengagetkan kami. Untung saja, om tidak jantungan"

" Maaf om, tadi itu suara bunyi drom pecah. Maaf kan putri udah banyak membuat kerusuhan didalam rumah kalian" ucapnya sedih sambil meratapi kesalahan nya.

" Sudah tidak apa apa, lain kali hati hati putri. Bunda sudah  memaafkan putri, ayok kita main balon airnya sekarang" ucap Agnes yang tidak ingin membentak suara anak kecil .

" Serius?".

" Iya sayang bunda".

" Yee, senang banget bunda. Jangan ajak om Reza,".

" Kenapa ga boleh ajak om Reza, "

" Om Reza, wajahnya seram. Mau gigit orang bund, lagian jika ikut om Reza sukanya mengatur saja, lihatlah wajahnya menyeramkan" pekik putri merasa tidak nyaman.

Agnes tak percaya,jika kehadiran putri membuat diri suaminya akan seperti itu. Dan, melihat suaminya juga ikut gabung bersama mereka mengecup pipi istrinya dihadapan putri yang sedang jengkel.

" Huu, kalian kenapa sih mesraan terus di hadapanku. Pengen punya ayah," ucap putri tak sengaja ia keluar dari balon air dan menangis sejadinya mungkin.

Merasa bersalah, Agnes segera pergi meninggalkan suaminya. Namun, langsung dicegah oleh suaminya.

" Mas, putri sedang sedih. Jangan halangi ku mas".

" Biarkan saja ia seperti itu, mungkin ia belum terbiasa, biarkan saja sayang" .

Nampaknya benar dikatakan oleh suaminya, ia juga tak ingin menampakan sisi sedihnya terhadap putri.

Ia akan menunggu ketika putri sudah berhenti menangis.







Guruku Adalah Suamiku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang