Hai pembaca, Namaku Giselya Mahesna Latifa. biasanya mereka memanggilku gisel. aku lahir di Sukabumi, oktober 2005 silam.
aku tumbuh dan berkembang di Jakarta, diboyong Ayahku untuk sekolah dan tinggal disana, sampai akhir nya aku mencapai kelulusan pada tahun nya Covid-19, tahun 2021.Karna di Jakarta sudah memasuki Zona Merah, aku tidak diterima di sekolah manapun karena Kartu Keluarga ku bukan domisilinya.
Sampai akhirnya, Orang Tua aku meresmikan untuk pindah ke Sukabumi. aku senang bisa lulus seleksi di Sekolah MAN 2 KOTSI, Aliyah terfavorit seKota sukabumi. pembelajaran masih daring saat itu, hingga saat di semester dua, pembelajaran offline kembali terbuka.Kenaikan kelas tiba, disaat ayah membujuku untuk pindah ke Kota Bandung. aku menangis sejadi jadi nya, aku terpuruk. tapi aku tak bisa mengelak bahwa dengan keluarga ku yang semenjak tinggal di Sukabumi, ekonomi turun seturun turunya. terkadang, aku tidak tega kepada ayahku yang selaku kepala keluarga harus bekerja lebih keras untuk membiayai keluaga, terutama aku. sekolah ku memang cukup terkenal, bayaran nya pun menurutku tidak seberapa dibanding sekarang perbulan nya. tapi karna saat itu keluargaku dibawah cukup, perbulan itu termasuk mahal.
aku tidak tahu lagi harus berekspresi seperti apa ketika ayah menelpon ku, mengatakan bahwa namaku sudah terdaftar di Sekolah Swasta, dekat dengan Rumah yang akan keluarga ku tinggali. perasaanku kacau kala itu, ingin berteriak sejadi jadinya, tapi temanku sedang berkunjung dirumahku.
Author PovLibur kenaikan kelas telah dirasakan oleh anak-anak Sekolah. biasanya teman-teman Gisel pasti akan berkunjung main sekedar
kumpul-kumpul sederhana untuk merayakan kemenangan dan keberakhiran dari Semester Akhir di kelas X." Kenapa sel? biasanya aktif kamu, tumben banget ini diem terus?" Nezza, teman yang paling dekat dengan Gisel, bertanya kepada Gisel kenapa Gisel tidak seperti biasanya yang selalu aktif dan ceria. Gisel dan teman-teman yang lain sedang berkumpul dirumah Gisel. Memang rumah Gisel adalah basecamp yang sangat nyaman untuk mereka, selain halaman yang luas, ada sungai juga di dekat rumah Gisel sehingga mereka senang bermain disana.
" Za, kalo aku pindah ke Bandung, kalian bakalan baik-baik aja?" Sebenarnya Gisel tidak mau memberi tahu siapapun akan hal ini, tapi Gisel juga tidak mau hal ini menjadi beban pikiran untuknya ketika sesi pindahan nanti akan jadi dilakukan.
"Pindah? Ke Bandung? kenapa jauh banget Sel? kamu mau pindah kesana?" Suasana yang tadinya lumayan rame dari canda tawa teman-teman yang lain, mendadakan jadi sunyi karena Nezza berbicara cukup keras lantaran dia kaget akan pertanyaan Gisel
" Kalian tau ekonomi keluargaku disini itu kaya gimana, aku sendiri engga mau banget pindah-pindah kaya gitu, dari kecil selalu belajar untuk beradaptasi lagi di lingkungan baru, orang-orang baru. Aku cape banget jujur, tapi harus gimana lagi kalo keadaan keuangan orang tua kaya gini? selain ngalah kan?" Bulir-bulir air mata itu tidak bisa dibendung dari mata Gisel, meluruh begitu saja karena tidak kuat menahan peluapan yang ingin diguncangkan.
" Gisel, aku tahu ini berat banget buat kamu tapi aku yakin kamu pasti bisa. kamu itu hebat, kamu itu kuat sel, kamu dari kecil sudah harus dipaksa beradaptasi sama semua hal baru dan kamu bisa kan? berarti nanti juga bisa lewatin hal yang sama lagi Sel. aku yakin karena kamu cewek hebat." Zahra, teman yang paling dewasa dan bijak diantara yang lainnya. penuturan membuat yang lain ikut membendungkan air mata. tidak tega, kasihan, tidak rela dan kaget terpadu menjadi satu, mendominasi perasaan mereka.
"Selain itu, atas dasar apa Sel kamu pindah?" Nezza melontarkan pernyataan
" Entah, tapi aku pikir kayanya ada masalah Keluarga juga, dan mungkin Ayah aku udah nyaman kerja disana, aku denger sih gaji nya juga lumayan gede"
" Kalo ayah kamu kerja di Bandung, kan bisa untuk uang bulanan Mamah kamu sama kamu di Transfer gitu kan?"
" Ayah aku itu paling engga bisa jauh sama keluarganya, sebentar aja jauh pasti di call terus tiap jam nya. ya gitu sih sedikit protektif juga orangnya. bersyukur tapi aku juga punya Ayah yang kaya gitu, aku jadi dijaga banget sama Mamah juga." Walaupun disatu sisi, Gisel juga ingin bebas seperti teman-teman sebayanya yang banyak berpengalaman entah dari esktrakulikuker sekolah, les mengembangkan hobi, dan lainnya.
"Apapun keputusan yang keluargamu ambil Sel, semoga kamu engga ngelupain kita kalo kamu udah sekolah disana. Jangan sungkan juga buat selalu cerita kalo kamu lagi mau terbuka sama kita. Raga kita memang jauh tapi hati kita pasti akan selalu dekat Sel." Senyuman timbul dari Gisel dan teman-teman yang lain, gisel merenggangkan kedua tangannya mengisyaratkan untuk berpelukan sebagai tanda terima kasih dan mungkin akan jadi perkumpulan dan pelukan terakhir mereka.
Gisel Pov
25 Juli 2022, Hari pertama sekolah di SMA CENDIKIA , Kota Bandung. yang kala itu namaku didaftarkan oleh Ayahku. aku senang bertemu lagi dengan banyak teman baru. Waktu itu, murid baru bukan aku seorang, ada 2 perempuan dan 1 laki laki. salah satu dari 2 perempuan itu menjadi teman sebangku ku. Dia banyak menceritakan banyak hal yang terjadi dalam hidupnya. Mataku memang menatapnya, tapi isi pikiranku, aku merindukan teman di sekolah lama ku.
Aku melanjutkan jurusan dari sekolah yang lama. Di hari pertama aku menjadi murid baru, aku tak sengaja eye contact dengan laki laki, berambut keriting. mata nya tajam membuat ku kala itu takut. teman yang lain, terus mengatakan kalimat yang sama, bahwa, Laki laki bernama Rey itu menyukaiku. awalnya, aku tidak terlalu memikirkan itu, tapi aku risih dengan perlakuan nya yang seolah olah menunjukan dia benar benar menyukaiku. kadang ada perlakuan nya yang membuatku salah tingkah, tapi aku segera menyangkal jika aku mempunyai perasaan yang sama sepertinya, yang bahkan saat itu, aku belum tau jelas "menyukai" nya dalam artian apa.
Aku benar benar menyangkal bahwa laki laki itu menyukai ku, ketika pada waktu yang bersamaan, aku melihat dia mendekati perempuan murid baru yang tidak sebangku denganku. rasanya campur aduk, tapi rasa ilfil mendominasi perasaanku. pada saat itu, teman yang selalu mengatakan laki laki itu menyukaiku, dia mengatakan hal yang berbeda, dia bilang "jangan percaya sama dia mah" , tapi disaat Rey mendekati perempuan itu, perlakuan dia padaku tetap sama, tidak ada yang berubah.
aku sempat merasa iri dan ingin seperti mereka, yang duduk berdua, berpikir bersama mencari penyelesaian untuk tugas yang diberikan guru.Hari-hari berlalu dengan aku yang sekolah ditempat baru, mulai beradaptasi dengan teman, guru dan lingkungan sekolah maupun dirumah. Hari ini tepatnya hari Jum'at, aku mendapat tugas kelompok dari guru Kimia. Kebetulan sekali, aku satu kelompok dengan teman sebangku ku bernama Cheryna, satu teman perempuan lainnya bernama Kath dan Rey. Saat pembagian kelompok, Rey sangat aktif dan heboh sendiri untuk bisa satu kelompok denganku dan Cheryna. Karena memang Rey dan Kath, dua nama terkahir yang belum mendapatkan kelompok. Karena kehebohan dari Rey, akhirnya keinginan nya terpenuhi untuk satu kelompok denganku.
Tugas nya hanya membuat power point setelah itu di presentasikan. kita membagi tugas supaya tidak pusing dan saling tunggu menunggu harus apa, selain itu juga supaya tugasnya cepat selesai. aku kebagian membuat Power Point, Fitralina mencari materi bersama Kath, dan Rey dia membantuku membuat Power Point. Saat sedang membuat Power Point, aku tidak fokus, aku gugup karna mata nya terus menatapku, begitu dalam hingga membuat ku sedikit, salah tingkah.
Rey menawarku untuk diantar pulang nanti, tapi aku menolak nya dengan alasan rumah ku dekat dari sekolah. lama lama dia memaksa sampai Fitralina dan Kath diajak kompromi oleh Rey.
mereka jadi pulang duluan meninggalkan aku dan
Rey.Alasan keduaku, aku memakai rok span sedangkan motor dia tinggi, jadi tidak bisa di antar pakai motor. Sampai akhirnya, dia pulang dalam keadaan yang kutebak, kecewa.
Aku tidak tahu apa isi pikirannya selama dia menatapku, aku tidak tahu apa arti tatapan yang ia berikan padaku. tapi yang jelas, dimulai hari itu, sedikit perasaanku, kuberikan untuknya.
Ya, Aku menyukainya. Hanya sedikit menyukainya karena dia baik dalam memperlakukan perempuan sebagaimana mestinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN WE FIRST MET
Teen Fiction" R-rey, kalo aku di permainkan seperti perempuan lainnya, bagaimana? aku engga mau menjadi salah satu bagian dari korban kamu." " trust me, bantu aku buktiin ke mereka kalo cowo playboy kaya aku juga bisa tulus sel." matanya terus menatapku, aku b...