Asia berdiri di ambang pintu, matanya terbelalak dalam kekagetan dan kepanikan saat dia melihat pemandangan mengerikan di ruangan. Melihat mayat yang tergeletak di lantai, Wajahnya pucat dan napasnya terengah-engah.
Freed yang tergeletak di lantai, tubuhnya terasa rapuh dan terpukul akibat serangan Kendo. Meskipun dalam keadaan yang teramat lemah, keinginannya untuk bertahan hidup masih menyala dalam pandangannya yang terhalang oleh rasa sakit yang menghantui setiap serat tubuhnya. Dengan napas yang tersengal-sengal, matanya memandang ke arah Asia yang muncul di ambang pintu, membawa keberadaannya sebagai secercah harapan bagi Freed.
Freed, dengan usahanya yang terakhir, mencoba mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya untuk berbicara saat Asia mendekat. Suaranya terdengar rapuh dan serak, namun tetap terdengar jelas di keheningan yang memenuhi ruangan.
Asia yang mendengar suara panggilan Freed kemudian menoleh. Dia terkejut melihat Freed yang tergeletak di lantai dengan tubuh yang rapuh, dan wajahnya mencerminkan penderitaan yang mendalam akibat serangan yang dia alami.
"Issei!, Kendo!..."
Ia semakin terkejut lagi dengan kehadiran Kendo yang sedang memegang pedang bercahaya merah dan sebuah pistol berwarna perak dan hitam. Issei, di sisi lain, lengan kirinya ditutupi dengan sarung tangan metalik berwarna merah.
"A-asia, tolong..."
Sebelum Asia sempat mengatakan apapun, terdengar suara lemah dan penuh kesakitan dari Freed. Mendengar itu, Asia segera tersadar dari kebingungannya.
Asia kemudian melangkah maju ke arah Freed. Meskipun masih ada kebingungan di matanya, dia segera mengesampingkan pikiran tersebut. Sekarang ada orang yang terluka di depannya, dan dia tidak bisa mengabaikannya.
"Asia, tunggu! jangan-"
Issei yang melihat Asia mendekat ke arah Freed, segera mengulurkan tangannya untuk menghentikannya, namun Kendo segera mengambil langkah cepat, menempatkan tangannya di atas bahu Issei dengan tegas.
Issei menatap Kendo dengan kebingungan dimatanya. saat ingin bertanya, dia melihat Kendo menggelengkan kepalanya. Ada sesuatu dalam ekspresi Kendo yang membuat Issei mengerti bahwa dia harus mempercayakan keputusan ini padanya.
Issei mengangguk perlahan, meskipun hatinya masih penuh dengan keraguan dan kekawhatiran terhadap Asia. Setelah kendo melihat Issei mengangguk, Kendo kemudian fokus pada Asia sudah berlutut di samping Freed. Tangan Kendo yang memegang Faiz Phone dalam mode pistol tetap siaga, siap menghadapi kemungkinan terburuk.
Asia meletakkan tangannya di atas tubuh Freed yang masih berdarah, cahaya hijau lembut mulai terpancar dari kedua telapak tangannya. Cahaya itu mengalir dengan tenang, perlahan-lahan menutup luka-luka Freed dan mengurangi rasa sakitnya.
Dalam beberapa detik, seluruh luka di tubuh Freed sembuh. Merasakan tubuhnya kembali dipenuhi kekuatan, Freed bangkit perlahan dan kemudian dia berbisik.
"Aku tidak percaya... kau benar-benar menyembuhkanku..."
Namun, dalam sekejap, ekspresi Freed berubah menjadi kejam. Dengan gerakan cepat, dia meraih pergelangan tangan Asia dan menariknya dengan kasar.
"Aaaaa!!"
"Terima kasih atas bantuannya, asistenku, Asia~"
"Apa yang kau lakukan?!"
Issei berteriak ke arah Freed, matanya melebar karena terkejut. Dia segera melangkah maju, tetapi Freed sudah menempelkan pedang cahaya miliknya ke leher Asia.
"Hehe, iblis disana, Jangan mendekat atau aku akan menghabisinya di sini sekarang!"
Freed tersenyum licik, menekan pisau lebih dekat ke kulit Asia yang membuatnya meringis kesakitan. Kemudian dia melihat kearah Kendo yang telah mengarahkan Faiz Phone tepat dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius Reborn in High School DxD
FanfictionDc: fan fiction adaptasi anime high school dxd adik hyoudo isse adalah reinkarnasi dari seorang genius di masa lalu yang menciptakan penemuan luar biasa untuk menjaga kedamaian dunia