Dalam perjalanan Jaemin diam dan memeluk Yushi sampai tak menyadari jika sudah sampai di rumah Jeno."Jaemin." Panggil Jeno membuat pria manis itu tersentak kaget.
"Sudah sampai, ayo." Ajak Jeno, Jaemin mengangguk.
Pria manis itu menundukkan kepalanya, menatap Yushi yang terlelap dalam pelukannya. Ia tersenyum gemas dan mengecup kening Yushi.
Turun dari mobil saat Jeno membukakan pintu untuknya.
"Terima kasih." Jeno mengangguk.
Mereka berjalan menuju pintu, rumah Jeno tampak besar. Pintu besar itu terbuka, Jaemin takjub melihatnya. Sangat indah, Jaemin menyukainya.
Jeno menggenggam tangan Jaemin, menuntun pria manis itu untuk masuk lebih dalam.
Berjalan kearah kamar Yushi untuk menaruh sang anak yang terlelap.
Menaruh dengan sangat hati-hati, kemudian mengusap surai Yushi dan tersenyum.
Jeno melihat itu tak bisa untuk tidak tersenyum, pria itu membiarkan Jaemin di kamar Yushi.
Ia akan kembali setelah ini.
"Maaf." Lirih Jaemin, pria manis itu menatap Yushi dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf tak menyadari semua, seharusnya buna mencari tau lebih dulu tentang semua keanehan ini." Lanjut Jaemin, pria manis itu menundukkan kepalanya.
Menghapus air matanya dan menatap sekeliling kamar Yushi, hingga pandangannya terpaku pada bingkai di nakas samping lampu tidur Yushi.
Disana terdapat fotonya, foto yang sepertinya sudah di ambil beberapa tahun lalu. Saat rambut Jaemin masih hitam, mungkin saat Jaemin sekolah atau mengandung?
"Buna" Jaemin mengalihkan pandangannya pada Yushi.
"Buna disini, sayang."
Pria manis itu mengusap surai Yushi dan merebahkan tubuhnya di samping anak itu.
"Mau peluk, mau puk puk." Ucap Yushi, mendongak menatap Jaemin.
Jaemin tersenyum, pria manis itu memeluk Yushi dan menepuk punggung Yushi pelan.
Tak lama anak itu kembali terlelap setelah memandang wajah Jaemin dengan senyum.
...
Jaemin tak tau harus apa, karena keadaan sekarang sangat canggung.
"Jaemin." Pria manis itu mendongak.
"Maaf." Lirih Jeno.
Jaemin mendengar itu menggeleng.
"Aku yang seharusnya minta maaf, maaf karena tidak buru-buru mencari tau." Ucap Jaemin.
"Aku juga ingin meminta maaf karena tak bisa melakukan apapun saat itu." Jaemin mengangguk, pria manis itu kemudian memeluk Jeno dan di balas tak kalah erat.
Sangat nyaman.
Ingatan di mana mereka tinggal bersama, Jeno tampak sabar dan sangat menyayanginya. Jaemin merasa sangat di cintai oleh Jeno.
Pria tampan itu juga yang membuatkan Jaemin sup saat Winwin menolak membuatnya, meski Jeno tak bisa tapi pria itu mencoba melalui internet.
Hasilnya yang menurut Jeno aneh, tapi Jaemin sangat menyukainya. Terlebih usaha yang pria itu lakukan untuk membuat sup, Jaemin sangat berterima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
secret | nomin [✓]
FanfictionJaemin tak pernah menyangka jika keluarganya menyembunyikan hal sebesar ini.