Bab 11 - Kenangan

21 2 0
                                        

Hai semuanya.. :)
Sebelum baca cerita karya Mymin alangkah baiknya kalau follow Mymin dulu yuk..

Selamat membaca semuanya.. :)

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:

Semilir angin dengan aroma laut mulai tercium oleh indera penciuman Nami dan Hyunjin yang sudah sampai ke area pantai, hanya tinggal memilih tempat yang cocok untuk mendirikan tenda dan mendapatkan pemandangan matahari terbenam yang sempurna.

Hyunjin menurunkan jendela mobilnya supaya Nami bisa merasakan sejuknya angin pantai yang berhembus sepoi-sepoi. Mereka sampai di pantai sesaat setelah matahati terbit dan kini mulai naik ke singgahsananya. Walaupun mereka terlambat menikmati momen matahari terbit namun mereka tetap menikmati perjalanan mereka menuju pantai.

Pasalnya ini akan menjadi kencan pertama bagi mereka selama mereka menjalin hubungan selama setahun belakangan ini. Bahkan sepanjang perjalanan Nami selalu mengukir senyum di bibirnya sembari melihat keluar jendela dan sesekali mengajak Hyunjin mengobrol supaya tidak bosan. Hyunjin pun bersyukur ia dipertemukan dengan wanita sesempurna Nami.

Beberapa saat kemudian Hyunjin sudah memarkir mobilnya tidak jauh dari sebuah penginapan yang memiliki kedai di bawahnya. Ia berjaga-jaga jika cuaca buruk mereka bisa langsung pergi ke penginapan karena ramalan cuaca hari ini diperkirakan akan turun hujan di beberapa tempat. Bahkan Hyunjin sudah membayar setengah dari harga sewa kamar di penginapan tersebut untuk berjaga-jaga.

"Bukankah kita akan berkemah? Kenapa kamu membayar sewa kamar?" Tanya Nami.

"Hanya untuk berjaga-jaga saja jika turun hujan dan air pasang naik. Pemiliknya juga akan mengembalikan uangnya jika kita tidak jadi menginap di sana. Jadi kamu tenang saja ya," jawab Hyunjin sembari mengusap pucuk kepala Nami.

Nami pun tersipu malu dengan perlakuan Hyunjin yang terkesan dewasa. Ia selalu berpikir ke depan dan menyiapkan jalan keluarnya. Walaupun sudah sering terjadi namun tetap saja masih membuat Nami mengagumi kekasihnya tersebut.

Mereka pun mulai mendirikan tenda di belakang mobil. Bukan Hyunjin namanya jika tidak menjahili Nami, mereka pun malah bermain kejar-kejaran karena saling membalas. Suara gelak tawa dan teriakan manja pun terdengar disela-sela gurauan tersebut. Mereka sama-sama tertawa dengan lepas seolah melepas penat yang selama ini mereka pendam masing-masing. Beruntungnya juga obat yang Nami konsumsi mampu menekan penyebaran penyakitnya dan mampu mengurangi rasa sakit akibatnya.

Satu jam berlaku akhirnya mereka berhasil mendirikan tenda dengan susah payah. Nami duduk di bagasi mobil yang terbuka.

"Wah ... Lelahnya. Aku tidak menyangka mendirikan tenda akan selelah ini," ucap Nami sembari bersandar.

"Yang melelahkan bukan mendirikan tendanya tetapi berlarinya," jawab Hyunjin sembari bersandar di sebelah Nami juga.

Mereka pun tertawa bersama mengingat apa yang sudah mereka lakukan tadi. Sungguh seperti anak-anak yang sedang bermain di tepi pantai saling berkejar-kejaran dan melempar tanah yang basah namun mereka tadi tidak sampai saling melempar hanya saling mengejar saja.

"Nami, apa kau bisa memanggang dagingnya sebentar? Aku akan memanaskan nasi di kedai sana untuk kita makan," ucap Hyunjin sembari bangkit berdiri.

"Tentu saja bisa," jawab Nami yakin.

"Baiklah. Aku buatkan perapiannya dahulu."

Tidak lama kemudian perapianpun sudah jadi dan Nami mulai memanggang daging dan Hyunjin berjalan menuju kedai untuk memanaskan nasi mereka. Sedang asik memanggang daging dengan bersenandung ringan tiba-tiba saja Nami merasakan nyeri kembali di persendiannya. Hal ini pun membuat tulang Nami menjadi kaku sekaligus lemah, penjepit daging yang ia pegang pun terjatuh beruntungnya jatuh di atas pemanggang bukan ke tanah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SILENT LOVE ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang