Bagian Satu

8 2 0
                                    

Pernahkah kalian merasakan jantung berdebar, keringat dingin bercucuran, dan memikirkan hal buruk yang akan terjadi. Itulah yang dirasakan oleh gadis bermata sipit itu.

Hari ini adalah hari pertamanya memasuki Sekolah Menengah Kejuruan. Gadis itu merasakan gugup yang amat sangat, khawatir jikalau tidak ada yang ingin berteman dengannya.

Gadis itu terdiam, memikirkan apa yang akan dilakukan dan akan pergi ke mana. Lingkungan sekolah masih sepi, padahal sudah hampir memasuki pukul 07.00 pagi.

"Hai! Sini duduk!" Terdengar suara dari seseorang yang membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Seseorang tengah duduk di kursi yang ada di bawah pohon. Sepertinya dia juga murid baru, dilihat dari pakaian yang dikenakan berwarna putih biru. Segera gadis itu menghampiri dan ikut duduk di sebelahnya.

"Nama kamu siapa?" Kalimat pertama yang terlontar dari bibir gadis itu, penasaran dengan seseorang yang menawarinya untuk duduk bersama.

"Namaku Tasya. Kamu siapa?" Tangan Tasya terulur untuk menjabat tangan gadis itu.

Gadis itu segera menjabat tangan perempuan berparas cantik itu, "namaku Jazzy. Salam kenal yaa"

Suasana canggung meliput mereka. Sejujurnya, Jazzy adalah orang yang sangat pemalu dan pendiam. Sangat jarang Jazzy memulai basa basi dengan orang yang baru dikenalnya.

Tidak betah dengan keheningan, Tasya mengeluarkan suaranya. "Aku juga ada kenalan sebelumnya, namanya Naila. Dia belum dateng"

Jazzy tersentak, "oh ya?" Haduh kenapa cuma kata itu yang keluar?

Belum sempat mengeluarkan kalimat lain dari Jazzy, seorang laki-laki yang Jazzy duga adalah seorang guru. Menginstruksi semuanya untuk masuk ke dalam ruangan yang akan mereka tempati. Jazzy sampai tidak menyadari bahwa sekelilingnya sudah ramai.

Di depan ruangan yang bertuliskan X TKJ 1, Jazzy bisa melihat ada namanya tertera di jendela, tetapi tidak dengan Tasya. Huft sayang sekali Jazzy tidak sekelas dengan Tasya.

Setelah berpisah dengan Tasya, Jazzy memasuki ruang kelas itu. Jazzy berjalan mencari kursi yang masih kosong. Melihat ada kursi kosong di sebelah salah satu murid perempuan barisan ketiga, Jazzy memberanikan diri untuk menghampirinya. "Boleh duduk di sini?"

"Boleh boleh" Murid perempuan itu mempersilahkan Jazzy untuk duduk.

"Aku Jazzy, nama kamu siapa?" Jazzy mengulurkan tangannya setelah menyelesaikan kalimatnya.

Uluran tangan Jazzy terbalas, "Nama gua Sari" Dengan senyuman yang tersemat di wajahnya. Hhmm lu-gua yaa, okee mulai sekarang pake itu.

Setelah perkenalan yang Jazzy mulai, Sari diam dan lanjut memainkan ponselnya. Jazzy bisa melihat dari tempatnya, Sari sedang membaca cerita dari aplikasi oren. Memiliki kesamaan dengan Sari, Jazzy jelas senang. Semoga Sari bisa menjadi teman dekatnya. "Lu baca Wattpad juga?"

"Oh iyaa, gua suka baca cerita di aplikasi ini" Wahh benar, Jazzy harus bisa berteman dengan Sari! Sepertinya Jazzy dan Sari akan sefrekuensi.

Tidak lama dari obrolan Jazzy dan Sari, seorang guru laki-laki memasuki ruangan mereka untuk memberikan informasi terkait pembelajaran dan memperkenankan semuanya untuk memperkenalkan diri.

Guru laki-laki yang Jazzy ketahui bernama Pak Devan, beliau yang akan menjadi wali kelas dari X TKJ 1. Pak Devan adalah orang yang tegas dan terbilang galak. Jangan macem-macem dengan Pak Devan. Kalau berani bertingkah, bisa-bisa dikeluarkan dari sekolah.

_____

Suasana bising kini menjelma di dalam kelas X TKJ 1. Mungkin ada beberapa orang yang belum mengetahui kepanjangan dari TKJ atau Teknik Komputer dan Jaringan.

Saat ini sedang jam kosong, Jazzy hanya terdiam di kursinya, bingung ingin melakukan apa. Jazzy duduk di kursi paling depan bersama dengan Sari, mereka duduk di pojok ruangan. Posisi duduk ini sangat diidamkan, pasalnya tepat sekali di bawah kipas angin.

Hari ini tepat satu minggu mereka menjadi teman sekelas. Selama itu pula, Jazzy baru mengenal beberapa teman di kelasnya, itupun hanya perempuan saja. Kebetulan, perempuan di kelas X TKJ 1 hanya 10 orang saja.

Beberapa menit sebelum lonceng pulang sekolah berbunyi, seorang guru memasuki kelas. "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Itu Pak Devan, wali kelas X TKJ 1. Pak Devan mengajar matapelajaran Matematika untuk kelas XII saja.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Serentak semua murid menjawab salam. Suasana kelas seketika hening. Pak Devan berdiri di depan papan tulis dan mulai menyampaikan informasi.

"Anak-anak, bapak ingin menyampaikan bahwa besok di sekolah ini mengadakan vaksinasi. Semuanya wajib vaksinasi di sekolah. Besok mengenakan pakaian putih abu-abu, jangan lupa sarapan dulu dari rumah. Paham semua?"

"Paham Pak"

Pak Devan mengangguk, lalu melanjutkan. "Besok yang vaksinasi bukan cuma dari sekolah kita aja. Tapi dari sekolah lain"

Kringg

"Yess!!!" Beberapa murid bersorak gembira saat mendengar suara lonceng pertanda pelajaran berakhir.

"Silahkan pimpin berdo'a"

"Baik Pak!!!!"






_____

Jangan dibaca kalo ga suka!!
Tinggalin jejak juseyo <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sekolah Akhir yang (Katanya) IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang