Hari di mana Jeon Wonwoo mengatakan, "Aku mencintaimu." Pada Kim Mingyu mungkin adalah hal terbesar yang pernah ia lakukan dalam rentang umurnya.
Hal-hal kecil seperti menjahili teman perempuannya; memasukkan kecoa ke tas mereka, lebih tepatnya, menjahili Tuan Choi—seorang guru Biologi—dengan cara meletakkan permen karet di bangku pria itu, sampai membuat contekan di paha, namun itu semua belum seberapa jika dibandingkan dengan rasa senang Wonwoo menjadi pengagum dari Kim Mingyu.
Wonwoo tak pernah mengerti. Ia tak pernah mengerti bagaimana jalan pikirannya melaju hingga saat itu akhirnya ia memilih mengungkapkannya saja. Wonwoo hanya ingin menunjukkan betapa ia memuja sosok tampan berambut hitam legam yang sering ia temui di koridor kampus. Lelaki muda itu pintar, salah satu alasan mengapa Wonwoo sangat ingin menjadi kekasihnya. Dan hari itu, adalah klimaksnya Wonwoo menahan rindu. Sudah sering ia menjadikan Mingyu objek mimpinya. Dan kali ini, Mingyu harus jadi objek nyata. Wonwoo lelah berkhayal. Jadi, ia mengendap ke balik lorong, menunggu lelaki tersebut muncul dan kemudian mengagetkannya lewat sikapnya yang malu-malu.
Saat itu Wonwoo menunduk, sebagian wajahnya tertutup poni dan ia tak sanggup menatap langsung ke mata lelaki ada di hadapannya. Sembari berkata lirih sambil mengangsurkan sekotak cokelat buatannya kemarin sore, Wonwoo memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. Ia belum betul-betul sadar sampai lelaki idamannya tersebut membalasnya dengan menunjukkan tindakannya yang nyata.
Kim Mingyu, lelaki yang lebih tinggi darinya itu langsung menciumnya tepat di bibir sebelum mengatakan—
"Aku juga menyukaimu."
Lelaki itu menerimanya.
— —
BEDAUERN
"Regret something that you have done,
and you wish that you had not done it."—Drama, Angst, Tragedy, Marriage Life—
All rights go to Azura Eve.
— —
Mereka menjalin kasih seperti pasangan muda pada umumnya. Berangkat dan pulang kuliah bersama-sama dengan jalan kaki berdua. Naik bus kota, dan akan berlari-larian saat ketika bus tersebut telah bosan menunggu mereka yang lelet. Anehnya lagi, ternyata Wonwoo baru tahu jika rumah Mingyu hanya berjarak beberapa petak dari rumahnya. Jadi, selama ini Mingyu tetangganya? Entahlah. Tapi yang Wonwoo tahu, memiliki Mingyu adalah kebahagiaan terbesar yang pernah ia dapatkan dalam hidupnya.
Kebahagiaan mereka tercetak jelas ketika tiap akhir pekan mereka berkencan. Mingyu akan mengajak Wonwoo menikmati matahari senja sambil makan permen kapas. Sekali waktu, mereka akan pergi ke kebun binatang setempat dan Mingyu akan mendapati Wonwoo-nya semringah sambil berusaha mengambil foto dengan jerapah. Terkadang, Mingyu akan menghimpit Wonwoo ke dinding rumah lelaki itu dan menciumnya hangat. Tentu saja Mingyu melakukannya hanya saat rumah Wonwoo sedang sepi.
Dan puncak dari pada kisah cinta anak ingusan itu adalah hari di mana Mingyu melamar Wonwoo.
Mingyu berlutut di hadapan kekasihnya. Ia mengangsurkan buket bunga. Isinya adalah mawar merah muda dengan kelopak terbuka berjumlah seratus empat puluh empat tangkai.
Wonwoo mengerjap bingung dan sebelum mulutnya terbuka untuk bertanya, Mingyu sudah lebih dulu menyelanya—
"Jeon Wonwoo, dengarkan aku: Aku bukan Pangeran dari Negeri Dongeng yang datang melamarmu dan mampu membawamu ke istana yang megah. Aku bukan saudagar kaya raya yang bisa memberimu harta berlimpah. Aku bukan malaikat yang berparas tampan dan selalu menarik bila dipandang. Bukan, sumpah aku bukan mereka. Tapi ini aku, ini aku Kim Mingyu yang mencintaimu..." Ujarnya. Sembari meraih punggung tangan kekasihnya, menggenggamnya erat. "Aku tahu mungkin aku bukan pria terbaik yang pernah ada. Tapi aku berani bersumpah, aku akan menjadi yang terbaik hanya untukmu. Aku akan berusaha," katanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bedauern (Multiple Version)
FanfictionAku mencintaimu hari ini, esok, dan sampai kapanpun itu meski kamu sudah tidak mencintaiku. Karena cintaku sudah buta dengan yang namanya penyesalan. - P1. Kim Mingyu x Jeon Wonwoo (Version) P2. Jung Jaehyun x Lee Taeyong (Version) Rated 18+ Drama...