🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh semangat nulisnya hihi😋😋
Happy reading all,hope you enjoy 😘😘
🐝🐝🐝
Gadis itu berdecak sebal saat dari tadi ponselnya terus berdering, bertuliskan 'bungsu' pada layarnya yang terus menerus menyala. Bukannya tak ingin mengangkat, namun ia bersumpah bahwa adiknya itu sangat sering menjahilinya. Dan saat ini sungguh ia sedang tak ingin di ganggu, pekerjaannya sudah menggunung hampir membuat kepalanya pecah.
Akan tetapi, pergerakannya itu tiba-tiba terhenti ketika ia baru menyadari, adiknya Ervan tak pernah menelponnya sebanyak ini jika itu hanya sebuah keusilan belaka. Maka, dengan cepat ia kembali menekan kontak sang adik, berharap memang tidak ada hal buruk yang terjadi.
"Hal-"
"Van, ada apa? Sorry tadi gue dari luar gak bawa hp."
Kafa, gadis yang tengah menelpon dan berbohong itu kini sedang menggigiti kukunya sembari berdo'a semoga firasatnya kali ini meleset.
"Maaf, sebelumnya, saya Gebli guru dari sekolah Ervan."
Kafa terdiam, pikirannya tiba-tiba menuju kepada sikap nakal sang adik yang membuatnya harus ke sekolah. Saat pikiran jeleknya itu hampir hinggap kembali, jantungnya tiba-tiba mencelos begitu mendengar rentetan kalimat yang diberitahukan oleh Gebli, guru Ervan di sekolahnya.
•••
Kafa bergerak gelisah saat mobil yang mengantar Ervan tak kunjung datang. Di sebelahnya ada Lacasa dan Dopi yang juga menemaninya karena jadwal mereka sedang kosong.
"Lama," keluhnya.
"Lagian kenapa gak panggil ambulans aja sih?" Tanya Kafa yang masih tak paham mengapa mereka malah memilih menggunakan mobil biasa.
"Kalo pake ambulans nanti harus nunggu, selagi ada mobil biasa mungkin mereka pikir bisa cepet ke rs," jelas Dupi.
"Udah telpon kak Resa?"
Kafa menggeleng, benar-benar tak memikirkan pada hal itu, otaknya seketika blank karena terlalu panik.
"Gue aja yang telpon kalo gitu," usul Lacasa yang langsung dilarang oleh Kafa.
"G-gue aja, Ca."
Lacasa, gadis yang akrab disapa 'Aca' itu mengangguk,membiarkan Kafa yang menghubungi kakak sulungnya. Lantas, Kafa pun merogoh ponselnya yang berada di saku snellinya. Gadis itu kemudian menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
Dalam hati, ia mengumpati sang kakak yang tak kunjung mengangkat panggilan tersebut.
Ka Resaaa angkatt aelahhh
Beruntung, detik berikutnya Resa mengangkat panggilan tersebut.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam kak, lagi ngapain?"
"Lagi kerja lah, lo pikir jam segini gue lagi ngedugem apa? belom buka Nya jam segini mah."
"Ih tai, bukan gitu maksud gue."
"Ya terus apa julaeha?"
Kafa bersumpah, rasa khawatirnya kini seketika tergantikan dengan rasa kesal pada sang kakak. Sungguh tidak peka sekali memang anak sulung dari 4 bersaudara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Dark Horse
FanfictionTerima kasih, sudah memberikan kesempatan bagi kacung lemah sepertiku merasakan perlindungan bagai seorang ratu. Gagah langkahmu, benar-benar seperti kuda hitam yang selalu membuatku merasa aman.