Menangis adalah hobi perempuan bukan begitu. Ya dimana, putri sedih karena sudah membuat kerusuhan di rumah Agnes juga Reza.
Kedua pasangan ini, begitu kasihan terhadap putri. Anak semata wayangnya yang tanpa kehadiran seorang ayah.
Putri mengakui kesalahannya, tapi ia memilih untuk memeluk Agnes dan ingin cepat pulang. Dirinya, tidak beta di dalam rumah tersebut.
"Bund, maafkan putri sudah banyak berbuat kesalahan. Karena kesalahan itu membuat om Reza terus memarahi diriku bund, putri ingin pulang?"bolehkah bund" ucap putri ia merengek untuk pulang bersama mamanya.
" Putri tidak berbuat kesalahan kok, tapi lebih ingat kalau mau apa apa bilang dulu sama bund, om Reza tidak mungkin marahin putri, hanya om Reza sangat capek di sekolahnya" papar Agnes menjelaskan tentang suaminya secara rinci.
"Tapi tetap saja om Reza menakutkan bund, putri jadi takut. Pokonya putri ingin pulang" ucap putri terus mendesak segera pulang.
"Baiklah, hari ini bunda antarkan kamu sayang, sekarang putri sudah makan belum?"tanya Agnes .
"Hmm, belum bund. Tidak perlu repot-repot bund, nanti putri bisa makan disana saja".
"Tidak sayang, jangan lakukan hal itu bagi bunda, bunda bertanggung jawab disini. Apakah putri malu kepada bunda" tanyanya .
"Tidak bund,( menggeleng kepala) sambil tersenyum dan tak hentinya putri sudah duduk dimeja makan".
"Kamu kesukaannya apa putri, bunda ga tau apa yang putri sukai. "
"Hmm, sayur brokoli hijau juga timun bund, karena mama sering buat untuk bekal kesekolah putri. "
"Ok, tunggu sebentar ya sayang "
"Yaa Allah, begitu baik bunda Agnes selalu memperlakukanku dengan baik. Tidak seperti mama yang selalu membentak, terkadang mama tidak pernah sedikitpun ada rasa sayang kepadaku, mengapa beda dengan bunda Agnes, walaupun bunda masih sekolah tapi sifatnya seperti keibuan yang baik" batin putri ia menangis, ia bisa beruntung memiliki bunda Agnes yang merawatnya.
Wajah putri sedang menangis, maka dengan perhatian Agnes ingin memeluk putri.
"Bund, kenapa bunda selalu memeluk ku. Apakah bunda sayang kepadaku "
"Tentu sayang, bunda sayang karena bunda dulu orangnya suka sayang anak anak. Kenapa bersedih seperti ini?"Ada masalah lagi dengan sekolah".
"Tidak bund, tapi karena menyangkut masalah mama. Mama selalu membentak bahkan ia tidak pernah perduli kepada anaknya sendiri, sampai dikirim ke luar negeri bahkan mama tak menjemput diriku. Dengan sikap mama yang sekarang, entah bagaimana ia bisa selembut dengan kedatangan kalian bunda. Maafkan putri sudah berkata jujur,karena putri ingin berbicara ini pada bunda" ucap putri, ia menangis histeris karena tidak ada kasih sayang.
Atas penuturan putri, Agnes merasa syok dan tidak percaya jika mbak Elina orang yang ia kenal baik, tidak bisa berlaku bijak pada anaknya sendiri. Ia tak ingin melihat putri bersedih, maka ia terus memeluk putri.
"Hmm, semoga mbak Elina mendapat hidayah dari Allah, dan tidak sama sekali bergerak untuk menyakiti hati anaknya. Takut jika putri mengalami trauma mental, seperti yang dialami Agnes dahulu"batin Agnes yang berusaha tetap tegar dan sabar ketika mendengar keluh kesah putri yang menganggap Elina kasar kepada seorang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Adalah Suamiku(Tamat)
Teen FictionAgnesia Anella adalah gadis yang cantik, periang , memiliki bola mata biru, pandai, dan suka menulis itu . telah menikah dengan seorang guru yang sama sekali ia tidak sukai. usia Agnes saat ini 16 tahun. Pernikahan mereka telah mencapai 3 bulan, na...