1

10 0 4
                                    


str8 pertama aku hehe
mon maap klo agak gajelas

hepi riding

.

.

.

burung berkicau saling bersahut sahutan seakan sedang bernyanyi, melewati pohon rindang di tepi jalan yang menghambat masuknya sinar mentari, angin berhembus pelan ke arah wajahku membuatku mengantuk karna dimanjakan oleh kenyamanan, jalanan yang masih tanah sangat mendukung keasrian tempat ini, ahh pemandangan ini tak berubah bahkan sejak 13 tahun yang lalu.

aku berhenti di depan rumah sederhana yang terbuat dari kayu, sebelumnya ini adalah rumah nenek ku selagi beliau masi hidup, dan sekarang rumah ini telah menjadi milikku.

hai haii kita kenalan yuk, aku Gisella Anggreana Dharapati aku biasa dipanggil Gisel, umurku saat ini 21 tahun, aku baru lulus dari perguruan tinggi di kota Yogyakarta, aku ingin hidup mandiri setelah lulus kuliah makanya aku datang ke desa ini sekalian menepati janji.

ku pandang rumah kayu itu cukup lama sampai suara papah ku menyadarkanku kembali,

"kak," aku menoleh ke arah suara itu, "kakak yakin mau tinggal disini? Kalo kakak mau hidup mandiri, kakak tinggal di kota aja, biar papah bisa jagain" ujar papah sembari mengangkut beberapa barang ku dari bagasi mobil ke dalam rumah

"iya pah kakak yakin, aku udah cukup lama tinggal dikota, aku ga mau ngerepotin papah terlalu lama, jadi aku mau liat sebisa apa diri aku tinggal jauh dari papah" jawabku sambil membantu mengangkut barang

papah masih terlihat tak ingin meninggalkan putri sulungnya ini, aku tau papah pasti khawatir karena didesa ini tak ada kerabat, takut aku kenapa kenapa dan dia tak ada disini untuk menjagaku, aku tau semua hal itu, tapi aku benar benar tak ingin merepotkan papah ku, aku akan hidup mandiri seperti janji ku kepada mamah

"udah pah, aku gapapa ko, kalo ada apa apa kan om Iwan ada di desa sebelah toh ga jauh dari sini, aku mau hidup mandiri sesuai janji aku ke mamah, aku tinggal disini sesuai janji aku ke nenek," ucap ku sembari memegang tangan papah,

"kalo ada apa apa aku janji! aku bakalan bilang ke papah, ga ke orang lain! papah percaya yaa sama Gisel, kan Gisel udah dewasa bukan anak kecil lagi, humph" lanjutku menyilangkan tangan didada dengan nada ngambek, karna hal itu aku berhasil ngebuat papah tertawa, aku pun senyum melihat itu

"yaudah, kakak hati hati ya, kakak kan disini sendiri, selalu waspada ya" pesan untukku dari papah

"siap pahh" jawab ku sambil posisi hormat, papah mengusak puncak kepala ku dan beranjak pergi meninggalkan aku sendiri

"papah pulang ya kak, nanti papah ke sini lagi sama Anisa sama bunda juga" pamit papah ketika masuk ke mobil

"iya pah, hati hati" ucapku, papah pun menjalankan mobilnya, tanganku melambai ke arah mobil sampai mobil itu sudah mulai menghilang dari pandanganku

"huhh, ayo Gisel, kamu pasti bisa!" Ucap ku menyemangati diri sendiri, karna aku tau kedepannya aku pasti ngelewatin masa masa sulit disini.

***

sorenya, aku sedang berada di halaman belakang, menenangkan diri dengan mendengar suara gersikan angin dan sambil bermain gitar

jrenggg…

"saiki aku wes sadarr…
terlalu goblok mencintai muu…
rungkad
entek- entekan
kelangan koe sing paling tak sayang
bondoku melayang tego nenan
tanges tangesann…
rungkadd"- tok tok tok

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Pertemuan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang