40. Accident

327 36 1
                                    

HappyReading ☕





Senja duduk di singgasana, menampilkan keindahan tanpa perlu menyuarakannya.  Menghipnotis Miguel yang duduk di depan bengkel dengan memeluk kedua lutut.

"Nggak ada yang lebih musikal dari senja," ujar cowok itu.

Aiden disampingnya menoleh, "lagi kena musibah malah ngeluarin filosofi."

Miguel menatap Aiden heran, "musibah?"

"Kamera sama perekam suara, apa kabar?"

"Gue lagi mikirin caranya," ucap Miguel tenang.

Aiden menipiskan bibir. Daritadi mereka terpaksa tidak pulang dari sekolah karena mungkin saja Yudis akan kembali menjemput Clara, lagipula mereka tidak tau harus mencari Yudis kemana, cowok itu jarang pulang ke rumah.

"Anak ekskul udah pada pulang kayaknya," celetuk Miguel.

"Daritadi, njing." Aiden emosi.

"Masa?"

Nih anak bikin emosi emang. Aiden mencoba sabar sambil membuang pandangan.











"Migueeel,"


Aiden hafal suara centil itu.


"Nungguin aku ya?"

Aiden mau muntah. Tapi ditahan.

Miguel menatap Clara tanpa minat.

"Kok malah duduk sih? Ayo pulang," Clara menarik tangan Miguel, "eh, ada Aiden juga. Nemenin Miguel ya? Makasih ya."

Aiden diam. Cewek kurang perhatian kayak gini nggak perlu di ladeni.

Karena Miguel tidak bergeming, Gadis itu memilih duduk disebelahnya, "Mig, aku kesel banget sama Yudis. Aku berantem sama dia."

Aiden dan Miguel saling tatap.

"Kenapa?" Tanya Miguel cepat.

Clara mengulum senyum, "kamu kalau ada orang yang jahat sama aku, selalu cepet banget responnya."

Sumpal mulut cewek pake sepatu boleh nggak sih? Eneg Aiden dengernya. Kok bisa Miguel tahan sama gadis ini bertahun-tahun. Sakit jiwa emang!

"Berantem kenapa? Kalian ada masalah?" Miguel mencecar pertanyaan. Bukan karena peduli dengan Clara, melainkan cowok itu ingin mengorek informasi lebih.

"Emmm..." Clara menggeleng kecil sambil mengendikkan bahu, "bukan masalah besar, cuma beda pendapat aja."

Miguel merotasi mata tidak peduli. Dikirain info penting, malah curhat.

Ponsel Clara berdering panjang. Nama Yudis disana menarik perhatian mereka.

"Angkat," kata Miguel.

Clara mematikan panggilan, "nggak usah."

Aiden menggigit bibir geram bukan main. Apa di santet aja nih cewek ya? Kayaknya Aiden butuh info tempat santet profesional.


Gini loh, gini...




Aiden itu orangnya sabar. Sabaaar banget. Di kata-in, di rese-in, di apa-in juga diem—asal nggak main fisik— Lebih ke cuek sama keadaan disekitar.

Tapi semua itu nggak hilang gitu aja. Suatu saat jika rasa sabarnya sudah habis, dia akan marah sekuat yang Ia bisa, sampai-sampai nggak ada yang percaya kalau Aiden bisa semarah itu.

Seperti bom waktu. Akan meledak hebat pada waktunya.







Ponsel Clara berdering lagi




Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang