Part 1 "Murid Baru"

80 11 0
                                    

Seoul, Korea Selatan

Sarapan pagi adalah kegiatan paling awal dilakukan untuk memulai hari seperti yang tengah dilakukan oleh keluarga Jeon.

Setelah kemarin lusa mereka melakukan perjalanan yang cukup panjang, perjalanan antara California menuju Seoul yang memakan waktu kurang lebih 20 jam dan akhirnya kini keluarga Jeon bisa kembali menginjakkan kakinya ditanah kelahiran mereka dan menikmati sarapan pagi mereka dengan begitu tenang.

Suasana yang begitu tenang menyelimuti acara sarapan pagi kali ini. Tidak terdengar suara sang pemilik rumah untuk melakukan pembicaraan di atas meja makan, yang terdengar hanya suara denting dari sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

Tuan Jeon dan Nyonya Jeon saling bertatapan ketika mereka melihat anak semata wayangnya menyantap sarapan paginya dengan raut wajah yang murung dan terlihat seperti tidak semangat untuk menyantap hidangan lezat didepannya.

"Kenapa Jungkook? Apa makanannya tidak enak?" akhirnya Nyonya Jeon membuka suara untuk memecah keheningan diatas meja makan.

Jungkook menggeleng.

"Tidak." jawabnya dengan raut wajah yang masih sama.

"Kau tidak senang kita kembali ke Korea dan bertemu kakek nenek?" kali ini Tuan Jeon ikut menimpali.

Jungkook kembali menggelengkan kepalanya.

"Bukan begitu—"

"Lalu kenapa, dari tadi ibu lihat wajahmu murung terus?" ujar Nyonya Jeon.

"A—Apa kita selamanya akan tinggal di Korea?" tanya Jungkook.

Pertanyaan Jungkook sukses membuat ayah dan ibunya menghela nafas pelan, ternyata benar anaknya tidak senang atau mungkin belum bisa menerima dengan keputusan mereka yang akan tinggal di Korea dan harus meninggalkan negeri Paman Sam yang memang sedari kecil Jungkook sudah tinggal disana hingga ia hampir berusia 17 tahun.

Sebenarnya kepindahan keluarga Jeon untuk kembali ke Korea itu dijadwalkan beberapa tahun lagi atau menunggu Jungkook menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Tapi, dikarenakan mendengar kabar ayah dari Tuan Jeon yang sering sakit-sakitan dan tidak bisa mengurus perusahaan yang ada di Korea sendirian dan secara kebetulan perusahaannya di Korea tengah mengalami masalah, maka mau tak mau Tuan Jeon harus ikut turun tangan untuk mengatasi masalah tersebut, karena hanya Tuan Jeon anak satu-satunya dan pewaris tunggal dari perusahaan bernama Jeon Company itu, hingga mengakibatkan kepindahan keluarga mereka begitu mendadak.

"Kami tidak tahu sayang, kau tau 'kan akhir-akhir ini kakekmu sering sakit-sakitan, dan kakekmu tidak bisa mengurus perusahaan disini sendirian jika dengan kondisinya seperti itu." jelas Nyonya Jeon supaya anak semata wayangnya itu bisa mengerti.

"Ta—Tapi, kenapa tidak ayah dan ibu saja yang ke Korea, aku bisa melanjutkan sekolahku di Amerika." ujar Jungkook yang masih tidak rela dengan kepindahannya yang sangat mendadak.

"Sayang, Amerika itu luas. Bagaimana bisa dengan teganya ayah dan ibu membiarkanmu hidup disana sendirian, kau itu anak satu-satunya."

"Ta—Tapi ke—"

"Cukup Jungkook, jangan berdebat. Cepat habiskan makananmu, ayah harus mengantarmu ke sekolah dan ayah harus segera ke kantor." potong Tuan Jeon cepat menyudahi pembicaraan istri dan anaknya yang memang belum bisa menerima dengan kepindahannya.

"Iya ayah." jawab Jungkook lemah.

Jungkook hanya bisa patuh pada ayahnya. Dia tidak bisa melawan, karena Tuan Jeon adalah sosok ayah yang begitu tegas dan cukup otoriter dikeluarganya, membuat setiap apa yang diucapkan atau dilakukannya harus dipatuhi.

Boy with Love [VKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang