Suara sorakan yang begitu ramai terdengar seperti suara samaran ditelinga milik pemuda dengan gaun pengantin putihnya. ia berjalan dengan anggun menuju kepanggung acara dimana sang pengantin pria sedang menunggu dirinya. Walau begitu pemuda itu tampak seolah tidak mempunyai perasaan atau jiwa di dalam tubuh si pemuda tersebut.
Dengan jiwa yang seolah menghilang dari tubuhnya, pemuda itu tidak sadar bahwa kini dia telah berhadapan langsung dengan pengantin pria tersebut.
Pengantin pria itupun mendekatkan kepalanya ke telinga milik pemuda itu dan berbisik dengan lembut.
"Ingatlah ini hanyalah sebuah pernikahan nama, jangan berpikir bisa mengubah rasa benciku kepadamu Hangyeom"
Perkataan itu mampu membuat hangyeom membeku. Hangyeom pun menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya berusaha tidak mengeluarkan air mata yang mungkin akan mengancam keluar dari kelopak matanya yang indah.
"Yechan.." Lirih hangyeom. Hangyeom pun menutup lembut kelopak matanya dan menghayal seolah didepannya adalah sesosok kekasih yang begitu ia cintai sedang tersenyum kearah dirinya dan dengan lembut memegang telapak tangannya dan menciumnya dengan lembut.
"Hyuk-ah.. Maafkan Gyeomie.."
Flashback>>
Hyuk dan hangyeom merupakan sepasang kekasih yang begitu serasi pada masa SMAnya sampai kuliahnya. Mereka pacaran hampir 6 atau 7 tahun lamanya.
Banyak kenangan kenangan kecil mulai membekas diingatan mereka masing masing. dimulai saat Hyuk mengajar hangyeom memainkan alat musik biola dan sebaliknya.
Namun bagaimanapun itu Hyuk tidak berani menyentuh kekasihnya itu bahkan hanya kecupan biasa karena dia sangat menghargai kekasihnya itu karena hangyeom mempunyai sebuah trauma.Namun waktu begitu kejam merebut paksa hangyeom dari pelukannya dengan cara yang begitu kejam yang membuat Hyuk kewalahan.
Hyuk menatap kosong kearah hangyeom seolah tidak percaya dengan apa yang dialaminya dan lebih tidak percaya nya lagi hangyeom seseorang yang begitu ia cintai dan ia perlakukan sebagai ratu meminta putus dengannya."Hyuk.. Mari kita putus" ucap hangyeom dengan pelan. Kata demi kata yang dilontarkan hangyeom mampu membuat dunia Hyuk hancur berkeping-keping.
Bagaimana tidak?
Hangyeom adalah manusia satu satunya yang mampu membuka lebar pintu hatinya. Bertemu dengan hangyeom seolah berhasil menemukan sedikit demi sedikit cahaya yang perlahan muncul untuk menyinari gelapnya kehidupannya. Namun diwaktu yang sama hangyeom jugalah yang membuat dirinya seolah jatuh ke dalam dasar jurang begitu saja tanpa menolehkan sedikitpun kearah dirinya.
Tanpa sadar hyukpun mengeluarkan air matanya dan memegang lembut telapak tangan milik hangyeom dan menggelengkan kepalanya. Persetan dengan harga dirinya. Persetan dengan semua itu. Satu permintaan yang diinginkan Hyuk adalah selalu disamping hangyeom.
Isakan demi isakan terdengar ditelinga hangyeom membuat dunia hangyeom terguncang. Hangyeom pun mengelus lembut pipi milik hangyeom untuk menghapus jejak air mata milik hangyeom dan tersenyum lembut.
Ribuan maaf berhasil dilontarkan dari mulut kecil milik hangyeom yang diiringi isakan kecil seolah menyalurkan perasaannya dengan menggenggam erat telapak tangannya milik Hyuk.
Dengan perlahan hangyeom pun berjinjit mencium lembut bibir milik Hyuk dan memejamkan matanya. Perlakuannya itu mampu membuat sang empu terdiam dan perlahan Hyuk pun memeluk pinggang milik hangyeom dan merekapun tenggelam kedalam ciuman yang begitu sakit namun begitu manis disaat yang bersamaan.
Dengan ciuman itu pula hangyeom berjanji kepada dirinya sendiri bahwa itu adalah ciuman pertama dan untuk keterakhir kalinya. Cintanya hangyeom akan habis ke Hyuk begitupun sebaliknya.
Tbc
Aku ngubah alur ceritanya:)
Tiba tiba pen aja ngeship yechan sama hangyeom tapi yaudahlah ya karna gabut juga:)
Tapi disini tetap ada Jaehan sama yechan kok:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Second choice °Yechan × Song Hangyeom°
FanfictionPernikahan merupakan sesuatu hal yang begitu bahagia bagi setiap orang. Dimana kedua belah pihak tersebut perlahan akan membentuk sebuah keluarga kecil dan menjalani sisa hidup mereka hingga akhir hayatnya tiba. Namun tidak dengan pemuda yang bern...