chapter 23 - our little angel

7.4K 483 6
                                    

Happy reading

-------

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore,saat ini Avin dan kedua orangtuanya akan kembali pulang ke mansion.

Saat menuju pulang,Avin tak sengaja melihat taman bermain yang pernah dia datangi waktu itu. Dan seketika dia teringat saat meminta ingin jalan-jalan kemarin dengan papanya,bukankah kemarin dia meminta untuk pergi ke taman?.

"Mama mau main sana,main sana" tunjuk Avin kearah taman.

"Ini sudah sore sayang,besok saja ya?" ucap mama membujuk.

Avin menggeleng cepat "Mau sekalang mama,ayo Mama ayooo~" Avin merengek.

"Coba bilang papa dulu,boleh tidak."

"Papa~"

"Tidak baby. hari sudah semakin sore,besok saja,hm." papa ikut membujuk.

"Sebental saja papa. adek mau lihat teman." Avin mengeluarkan jurus andalannya jika menginginkan sesuatu,puppy eyes.

sebenarnya mereka bingung,sejak kapan bayi mereka memiliki teman di taman.

Papa menghela nafas kemudian mengangguk.

"Baiklah,20 menit tidak lebih,paham?"

Avin mengangguk senang kemudian papa memerintah supir untuk berbelok menuju taman.

Mobil berhenti dan mereka langsung keluar dan berjalan menuju taman. Avin yang terlihat senang segera berlari menuju taman.

"Adek tunggu jangan berlari." teriak mama yang mencoba mengejar anaknya.

Felix selaku bodyguard pribadi Avin segera berlari menyusul tuan muda kecilnya.

Papa dan mama segera menyusul dengan cepat kearah Avin yang kini sudah duduk tanpa alas diatas rumput.

"Lain kali jangan berlari,nak." ucap papa yang hanya di jawab anggukan dari anaknya.

"Adek bilang mau bertemu teman,mana temannya?" tanya mama yang mengedarkan pandangan ke seluruh taman.

Avin menunjuk ke depan dan papa mama melihat arah yang di tunjuk Avin.

"Mana tidak ada siapapun disini selain kita." ucap papa bingung.

"Ini papa,ini teman adek." tunjuk Avin membuat mereka heran.

"Kupu-kupu?" ucap mama diangguki Avin.

"astaga sayang mama kira teman adek orang,rupanya kupu-kupu." ucap mama mengusak rambut Avin karena gemas.

Saat ini di taman terlihat sedikit ramai oleh pengunjung,banyak anak kecil yang datang untuk bermain dengan keluarga mereka,beberapa pasangan muda juga ikut memenuhi taman.

Hanya ada 4 bodyguard termasuk Felix yang ikut ke taman,dan memang sedari mereka pergi ke mall dan kebun binatang hanya empat orang yang dibawa papa. Dan saat ini ketiga bodyguard menjaga dari jarak sedikit jauh dan berpencar sedangkan Felix berjaga di dekat Avin.

"Target sudah datang,tuan." ucap seseorang lewat earpiece nya yang kini berada di balik pohon besar yang tak jauh dari area Avin bermain.

Avin kini sedang mengejar kupu-kupu yang terbang sedikit tinggi. Avin mencoba menggapai kupu-kupu itu dan berlari.

sedangkan kedua orangtua Avin tidak mengetahui jika anaknya sedikit menjauh karena mereka tiba-tiba mendapat panggilan masuk dari ponsel masing-masing.

"Kupu-kupu sini,Avin mau tangkap." teriak Avin.

seolah-olah semua sudah direncanakan,untuk melancarkan aksinya,seseorang menelpon Felix sehingga Felix sama seperti kedua orang tua Avin yang mengangkat panggilan tersebut.

Avin mendekat kearah pohon dimana seseorang tadi berada,dengan cekatan orang itu menempelkan kain yang sudah ada bius di hidung dan mulut Avin membuat anak itu dengan cepat tak sadarkan diri.

orang itu membawa Avin menuju mobilnya yang sudah terparkir tak jauh dari tempat dia bersembunyi.

ketiga bodyguard yang dibawa papa dengan cepat mencegat orang yang membawa Avin. tiba-tiba dari dalam mobil beberapa orang keluar dan mencoba untuk melawan para bodyguard. perkelahian tak terelakan,para bodyguard kalah telak karena mereka harus melawan lebih dari 5 orang. lawan tak sebanding membuat ketiga bodyguard menjadi kalah.

Mama yang lebih dulu mematikan ponselnya langsung kembali menatap kearah Avin bermain dan ternyata kosong,tidak ada Avin disana. mama mengedarkan pandangannya dan seketika terkejut saat melihat seseorang berpakaian hitam mencoba untuk memasukkan Avin ke dalam mobil Van hitam.

"ADEK,TUNGGU JANGAN BAWA ANAKKU. MAS ADEK." teriak mama mencoba mengejar mobil yang kini sudah menjauh.

Papa yang mendengar teriakan istrinya langsung memutuskan sambungan telponnya dan berjalan cepat menuju istrinya yang udah menangis histeris.

"Sayang hei ada apa,hm?" tanya papa panik.

"adek mas." lirih mama dalam tangisan.

Papa mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman dan tidak mendapati anaknya disana.

"Dimana anak kita. FELIX." teriak papa memanggil.

Felix yang terkejut mendengar panggilan dari tuannya langsung memutuskan panggilan itu dan segera mendekat.

"BERPENCAR DAN CARI ANAKKU SEKARANG." perintah papa yang kini terlihat emosi.

Papa mencoba memapah mama kemudian mereka kembali menuju mobil.

Papa membawa mama masuk ke dalam mobil.

"Pulang dulu,hm. aku janji akan membawa anak kita pulang bersama." ucap papa menatap lembut mama.

mama yang masih menangis menggeleng keras

"Nggak mas,aku mau ikut mencari baby. mereka telah membawa baby,aku ingin ikut mencari." ucap mama memegang jas bagian depan suaminya memohon untuk ikut bersamanya.

papa menghela nafas panjang kemudian ikut masuk ke dalam mobil.

"Pulang." perintah papa pada supir.

papa memeluk mama yang kini masih terisak di pelukannya.

terlihat gurat amarah serta emosi yang memuncak di wajah papa. bahkan supir yang membawa mereka pulang pun menelan ludah kasar serta sudah mengeluarkan keringat dingin saat mendengar Geraman rendah dari tuannya.

saat sampai di mansion,anggota keluarga yang lain terlihat terkejut melihat keadaan mama dan papa apalagi mereka melihat keadaan mama yang masih terisak.

"Apa yang terjadi?" tanya opa melihat papa yang masih terlihat emosi.

"Matteo lacak keberadaan baby sekarang,ada seseorang yang mencoba menculik baby." papa memerintahkan Matteo,anak sulung kakaknya yang kebetulan saat ini tengah memegang laptop.

"APA!!" mereka terkejut mendengar ucapan papa,para wanita sudah menangis histeris sedangkan para pria terlihat emosi dan marah.

Matteo segera melakukan perintah dari papanya,Matteo tau jika di dalam kalung yang di berikan oleh opanya beberapa hari yang lalu terdapat GPS. Matteo dengan lincah mengetik beberapa huruf dan angka dan tak lama...

"Aku menemukan lokasinya." ucap Matteo membuat mereka semua menatapnya.

"Dimana?"

"Di dekat jembatan dekat sungai Skype." ucapan Mario membuat mereka langsung bersiap untuk pergi menuju tempat lokasi.

"Aku ikut." celetuk mama membuat papa menatap mama.

papa menggeleng pelan "Tunggu dirumah saja,hm. Aku janji akan membawa anak kita dengan selamat." ucap papa memegang kedua pipi mama kemudian mengecup kening mama.

"Berjanjilah untuk membawa baby dengan selamat,aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu pada baby." ucap mama memandang sendu dan tatapan memohon.

papa mengangguk pelan kemudian menatap opa,Daddy dan anak serta keponakannya. mereka segera pergi dengan membawa beberapa bodyguard.

-------

Terimakasih sudah membaca cerita Avin, jangan lupa vote and comment 🥰.

tbc

OUR LITTLE ANGEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang