Part 3

126 19 6
                                    

   Ramen yang awalnya hangyeom masak untuk diberikan yechan kini akhirnya berakhir disantap dengan santai oleh Hyuk.
Hyuk pun menyantap ramen yang dibuat hangyeom dengan sangat semangat. Kalau diliat dengan mata batin mungkin dibelakang Hyuk bakalan mempunyai ekor anjing yang ngibas ngibas.

Hangyeom hanya menatap Hyuk yang tertawa sambil melontarkan lelucon sambil memakan ramen buatannya. Hatinya perlahan mulai menghangat dan hangyeom pun tersenyum lembut. Kapan terakhir kali mereka begini? Pikir hangyeom.

"Buka mulutmu" ucap Hyuk dengan semangat. Hangyeom mengangkat satu alisnya dengan bingung. Belum sempat ia melontarkan perkataan Hyuk dengan cepat menyiapkan sesendok ramen ke mulut hangyeom dan kembali menyuapi dirinya sendiri seolah tidak ada hal yang terjadi.

Hangyeom pun tersentak namun kemudian dia tetap menelan makanan yang disuap Hyuk. Hangyeom pun memukul lengan kekar milik Hyuk dengan pelan yang membuat Hyuk tertawa gemas.

Namun beberapa menit kemudian hangyeom pun tersadar tujuan dia bertemu dengan Hyuk bukanlah ini.


Ini seharusnya tidak terjadi..

Ini diluar jangkauan hangyeom..


Lalu hangyeom pun melepaskan jaket yang melekat di tubuhnya.

"Ini jaketmu" ucap hangyeom sambil melempar jaketnya dan mendarat ke muka halus milik Hyuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini jaketmu" ucap hangyeom sambil melempar jaketnya dan mendarat ke muka halus milik Hyuk.

Rasanya pen kali ngecekek tapi yang ngelempar itu malaikat tak bersayap pikir hyuk sambil menghela nafasnya. Udah biasa atuh.

Hangyeom hanya diam dan menundukkan kepalanya. "Jangan menghubungiku lagi, anggap aja kita tidak bertemu dan saling asing" ucap hangyeom yang berusaha tetap tegar.

Matanya yang lembut seolah mampu menusuk bagaikan jarum saat ia melihat mata hyuk yang kosong setelah hangyeom mengucapkan kata demi kata tersebut. Hyuk pun berdiri dan memegang bahu milik hangyeom dan kemudian menggenggam pergelangan tangan milik hangyeom.

"Kenapa kau masih tetap mau putus samaku? setidaknya beri aku alasan yang jelas!" ucap Hyuk. Hangyeom merasa tidak tahan dengan Hyuk yang tetap tidak bisa melepaskannya. Dirinya merasa sesak. Hangyeom ingin sekali memeluk Hyuk tapi--
Hangyeom pun melepaskan tangan hyuk yang berusaha memeluknya.

.
.
.

Hati Hyuk terasa seperti tertusuk jarum bahkan ribuan pisau. Baru saja mereka bersikap seperti layaknya sepasang kekasih tapi kenapa ujungnya seperti ini?

Lagi lagi Hyuk kembali terjatuh ke dunia gelap setelah hangyeom pergi meninggalkan dirinya tanpa sepatah katapun. Cahayanya yang tadi berhasil menyinari nya berhasil kembali redup saat hangyeom pergi.

.

.

.

Di sisi hangyeom, saat ini dirinya sedang menatap foto dirinya dengan Hyuk. Sesekali mengelus lembut foto dimana Hyuk sedang tersenyum ke arah dirinya.

Memang benar di dalam lubuk hati hangyeom hanya ada hyuk. Tapi bagaimanapun juga dia sudah menikah dan tidak boleh mengkhianati yechan. Walau yechan mengkhianati dirinya.

Saat lamanya melamun, tiba tiba HP hangyeom membunyikan sering yang mengartikan ada pesan notif masuk.

Helaan nafas berhasil keluar dari mulut hangyeom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Helaan nafas berhasil keluar dari mulut hangyeom. Hangyeom pun memasak makanan yang disuruh yechan dan segera pergi ke lokasi yang dikirimkan oleh yechan.

Namun naas, ditengah perjalanannya hujan deras mulai berturunan. Hangyeom menggigil kedinginan sambil memeluk dirinya sendiri dan berjalan dengan sempoyongan ke arah apartement yang dituju.

Hangyeom pun mengetuk pintu namun sangat pemilik rumah tak kunjung membukanya bahkan menyahutnya. Saat hangyeom ingin mengetukkan lagi, suara erangan berhasil membuat hangyeom membeku.

"Nghh.. Yechan.. Ahh..."

"Slowhh.. Nghh.."

"Ahh.. Sempit.."

Dengan tangan yang bergetar
Hangyeom pun berusaha meengetuk pintu lebih keras.

Namun hasilnya tetap sama. Hangyeom merasa tubuhnya mulai panas dan kemudian mundur dan pergi meninggal kan apartemen yang diduga milik jaehan.

Dengan jalan yang sempoyan hangyeom melewati hujannya deras dengan perasaan kecewa hangyeom tetap berusaha melindungi makanan yang dipesan oleh yechan dengan memeluknya agar makanan tidak dingin.

Karena tidak bisa menopang tubuhnya yang perlahan terasa ringan hangyeom pun akhirnya terjatuh ditengah jalan sampai pada akhirnya makanan yang berusaha hangyeom lindungin pun terlempar dan berserakan di tanah.

Hangyeom pun mengulurkan tangannya untuk mengambil makanan yang berserakan tadi. Namun beberapa detik kemudian, kelopak mata hangyeom mulai memberat dan hangyeom pun pada akhirnya tertidur dengan pulas dalam keadaan tubuh yang dibasahi oleh derasnya hujan ini.

.
.

Gelapnya malam menyelimuti tubuh hangyeom yang perlahan mulai membiru akibat dinginnya hujan.

Malampun berganti menjadi pagi. Matahari yang terik menyinari wajah dan tubuh milik hangyeom dan perlahan menyelimuti hangatnya dari sinar matahari. Hangyeom pun perlahan membuka kelopak matanya yang indah.

Dengan perlahan dirinya mendudukkan dirinya. Ternyata masih dijalanan sepi. Bahkan yechan tidak peduli dengannya. Pemikiran itu membuat hangyeom tersenyum kecut.

Hangyeom pun berusaha mengumpulkan tenaganya dan berusaha bangkit dan pulang menuju apartemennya yechan. Tubuhnya panas dan lemas. Kakinya sakit. Namun hangyeom tetap berusaha untuk pulang ke apartement yang sepi itu.

Saat hangyeom berhasil nenuju apartemennya sendiri. Saat hangyeom membuka pintunya dengan pelan, tamparan keras mulai mendarat di pipinya yang halus.

Hangyeom lagi lagi membeku akan tamparan itu. Memegangi pipinya dan perlahan mengusapnya dengan pelan.























"Kemana aja lo? lo jangan jadi jalang ya! Lo itu kemana aja semalam hah?! Keluyuran lo!"

"Dasar istri gak tau diri!"

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second choice °Yechan × Song Hangyeom°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang