11. Kekhawatiran Rania

83 7 0
                                    

Hai, Welcome!
Vote dan komen supaya saya semangat untuk update!
Jangan ragu untuk memberikan kritik dan saran bisa langsung ke Instagram @alffhechi28 atau @writer.alffh

✨Happy Reading!✨

“Masak apa, Bi?” tanya Viona yang baru saja selesai mandi.

“Ini nyonya, Non Relia minta dibuatkan mie goreng Aceh,” jawab Bi Tarmi yang masih fokus menyiapkan mie.

Seketika tatapan Viona menjadi datar, “Buang! Buang semua mie! Siapkan sarapan seperti jadwal!”

Bi Tarmi menelan air liurnya kasar, ia berucap dalam hati meminta maaf kepada Non Relia karena tidak bisa menepati janji semalam.

“Ada apa, Bun?” tanya Rania yang datang karena mendengar suara ibunya itu. Namun, pertanyaan gadis itu tak dihiraukan ibunya yang malah pergi.

“Mau dikemanakan semua mie ini, Bi?” tanya Rania menatap Bi Tarmi. “Nyonya minta buang semua mie ini, Non. Karena Non Relia minta dibuatkan mie Aceh untuk sarapan.”

“Bibi simpan aja mienya, bagiin ke yang lainnya. Bunda paling gak suka melihat kita sarapan mie,” ucap Rania meninggalkan dapur.

“Bibi,” panggil Relia yang tiba-tiba muncul setelah Rania hilang dari pandangan gadis itu. “Maaf, Relia gak tau kalo bunda gak suka ada yang sarapan mie,” ucap Relia dengan penuh penyesalan.

“Gak papa non. Non, mau ganti sarapan apa?” tanya Bi Tarmi. “Relia ikut roti aja. Relia takut bibi kena marah lagi,” jawab Relia berjalan ke arah ruang makan.

“Pelajari aturan di rumah ini,” ucap Rania memberikan kertas yang tertulis aturan di keluarga Elbiozsan.

Relia menatap Rania dan kertas itu secara bergantian, ia menghela napasnya pelan, “Terima kasih,” ucap gadis itu memasukkan kertas itu ke dalam ranselnya.

Satu persatu semua anggota keluarga mulai berkumpul di meja makan. Relia menatap roti di depannya dengan pandangan aneh.

“Kenapa?” tanya Agam kepada Relia, membuat mereka yang berada di meja makan menoleh. “Ah, gak papa,” kata Relia seraya memakan roti selai itu dengan pelan.

“Siang nanti, ayah dan bunda akan berangkat ke Spanyol untuk perjalanan bisnis selama 1 bulan,” ucap Barra setelah mereka semua selesai sarapan.

“Ya,” jawab Agam dan Rania bersamaan. “Jaga diri, jangan berbuat ulah,” kata Viona memperingati mereka.

“Aku berangkat,” ucap Relia berdiri dari duduknya. “Berangkat bareng Rania aja,” ucap Barra membuat Relia menatap Rania yang menganggukkan kepalanya.

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil yang berjalan dengan kecepatan normal. Keheningan mendampingi keduanya, tak ada yang ingin membuka percakapan hingga mereka sampai di sekolah.

“Terima kasih,” ucap Relia sebelum keluar dari mobil.

“Bareng?” tanya Tiara yang tiba-tiba muncul dihadapan Rania. Gadis itu hanya membalas dengan deheman singkat. “Kemarin di anter, sekarang bareng, yakin besok bakal dianter Bang Agam,” kata Tiara.

Rania melirik singkat Tiara, apa yang diucapkan gadis itu juga yang saat ini ada dipikirannya.

𖤣𖤥𝓜𝔂 𝓣𝔀𝓲𝓷 𝓣𝓻𝓪𝓷𝓼𝓶𝓲𝓰𝓻𝓪𝓽𝓲𝓸𝓷𖤣𖤥

My Twin Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang