n: semua yg terjadi disini hanyalah fiksi!!
Surai biru langit itu mengintip malu dari balik gerobak tukang siomay yg biasa mangkal di depan sekolahnya. Si pemilik gerobak; Mang Arip namanya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah unik remaja itu.
"Masuk aja atuh Sou, nanti keburu ibu guru masuk kelas" ujar Mang Arip, karena bunyi bel sekolah sudah sedari tadi terdengar namun bocah ini baru saja tiba di sekolah.
Remaja lelaki itu mencebik bibirnya kesal, ia memutuskan untuk memutari sekolah berniat untuk masuk lewat belakang. Dirinya sudah cukup lihai keluar masuk melewati dinding pembatas di belakang gedung sekolahnya, namun sialnya ia masih belum cukup lihai menghindari pria di hadapannya sekarang.
Ia menyilangkan tangannya angkuh dengan netra yg masih fokus memperhatikan mangsanya, senyum mengejek dan sedikit tawa kecil semakin membuat si biru langit kesal nyaris melayangkan pukulan jika tidak mengingat almamater OSIS yg tengah dia pakai.
"Lu lagi, lu lagi. Mau sampai kapan telat dateng ke sekolah terus Souta" ucap siswa ber-almamater OSIS itu. Siswa yg di panggil Souta itu menatapnya jengkel, entah bagaimana kakak kelasnya ini selalu mengusik kehidupan tenangnya.
"Kok lu tau gw bakal lewat sini sih anying" misuh Souta padanya
"Lu tuh ke baca banget loh, karena Arion yg jaga gerbang hari ini makannya lu takut dan masuk lewat tembok samping gerbang belakang" ucapnya, lagi-lagi Souta mencibir tidak suka. Jujur saja ia tak pernah takut di hukum oleh siapapun, terkecuali satu orang yaitu Arion.
Pria dengan nama arti bintang itu adalah ketua OSIS yg beberapa bulan lagi akan lepas jabatan karena akan memfokuskan dirinya sebagai anak kelas 3, ia masih merupakan kerabat jauhnya. Jangan heran jika orang tuanya selalu memuji-muji dia. Sebenarnya masih banyak alasan Souta tak mau berurusan langsung dengannya, tapi yg tadi itu salah satunya.
"Ayo ikut gw kelapangan" ucap yg lebih tua
"Gin anjing" umpat Souta, sang empu yg mendengarnya hanya tertawa puas.
Siswa yg mengenakan almamater OSIS dengan ber-nametag kan 'Gin Dhanurendra' ini menatap puas adik kelasnya yg menurut untuk di hukum, ia memantau dari jauh memperhatikan yg lebih muda mulai letih karena berdiri menghormati bendera sejak setengah jam lalu. Terlalu fokus menatap arah lapangan, dirinya tanpa sengaja tertabrak seseorang. Keduanya terjatuh meringis memegangi bokongnya masing-masing.
Gin bangun terlebih dahulu mendapati surai merah yg masih saja fokus dengan rasa sakitnya, ia menatap jengah melihat apa yg dibawa oleh orang di hadapannya. Surai merah ini masih membawa tasnya tanda ia baru saja tiba disekolah, entah bagaimana ceritanya ia bisa lolos dari satpam dan anggota OSIS lain yg tengah berjaga.
"You good Ris?" Tanya Gin
Surai merah itu mengangguk kecil, bibirnya berdecak kesal ketika sadar siapa yg mengajaknya bicara. Tanpa sepatah katapun ia dengan inisiatif diri ikut berdiri di samping Souta untuk menghormati bendera.
"1 jam" ucap Gin memberi tahu si surai merah
"Nyenyenyenye" jawabnya meledek, Souta tertawa puas mendengarnya
"Lu 10 menit lagi Sou" ucap Gin pada Souta yg hanya dibalas seadanya. Surai hitam itu perlahan pergi meninggalkan keduanya.
"Kalau bukan karena si Arion, gw pasti udah tidur di kelas sekarang" misuh si surai merah. Souta menatap di sebelahnya bingung, ia sedikit mendongak keatas karena perbedaan tinggi keduanya. Siswa dengan nametag 'Harris Karuna S.' di dadanya itu berpenampilan cukup acak-acakan, rambutnya sedikit lebih panjang dari aturan sekolah sehingga cukup untuk di ikat. Ia tak mengancingkan kemejanya, justru menggunakannya seperti outer untuk kaos hitam yg ia pakai. Jangan lupakan aksesoris kalung rantai yg ia pakai, benar-benar tak di perbolehkan di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boy
Fanfic- ginsou au - Souta gak pernah tahu alasan kenapa kakak kelasnya yg satu itu selalu mengusik dirinya, sialnya setiap kenakalan yg ia lakukan selalu berakhir gagal di orangnya yg sama bahkan setiap di tanya alasannya pun selalu sama. "Ini tugas gw se...