Prolog

58 4 0
                                    

Suara bising terdengar jelas saat sebuah motor sport berwarna hitam pekat memasuki pekarangan SMA Gracius dan berhasil menyita perhatian para siswa-siswi. Semua mata tertuju pada sosok pemilik motor yang masih duduk dengan gagah nya diatas motor nya. Saat membuka helm yang ia gunakan, para siswi tampak terpanah akan wajah tampan laki-laki itu. Rambut hitam pekat dengan kulit yang putih bersih ditambah lagi hidung mancung, alis tebal dan rahang yang tegas semakin menarik perhatian para siswi-siswi.

Dua orang siswi yang kebetulan ikut memperhatikan laki-laki itu semakin diam mematung saat ia berjalan mendekati mereka, "Ruangan kepala sekolah dimana?" tanya nya sambil menatap dua siswi itu secara bergantian.

"Ee.. dari sini lurus aja nanti keliatan kok ruangan kepala sekolah nya. Btw lo anak baru ya? Kenalin gue Katrin.."

"Thanks." Katrin dibuat melongok saat melihat lawan bicara nya pergi begitu saja seolah tidak tertarik saat ia memperkenalkan diri.

Disaat Katrin tampak kesal berbeda dengan teman nya yang tampak tertawan kecil, "Baru kali ini gue liat seorang Katrin di cuekin." ejek Ella yang berhasil membuat Katrin menatap tajam pada nya.

"Gue pastiin anak baru itu bakal tunduk di hadapan gue." monolog Katrin yang hanya di angguki oleh Ella.

Tidak berselang lama, Kepala sekolah keluar dari ruangannya dan diikuti oleh siswa baru tadi. Kedua nya berjalan menyusuri lorong menuju kelas VII. IPA 1, saat Kepala Sekolah sudah masuk ke ruangan kelas siswa baru itu justru diam memperhatikan suasana kelas dari jendela.

"Ares ayo masuk!" Merasa terpanggil, siswa baru bernama Ares itu melangkah kaki nya memasuki ruangan kelas. Mata cokelat pekat itu menatap tajam pada sosok siswi yang duduk di pojok paling belakang.

"Ares silahkan perkenalkan nama dan asal sekolah kamu!" suruh Kepala Sekolah.

Siswa yang memiliki paras nyaris sempurna itu menghela nafas sebelum memperkenalkan dirinya, "Nama Gue, Ares Waverly. Sebelum nya gue sekolah di salah satu sekolah ternama di Surabaya."

Perkenalan singkat namun berhasil membuat seisi kelas heboh. Terlebih para siswi yang semakin terpanah setelah mendengar suara berat Ares.

"Kalau boleh tahu kenapa lo pindah ke sini?"

Pertanyaan yang bagus. Pertanyaan semacam ini yang sangat Ares nantikan sedari tadi, "Gue pengen deket sama satu gadis yang selama ini gue cari dan kebetulan dia juga sekolah disini." seisi kelas semakin heboh dan itu membuat Kepala Sekolah menyuruh Ares untuk duduk di kursi yang kosong.

Mata elang itu terus menatap sosok gadis yang sedari tadi hanya diam bahkan Ares yakin ia tidak menyadari akan kehadiran nya yang sudah duduk tepat disamping nya. "Woii!" gadis yang langsung bangkit dan menatap Ares yang sudah duduk tepat di samping nya.

Seperkian detik Ares terdiam saat melihat wajah gadis itu, cantik dengan pipi yang sedikit menggembung ditambah poni yang menghiasi wajah cantik nya. "Kamu siapa? Kok duduk disini?"

"Kalau telinga lo nggak guna mending dipotong aja sana!" sarkas Ares lalu memalingkan pandangan nya dari gadis itu.

Sementara gadis yang belum sadar sepenuhnya itu tampak meng gerutu setelah mendengar jawaban dari Ares tadi, "Apa sih marah-marah! Orang cuma nanya doang." gerutu nya dan mencoba mengabaikan keberadaan sosok laki-laki yang duduk tenang menatap guru yang mulai menerangkan pelajaran. 

.......

Suasana kantin yang begitu ramai tidak menutup kemungkin bagi seorang Ares untuk berdiam diri di kelas terlebih ada suatu yang yang mengharuskan Ares untuk ke kentin selain untuk mengisi perut kosong nya. Di tengah ramai nya kantin, Ares mencoba untuk mencari sesorang sampai pada akhirnya ia melihat sosok yang ia cari sedang duduk diujung kantin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang