prolog

121 15 4
                                    

Kehidupan yang bebas, penuh dengan kebahagian yang tidak palsu juga sesuatu yang dia inginkannya menjadi kenyataan adalah hal selalu diimpikan oleh Jiang Cheng. Menjadi seorang aktor terkemuka bukan berarti dia memiliki hidup yang mudah walau keadaan ekonominya tidak sulit, awalnya dia tidak peduli dengan segalanya entah itu masalah publik orang lain, skandal panas ataupun tentang percintaan.

Yang selalu dipikirkannya adalah karirnya, sebuah jalan menuju akhir dari hidupnya yang telah dia bangun dengan segala pengorbanan. Tapi saat pertama kali melihat pria itu dia mulai berpikir bodoh dan ingin egois.

Saat itu adalah acara award dimana berkumpulnya banyak para artis dan aktor. Dia bertemu dengan sahabatnya juga kakak angkatnya di sini yang juga mengikuti acara ini. Nie Huaisang terlihat berbeda dari dulu dimana dia memanjangkan rambutnya lebih dari masa sekolah mereka, dan juga kakak angkatnya Wei wuxian tampil sangat memukai pada saat itu, dia benar-benar seorang bintang dan dia memborong hampir semua penghargaan saat itu.

Rasa iri tentu saja dia rasakan, tapi hanya senyum kecil yang dia tampilkan. Lalu dia melihat ke samping saat Nie huaisang memanggil kakaknya, Nie Mingjue dan matanya terpaku pada pria dengan rambut panjang berwarna hitam legam, senyum ramah yang benar-benar menawan dan manik coklat gelap yang menghanyutkannya.

Jiang Cheng terhipnotis.

Perasaan itu baru kali ini dia rasakan, perasaan membuncah yang berada di dalam hatinya dan detakan jantung yang berguncang hebat. Perasaan itu memang agak berlebihan tapi itulah yang Jiang Cheng rasakan saat menatap pria Lan itu.

“Jiang-xiong!“ Nie Huaisang memanggilnya ke arah meja itu

Dia segera ke sana dan memberi hormat pada Nie Mingjue dan pria itu, tentu saja dia tahu siapa dia. Dia adalah giok Lan pertama yang ikut memajukan perusahaan besar Lan group setelah ayahnya tiada, dan pamannya yang memutuskan untuk pensiun. Jiang Cheng mengenalnya karena Wei Wuxian menjalin hubungan dengan saudara pria itu, Lan Wangji.

“Tuan muda Jiang, lama tidak bertemu” Lan Xichen menyapanya

“Apa Tuan muda Lan mengenal saya?”

“walau umur kita saat bertemu masih kecil aku masih mengingatnya saat mendengar marga keluargamu, siapa lagi kalau bukan Jiang wanyin putra bungsu keluarga Jiang”

“Ah iya, kita bertemu saat pertemuan keluarga. Saat saya sudah besar, anda melanjutkan pendidikan di luar negri”

Mereka saling bertukar pandang dan berbagi senyuman.

Beberapa minggu terlewat setelah acara itu selesai Jiang Cheng merasa harinya benar-benar luar biasa, tidak ada hal yang lebih membahagiakan daripada jatuh cinta. Dia bertemu kembali dengan Lan Xichen di salah satu toko di mall besar, hingga mereka kembali mengobrol di salah satu kafe dan saling berbagi nomor telepon.

Tapi bagai dihempas setelah terambung tinggi saat mendengar perkataan Nie Huaisang.

“Er-Ge akan segera melangsungkan pertunangan dalam dua minggu ini, dia memberikan undangan untuk kalian”

Jiang Cheng seolah terjatuh kedalam kubangan kotor yang dalam, yang awalnya berada di atas langit tiba-tiba harus jatuh dengan keras. Perasaan itu sudah menjalar jauh tapi apa yang sekarang ini dia dengar? Lan Xichen sudah menjadi milik orang lain.

“S-siapa yang akan bertunangan dengannya?” Jiang Cheng bertanya dengan nada sedikit bergetar walau tidak kentara

“kau tidak tahu? Ya tuhan Jiang-Xiong, mereka sudah berhubungan sejak Er-Ge belajar di luar negri dan itu sangat lama. Dia adalah Jin Guangyao”

“Ah dia adik angkat dari merak itu bukan?” Wei Wuxian tampak sangat antusias membahasnya

“Wei-Xiong kau ini adalah kekasih dari Lan Wangji tapi kenapa tidak tahu siapa kekasih Er-Ge?”

“Hubungan mereka sepertinya tertutup, aku bahkan baru tahu Xichen-ge punya seorang kekasih”

Sementara mereka berdua membahas soal Lan Xichen dengan antusias berbeda dengan Jiang Cheng yang melamun dengan segala pikirannya, dia tidak pernah tertarik dengan siapapun tapi baru kali ini dia menyukai seseorang. Tapi kabar yang seperti itu membuatnya sedikit kecewa.

Berlompat ke waktu pertunangan Lan Cichen, Jiang Cheng terjebak di dalam kabedon pria itu yang berada di ruang hias. Pertunangan akan segera dimulai tapi pria ini malah memanggilnya dengan alasan penting, membuatnya segera bergegas ke sana. Tapi, ternyata pria ini malah meng-kabedonnya di tembok dan menatapnya dengan dalam seperti ini.

“Jiang Wanyin aku...”

“Lan Xichen apa yang kau lakukan? Apa kau gila! Lepaskan aku, bagaimana kalau ada orang yang melihat kita saat ini?”

“Aku hanya ingin memberitahukanmu sesuatu”

“Apa? Kau bisa bicara tapi tidak dalam keadaan seperti ini!”

“Aku tertarik padamu”

Jiang Cheng menatap manik coklat lembut itu dengan tatapan terkejut, dia membelakkan matany setelah itu. Apa maksud dari pria ini?

“Kau akan segera bertunangan Lan Xichen!”

“Aku tahu itu, aku hanya ingin...”

“Apa! Kau hanya tertarik”

“Aku tahu kau juga tertarik padaku, bukankah kita sama?”

“Itu...”

“Uhmmmm....” mulutnya terbungkam oleh bibir pria itu

Dan hubungan gelap mereka dimulai pada saat itu.

Hii, sudah lama sekali tidak membuka wattpad dan akhirnya aku mempublish cerita baru, maaf karena bukannya update Different destiny malah publish cerita baru. Cerita ini sudah lama di draft, jadi sambil menunggu progresku melanjutkan Different Destiny, aku akan mempublish cerita ini, jadi tunggu saja. See you!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wound and CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang