***
Saat ini, Revadel atau yang kerap disapa Adel sedang berkumpul di rumah Zee dengan teman-teman sekumpulannya. Mereka memang suka berkumpul untuk sekedar bercanda atau bermain bersama.
Adel sudah menginjak bangku kelas 11 saat ini, yang berarti hubungannya dengan Ashelle sudah berakhir 3 tahun yang lalu. Namun entah mengapa, terasa sulit bagi Adel untuk menemukan seseorang yang baru.
"Oi, Del!" tegur Zee sambil memukul pelan pundak Adel. Pasalnya, Adel tak kunjung menoleh walaupun sudah ditegur berkali-kali.
Adel yang sedang melamun itu pun terkejut saat merasakan sentuhan di pundaknya.
"Et, apaan?"
"Mau makan pecel lele kaga?" tawar Zee, walaupun sebenarnya ia sudah menawarkan Adel dari tadi.
Mendengar Zee menyebut makanan kesukaannya, tentu saja Adel langsung bersemangat. "Mau lah!" serunya.
Oniel yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. "Giliran pecel lele aja melek lu."
Adel hanya terkekeh sebagai reaksi.
"Btw lu ngelamun mulu dah Del, mikirin apaan sih," tanya Flora, heran dengan Adel yang sedari tadi hanya melamun, tak ikut menanggapi obrolan.
"Hadeh, palingan mah dia mikirin Ashel tuh. Kan gamon," sahut Lulu.
"Eh, sotoy ya lu!" protes Adel tak terima, walaupun pernyataan lulu memang benar adanya.
"Yaelah Del, seluruh dunia tau kali kalo lu masih gamon sama Ashel. Lagian lu sih Del, kebawa emosi," timpal Olla saat mengingat alasan Ashel dan Adel putus.
"Ya namanya juga remaja La, masih labil itu," balas Adel membela dirinya, tapi benar yang dikatakan oleh Olla. Sampai saat ini, ia masih menyesali keputusan bodoh yang ia buat.
Zee lalu mendecakkan lidahnya. "Makan tuh gengsi. Lagian lu pacaran sama Ashel cuma 2 bulan, gamonnya bertaun-taun buset. Cari yang baru sih Del."
"Ga segampang itu kocak! Kalo bisa mah, gue ga jomblo sekarang," saat mengucapkan kalimat terakhir, wajah Adel berubah menjadi sendu. Ia rindu dengan Ashel, sangat.
"Iye iye, yaudah lu pergi dah beli lamongan sana. Pecel lele 5 bungkus, minumnya kaya biasa aja. Nih dah duitnya," Zee lalu menyodorkan satu lembar uang berwarna merah, satu lembar lagi berwarna biru.
"Lah kok gue?!" protes Adel.
Zee menghembuskan nafas kasar, "kembaliannya buat lu dah. Hus hus."
Adel bersemangat saat mendengar jawaban dari Zee. "Anjay, seriusan? Makasih, gue cabut dulu!"
***
Selesai memarkirkan sepeda motornya, Adel segera menuju ke tempat penjual lamongan yang berada tidak jauh dari tempatnya parkir.
Tiba-tiba, ia ditabrak oleh seseorang yang berjalan dari arah berlawanan. Barang-barang bawaan orang tersebut terjatuh ke lantai, membuat Adel reflek memungutinya.
"Aduh- Maaf ya. Aku lagi buru-buru," ucap perempuan itu dengan penuh rasa bersalah, ia lalu mengambil barang yang Adel punguti tadi.
Tanpa sengaja, mata mereka bertatapan. Jantung Adel berdebar kencang saat matanya tak sengaja menangkap sosok tersebut, matanya mulai memanas.
Begitu juga dengan gadis yang berada di depannya, ia mematung saat melihat gadis yang ia tabrak ternyata adalah Adel.
"Ashel ...?" lirih Adel, ia menahan tangannya agar tak langsung memeluk tubuh gadis yang berada di depannya itu.
Ashel terbuyar dari lamunannya saat Adel memanggil namanya. "Ah, iya. Maaf Del, gue lagi buru-buru. Makasih bantuannya," ucapnya dengan terburu-buru lalu segera berlari.
Adel memperhatikan langkah Ashel, penasaran dengan penyebab Ashel begitu terburu-buru.
Dadanya terasa sakit saat melihat Ashel bersama seorang pria yang tidak ia kenal, terlihat Ashel begitu akrab dengan pria tersebut.
Ia lalu berjalan lemas, melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
Ia perlahan mengingat masa-masa saat ia masih bersama dengan Ashel. Walaupun singkat, tetap saja Ashel adalah sosok yang benar-benar membuatnya jatuh hati.
Terlintas pula saat awal ia mengenal Ashel.
.
.
.
To Be Continued.
Buat nampung ide aja, daripada ilang. Sebenernya ini terinspirasi dari kisah aku sendiri, lagu About You itu juga lagi relate banget sama aku. Dan, cerita ini cocok sama Delshel menurutku wkkwkw.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You || Delshel AU
Fanfiction⚠️ FIKSI, murni khayalan saya. ⚠️ GxG, homophobic do not interact. ⚠️ Mengandung banyak kata kasar. **** "Do you think i have forgotten, about you?" Penggalan lirik dari salah satu lagu milik The 1975 menjadi...