Prolog

29 5 3
                                    

jangan lupa vote nyaa
.
.
.
.
Happy reading !!!

---

Tangan Biru

Dalam keheningan malam, aku menatap langit yang gelap. Setiap bintang di sana adalah cermin dari kegelisahan hatiku. Namun, di antara gemerlap langit, ada satu yang terasa paling menyentuh. Biru, warna langit yang menenangkan, menyiratkan kedamaian yang terabaikan dalam kekacauan hatiku. Namun, seperti langit yang luas, aku merasa kehilangan diriku dalam samudera perasaan yang tak terkendali. Launa, nama yang terlukis di setiap serpihan hatiku, mewarnai kehidupanku dengan pelangi cinta yang tak terlupakan.

Laura

Di dalam keheningan malam, aku merenung tentang perjalanan hidup yang penuh warna. Setiap langkahku adalah cermin dari perjuangan yang telah kulalui. Namun, di antara bayangan masa lalu, ada satu yang terasa paling menyentuh. Biru, warna yang menggambarkan keteguhan dan kesetiaan, menghadirkan kekuatan yang tak terduga dalam kelemahan hatiku. Namun, seperti warna yang abadi, aku merasa terhanyut dalam arus perasaan yang tak terbendung. Biru, nama yang terpahat di setiap detak jantungku, mewarnai langit hatiku dengan harapan yang tak terpadamkan.

---

Tangan Biru

Dalam pelukan gelap malam, cinta terukir dalam warna biru. Namun, bahagia hanya sebentar, karena kini terpisah dalam kesedihan.

Laura

Di pelukan malam, cinta kita bercerita dalam warna-warni. Namun, rindu menghampiri, memisahkan dalam tangis pilu.

Tangan Biru

Dalam senja yang melarut, cinta kita terpahat dalam warna biru. Namun, kini kita terpisah, meninggalkan hati yang hancur. Namun, bayanganmu tetap terpatri dalam jiwa.

Laura

Di pangkuan malam, cinta kita memancar dalam warna-warni. Namun, kini kita berpisah, membiarkan air mata menetes. Namun, di dalam relung hati, kau tetap mengilhami.

Tangan biru

Persahabatan kita menguatkan langkahku.

Laura

Sahabatmu, sinar terang dalam kegelapan.


Tangan Biru

"Dia tak layak untukmu!" pekik suara di dalam hatiku saat aku berdiri di bawah langit senja yang memerah. "Tapi aku mencintanya," bisikku pada diriku sendiri, terhimpit antara cinta dan kenyataan.

Laura

"Kenapa kau selalu membiarkan dirimu terluka olehnya?" tanya suara di dalam hatiku, mencerminkan kegalauanku saat berjalan di jalanan yang sepi. "Karena aku tak bisa hidup tanpanya," jawabku, merasa terbelenggu oleh perasaan yang rumit.


happy reading bab selanjutnya yawww kalo ga nyambung ludahin aowkwk

Sayap Pelindungmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang