chapter 44 - our little angel (END)

6.2K 461 31
                                    

Happy reading

-------------

Setiap manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan. Bukan hanya manusia,hewan pun hidup berpasangan. Kadang kala hidup tak selamanya berakhir menyedihkan,di setiap kesedihan pasti ada kebahagiaan yang menanti. Seperti pepatah bersedih sedih dahulu bersenang-senang kemudian. Untuk mencapai kebahagiaan itu pun banyak rintangan yang harus di hadapapi. Seseorang mengatakan kebahagiaan bukan di cari atau ditunggu,melainkan kebahagiaan itu diciptakan dari hati oleh diri sendiri.

Avin duduk di pangkuan papanya melihat grandpa Arthur digandeng bunda Sabrina dengan balutan gaun yang sangat cantik berjalan beriringan. Senyum bahagia terpatri di wajah cantik itu membuat seluruh tamu undangan yang hadir ikut tersenyum melihat raut wajah bahagia peran utama hari ini.

Tepatnya hari ini,acara pernikahan pasangan Grey dan Sabrina dilangsungkan. Pernikahan mewah dan megah di hadiri oleh banyak para tamu undangan. Para tamu juga pun ikut berbahagia melihat betapa serasinya pasangan itu.

Papi berganti membawa bunda ke gandengannya dan menghadap pendeta. Janji nikah pun terlaksana dengan khidmat.

Dan kini saatnya menyematkan cincin di jari keduanya.

Dari ujung altar berjalan seorang anak yang tak lain Avin dengan membawa keranjang kecil berisi bunga. Avin tertawa senang saat menaburkan bunga-bunganya. Para tamu undangan pun dibuat gemas melihat betapa menggemaskannya si bayi dengan balutan jas hitam serta dasi kupu-kupu yang melingkar di lehernya.

Si bayi berjalan mendekati papi dan bunda yang tersenyum gemas menanti kedatangannya.

Papi berjongkok merentangkan tangannya menunggu si anak lucu datang ke dalam pelukannya. Papi mengecup pipi berisi si bayi begitupun juga dengan bunda.

Setelah pelukan terlepas,Avin merogoh saku jasnya dan memberikan kotak cincin pada papinya.

"Terimakasih sayang." Ucap papi diangguki Avin dengan senyum gemasnya.

Setelahnya Avin berlari menghampiri papa yang duduk di kursi paling depan. Papa membawa si bayi ke dalam pangkuannya. Mama mengecup pipi si bayi dihadiahi tawa gemas.

Kembali ke kedua pasangan itu,setelah cincin itu tersemat kini prosesi terakhir yaitu sebuah ciuman.

Saat pasangan itu berciuman,kedua mata si bayi ditutup oleh tangan besar papanya. Avin yang matanya ditutup oleh papa mengernyit bingung.

"Adek tidak bisa lihat papa. Kenapa matanya ditutup. Adek mau lihat papi." Tangan Avin mencoba menyingkirkan tangan sang papa dari matanya.

Setelah ciuman berakhir barulah tangan papa menyingkir membuat si bayi merengut tak suka kemudian memukul pelan wajah papanya.

"Gara-gara papa adek tidak jadi lihat kiss kiss nya papi." Si bayi menatap tajam papanya.

"Anak kecil tidak boleh melihat hal-hal seperti itu." Ucap mama.

---------

Saat ini acara sudah berganti,bahkan bunda sudah berganti pakaian dengan gaun lainnya yang tak kalah cantik. Tidak ada pelaminan atau semacamnya. Papi dan bunda memutuskan untuk tidak memakainya dan memilih untuk berbaur dengan yang lainnya saja.

Beberapa tamu undangan menyempatkan untuk memberi selamat pada papi dan bunda yang berdiri berdampingan.

Dari belakang Avin berlari dan menubruk kaki papi. Papi yang sedang mengobrol dengan para tamu terkejut dan menoleh ke belakang mendapati si bayi tengah merengut. Dibawanya si bayi ke dalam gendongannya.

"Kenapa sayang?" Tanya papi mengusap pipi si bayi.

Belum dijawab dari belakang terlihat Matteo berjalan menghampiri.

OUR LITTLE ANGEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang