Demi warnet

6 2 1
                                    

Warning bahasa tidak baku
Hanya iseng dan gabut makanya bikin
Maaf jika masih berantakan :'











-----------------------SEKOLAH---------------------

       Di sebuah sekolahan sebut saja "Cibaduyut jaya 01" kini tengah dalam keadaan hening karena kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung. Namun keadaan itu tak berlaku di gedung belakang sekolah, terdapat warung kecil yang biasa menjadi basecamp para berandalan tentunya.

"Ris lu ngga masuk kelas pagi lagi?". Tanya seseorang bersurai merah gelap bernama funin.

"Kaga nanti ajalah males gua masuk kelas siangan , ck duit gua habis lagi. Lu ada duit nin?". Ucap seseorang bersurai merah terang berparas cantik namun ia seorang laki-laki mari kita sebut dia  Harris Caine atau Harris saja, dengan decakan kesal sambil berharap temannya punya uang lebih.

"Lu tau sendiri gua kaga ada duit elah. Emang buat apaan si lu? Emang ga di kasih sama papa Noe?". Ucap funin. Setaunya Harris bukan orang yang tidak punya atau bisa dibilang lumayan berkecukupan.

"Duit gua abis pake main warnet hehe. Uang bulanan ga di kasih papa Noe soalnya bulan kemarin gua ketahuan tawuran ke sekolah sebelah sama Souta". Ucap Harris sambil tertawa canggung.

"Buset yang bener aja lu itu duit buat warnet semua?". Funin heran temannya ini sudah nakal karena sering ikut tawuran (ya walau dia juga ikut) sekarang di tambah gila warnet .

"Ya gimana anjir kemaren gua sama Souta nge game dari sore sampe sore lagi cuy seru banget, lu harus ikut besok deh". Ucap Harris semangat dengan mata berbinar.

Funin cengo (bengong) temannya ini sebenarnya ngga cocok jadi anak badel. Wajah manis dengan suara lembut, walau bicara kasar pun sungguh tak terasa. Namun tinggahnya melebihi dirinya.

"Kaga ris duit gua abis bulan ini. Eh tapi itu tetep mau ke warnet yakin? Mau bayar pake apa bjir". Ucap funin heran.

"Iya gua juga bingung nih. Cari duit kemana ya". Ucap Harris sambil meletakkan jarinya di kepala seolah berpikir.

"Jual besi-besi tua aja ris, setau gua mah lumayan harganya." Ucap seseorang yang bernama Rini, ternyata ia sudah menyimak percakapan Harris dan Funin.

"Eh beneran besi-besi tua harganya lumayan? Ngga boong kan ji?". Tanya Harris semangat matanya berbinar lagi. Rini yang di tatap hanya menganggukan kepalanya kerena mulutnya tengah memakan gorengan.

"Yakin mau mungutin besi-besi tua? Kuat emang lu?" Ucap Funin.

"Yakinnnnn.. emmm tapi dimana bisa cari besi-besi tua disini?". Tanya Harris.

"Setau gua di perumahannya si ketua OSIS itu siapa namanya ya??? Ah lupa yang gang Cibaduyut indah itu banyak ris". Ucap riji memberikan info.

"Oh iya iya di gang Cibaduyut indah kah banyak? Okay sore ini gua cari. Makasih riji ". Ucap Harris

"Si Anjir beneran ini lu mau kesana? Ey ji-sat lu yang bener kasi info?". Ucap Funin tidak yakin , kadang teman-temannya ini pemikirannya agak lain aka anomali.

"Iya bener nin si anjir kaga percaya banget lu sama gua sat". Ucap Riji sambil memukul pala Funin memakai tangannya yang Bekasi gorengan.

"Anjirrr rambut gua penuh minyak cookkk bangsat emang ini anak satu". Ucap Funin dan mereka pun berantem.

       Namun tak menghiraukan teman-temannya Harris kini tengah sibuk dengan pikirannya.

"Warnet sejam 3rb ayyis mau main sama Souta sampe jam 9 berati 18rb. Ummm berapa kira-kira besi yang harus ayyis jual ya"



---------------PULANG SEKOLAH--------------

 
    Surai merah terang tengah bergoyang-goyang dengan riangnya. Ya Harris tengah berlari sambil melompat senang. Sudah terbayang besok ia akan memainkan game kesukaannya di warnet bersama Souta. Ia berjalan menuju gang Cibaduyut indah yang terletak kira-kira 10 menit dari sekolah.

       Harris sampai di depan gapura yang bertuliskan 'Cibaduyut indah' ia pun masuk dan mencari-cari benda yang berbahan besi. Ia menemukan paku-paku kecil dan mengambilnya. Setelah kurang lebih 30 menit ia berputar-putar di gang tersebut tapi hasilnya mengecewakan, ia hanya mendapatkan 10 paku kecil dan 1 besi tua yang pendek.

"Ih ayyis capek. Ini apa riji boong ya. Kalau segini mana bisa 18rb . Ngga akan cukup ish"

      Harris membatin dan berpikir lagi dimana ia harus mencarinya. Ia lelah dan haus, ingin rasanya cepat pulang dan menjual besi yang ia kumpulkan tapi kurang pastinya.
   
Saat tengah mengusap keringat nya mata Harris tertuju pada sebuah rumah dengan pagar besi yang sepertinya tidak terpasang atau mungkin belum terpasang.

"Wih kayaknya kalau ayyis jual itu mahal deh. Ambil ahhh" pikirnya.

   Harris melihat sekeliling

"Amannn.. let's gooo"

Ya seperti yang kalian pikir pagar besi tersebut dia ambil.





-----------Sementara di sisi lain---------------



       Seorang wanita bersurai blonde tengah berdiri mematung di depan rumahnya. Mari sebut saja dia mamah shina. Hari ini tukang yang ia panggil untuk memperbaiki pagar rumahnua bilang tidak bisa datang jadi ia pun menaruh pagar baru di samping pagar lama rumahnya. Namun yang ia lihat kini pagarnya menghilang ia pun bingung kemana perginya itu pagar.

"Eh mah kenapa kok diem depan rumah?". Ucap seorang anak laki-laki berseragam sekolah bersurai ungu kepada ibunya. Mari kita sebut namanya Arion.

"Ion tadi pagi kamu liat pagar besi yang mamah taro di depan?" Tanya mamah shina.

"Iya tau mah, kan mamah taro di samping pager lainnya pas pagi." Jawab Arion.

"Ngga ada Ion udah mamah cari juga tadi". Ucap Shina kesal dengan anaknya, bukannya bantuin cari malah ngeledek.

"Ayo bantuin mamah cari kalau gitu ih jangan liatin doang". Ucap Shina.

    Padahal Arion baru saja pulang les bersama gin tadi. Tapi kini ia harus membantu mamahnya mencari pager rumah. Padahal mana mungkin barang sebesar itu hilang begitu saja, pasti mamahnya yang teledor.

     Namun ternyata benar kata mamahnya. Ia sudah berkeliling rumah mencari pagar tersebut namun nihil. Akhirnya ia menghampiri mamahnya.

"Ion juga ngga Nemu si mah. Ya udah mau gimana lagi, nanti minta papah beli lagi aja". Ucap Arion. Namun ekspresi Shina menjadi sedih. Ingin membuat rumahnya tambah cantik malah di paling itu pagarnya.




------------------------WARNET---------------------



     Terlihat Harris tengah berjalan menuju warnet bersama Souta.

"Yakin mau main sampe malem ris? Bukannya uang lu habis kata funin". Tanya Souta.

"Tenang Sou. Gua yang traktir hari ini". Ucap Harris sambil menepuk dada pelan dengan bangga.

"Hah? Yang bener lu ris? Dapet uang dari mana?". Tanya Souta bingung, kemarin ia bertemu funin dan ingin mengajaknya bermain warnet juga tapi ia bilang gada uang dan Harris juga lagi ga punya uang karena papah Noe menghukumnya dengan tidak memberikan uang bulanan.

"Gua habis maling pager rumah orang kemarin hehe". Ucap Harris cengengesan.

"W-what the heeelllll riss". Teriak Souta shock. Gila temannya ini demi warnet sampe maling pager orang cookkk.


"P-pager besinya ilang Ion , gimana ini? Mamah udah cari di sekeliling rumah juga ngga ada". Ucap Shina panik.

"Yang bener udah mamah cari? Mamah kan pelupa. Siapa tau di masukin rumah". Ucap Arion meledek mamahnya yang kadang memang pelupa.





#sekian dan terima kasih ehek

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

maling pagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang