Prolog

344 123 307
                                    

"Kalian udah dengar berita kalo Mysticrav Lounex bentar lagi bakalan merekrut anggota baru?" Lelaki berambut agak kecoklatan itu bertanya kepada dua temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian udah dengar berita kalo Mysticrav Lounex bentar lagi bakalan merekrut anggota baru?" Lelaki berambut agak kecoklatan itu bertanya kepada dua temannya. Ia bernama Jirka Labintang.

Harken sesekali menyeruput minumannya. Suasana kantin sekolah cukup ramai. Banyak murid yang memesan makanan dan minuman untuk mereka nikmati pada jam istirahat.

"Emang kalian tertarik untuk bergabung ke Mysticrav Lounex?" tanya Harken.

"Kalo gue, sih, tertarik karena dengan gue menjadi bagian dari mereka, gue jadi punya tiket emas untuk masuk ke perguruan tinggi yang gue mau," balas Arcaka.

Mysticrav Lounex adalah sebuah organisasi milik negara yang bertugas memecahkan kasus-kasus seperti pembunuhan, kejahatan siber, penipuan, dan lainnya.

Organisasi ini tidak membatasi persyaratan bagi para calon anggotanya. Tidak memandang usia, siapapun dengan kecerdasan di atas rata-rata bisa bergabung ke dalamnya.

Bagi para pelajar yang tergabung ke Mysticrav Lounex, akan mendapatkan jam tugas khusus dan tidak akan memberatkan statusnya yang masih seorag pelajar.

Banyak pelajar yang ingin menjadi bagian dari Mysticrav Lounex, mereka berlomba-lomba untuk lolos di setiap seleksi yang ada demi mencapai tahap akhir. Alasan para pelajar itu sangat berambisi untuk mendapatkan label sebagai anggota Mysticrav Lounex adalah karena masa depan mereka sudah terjamin.

Setiap perguruan tinggi di negara Moonblood memiliki jalur masuk khusus bagi para anggota Mysticrav Lounex. Dengan adanya jalur khusus itu, akan sangat mudah bagi para Mysticer (orang-orang yang tergabung ke dalam Mysticrav Lounex) mendapatkan kampus yang mereka inginkan.

Ratusan ribu orang mendaftarkan diri, tetapi hanya puluhan hingga ratusan orang yang diterima sebagai Mysticer. Mysticrav Lounex memiliki tahapan seleksi yang cukup panjang dan rumit. Setiap tahapan seleksi menggunakan sistem gugur. Jika peserta tidak memenuhi kriteria yang sudah ditentukan, maka peserta itu tidak bisa mengikuti tahapan seleksi selanjutnya.

"Lo yakin bisa lolos sampe tahap akhir?" Jirka meledek Arcaka.

Arcaka mendengus kesal. "Gue yakin. Kalo gue lolos, kalian gue traktir makan apapun yang kalian mau."

"Gue juga mau ikut, lo ikut nggak?" Harken bertanya kepada Jirka.

"Gue ikut. Orang mana yang liat kesempatan emas di depan matanya lalu nggak dia ambil? Kita bertiga berjuang secara sehat, ya," ucap Jirka.

"Lo mau masuk divisi apa?" Jirka bertanya.

"Ikut seleksi aja belum, udah mikirin divisi," celetuk Harken.

Jirka terkekeh. "Nggak ada salahnya berandai-andai. Kalian harus liat, nanti gue pake lanyard Divisi Barang Bukti," Jirka terkekeh.

"Ck, lo juga harus liat nanti gue pake lanyard Divisi Intelijen," sahut Harken.

"Semoga kita bertiga berhasil, ya," ujar Arcaka.

•••

Seorang lelaki meletakkan tubuh wanita yang berlumuran darah di pinggir jalan. Lelaki itu membersihkan bercak-bercak darah yang mengotori wajahnya. Ia menyeringai lalu melesat pergi dari sana.

Keesokan paginya, dua polisi yang sedang berpatroli menggunakan mobil, terkejut ketika melihat tubuh seorang wanita tergeletak di pinggir jalan dari kejauhan. Pengemudi mobil mempercepat kendaraannya. Lalu kedua polisi itu turun untuk mengecek wanita yang sudah tidak bernyawa itu.

Salah seorang dari mereka berjongkok untuk memperhatikan mayat itu lebih dekat. Terdapat luka gigitan di lehernya dan beberapa memar di tangannya. Tampaknya wanita itu sempat memberikan perlawanan. Selain itu, tubuh wanita itu juga membiru yang menandakan bahwa ia tewas karena kehabisan banyak darah.

"Aku sudah mengatakan berkali-kali untuk memasang papan kayu bertuliskan larangan masuk ke area hutan ini," ujar polisi itu kepada rekannya. Kedua polisi itu berjalan mendekati mobil untuk menelepon kantor pusat agar mayat wanita yang mereka temukan bisa dengan cepat mendapatkan penanganan.

Tanpa mereka sadari, wanita itu kembali membuka matanya. Tubuhnya berdiri tegap layaknya manusia biasa. Pandangannya menatap lurus ke arah dua polisi yang berada di dekat mobil patroli. Salah seorang polisi menunggu rekannya yang sedang berbincang melalui telepon dari dalam mobil.

Sambil bersenandung, ia menyipitkan matanya untuk memperjelas apa yang ia lihat di depan sana. Wanita yang tadi telah mati, kini bangkit kembali. Matanya membesar tatkala melihat wanita itu mulai berjalan mendekat. Polisi itu membuka jendela mobil lalu meneriaki rekannya yang masih berbincang melalui telepon.

"Tunggu dulu, aku belum selesai bicara!" ujar polisi itu tanpa mengalihkan pandangannya kepada rekannya yang sejak tadi menyerukan namanya.

Langkah wanita itu semakin lama semakin cepat. Ia melesat dan tiba di hadapan polisi yang sedang berbincang melalui telepon. Telepon yang berada di genggaman tangannya terpental begitu saja tatkala wanita itu menyerangnya. Dengan kekuatan penuh, wanita itu menyeret polisi itu lalu membenturkannya ke pohon besar.

Menyadari masih ada satu manusia lagi di dalam mobil, ia mengangkat mobil itu kemudian melemparkannya hingga seluruh bagian mobil itu hancur membentur pepohonan besar yang menjulang tinggi.

Layaknya kilat ketika turun hujan, wanita itu berlari cepat menghampiri polisi yang tergeletak di dekat pepohonan besar. Menggunakan taring tajamnya, ia membuat tubuh polisi itu membiru hingga pada akhirnya ia tewas untuk beberapa waktu ke depan.

Seperti seorang monster yang kehausan darah, ia berjalan mendekati mobil yang sudah hancur lebur. Ia membuka pintu mobil itu. Lalu ia menyeringai ketika melihat seseorang yang berada di dalam sana ketakutan setengah mati.

"Aku lapar," lirih wanita itu.

Polisi yang masih memiliki setengah kesadaran itu mencoba melarikan diri melewati pintu dari sisi yang lain. Namun, pintu mobil itu tiba-tiba saja terkunci dan tidak bisa dibuka.

Tanpa ia ketahui, wanita yang kini berhadapan dengannya memiliki kekuatan mengendalikan sesuatu menggunakan pikirannya. Jika ia menginginkan pintu mobil itu terkunci, maka tanpa aba-aba pintu mobil itu akan terkunci.

"Mau lari ke mana? Kamu nggak bisa pergi."

Dengan darah yang masih membasahi  seluruh rongga mulutnya, taring tajamnya menancap di leher polisi itu. Polisi itu terus memberikan perlawanan. Namun, kekuatannya tidak sebanding dengan wanita itu. Pada akhirnya, wanita itu berhasil melumpuhkan korbannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wickedness In Silence (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang