12 || Koridor X MV2.

159 109 25
                                    

Happy Reading, Mystread.

Kara membuka matanya secara perlahan. Ia kini berada di kamarnya, dengan lapisan lautan. Dengan corak burung-burung yang berada di atas lukisan lautan tersebut.

Kayla, masih terus menatapnya dengan gelisah. Hingga tatapannya itu berubah menjadi lebih tenang saat melihat kelopak mata itu terbuka.

"Sayang, Mama khawatir sama kamu ... Kenapa kamu bisa simpan di sana? Dan ... Otak manusia itu, Raxel udah buang. Mama nggak mau kamu kena masalah ataupun kenapa-napa, sayang ... " Wanita itu mengelus rambut Kara lembut—Ia tampak ketakutan.

"Aku nggak tau apa-apa, Ma. Aku mau nutup gerbang, tiba-tiba ada kardus sama—" Kara menghentikan ucapannya. Ia menyentuh sakunya pelan, menyadari bahwa surat itu masih dirinya masukkan dalam saku.

"Sama apa, sayang?" Anak perempuannya itu bersikap gugup seketika.

"Enggak, Ma. Aku cuma salah ngomong tadi," jawabnya tersenyum. Kayla hanya bisa membalas senyuman anaknya itu—masih dengan tangan yang menyentuh telapak tangan gadis itu.

"Yaudah, Mama mau ke kamar lagi, ya, sayang. Kalau ada apa-apa, tekan aja tombol yang ada di atas kamu. Dan kalau Mama nggak dengar, tekan aja yang satunya. Nanti Bibi juga datang, kok." Wanita tua itu berdiri dari duduknya, setelah itu mengaktifkan tombol darurat jika di tekan.

Desain kamar Kara memang indah. Corak lautan, serta banyaknya pepohonan yang di lukis di sekitarnya, bisa membuat seseorang tak sadar akan lamunannya. Seseorang daripada keluarga ini, memiliki banyaknya pekerja. Jadi tak salah jika kehidupan Kara semewah dan sebahagia itu.

Tombol darurat di atasnya, ataupun telepon genggam sudah tersedia di sebelah kasur Kara. Jika Kara membutuhkan sesuatu, Pembantu maupun Penjaga yang berada di sana, akan datang untuk memberikan bantuan kepada Kara. Namun, gadis itu tak memiliki sifat semalas itu. Dia bisa saja berjalan dan mengambil minuman, makanan serta lainnya.

Di dalam kamarnya, juga terdapat toilet untuk mandi dan BAB. Jadi, bisa di katakan Kara dapat berjalan dekat dari kasurnya menuju toilet miliknya. Jika Kara tak nyaman, ia bisa saja mengubah bentuk kasurnya.

Kayla pergi dari sana, karena sudah memastikan Putri satu-satunya telah tenang di dalam sana.

Kara kembali menutup matanya, di sebelahnya. Telah ada dua penjaga yang menjaga setiap inci sekitarnya, maka tak akan ada yang mengganggunya tidur. Serta Kara akan merasa aman ketika di temani salah seorang pembantu wanita.

***

Di sisi lain, Raxel masih sibuk dengan otak manusia itu. Ia sudah membungkusnya dengan sabar, tidak membiarkan itu terlihat oleh seseorang.

"Sialan anjir. Gimana bisa coba ada otak manusia di sini," gumamnya kesal. Ia masih menutup hidupnya dengan pelan, saat Raxel teringat sesuatu. Ia sadar, bahwa barang ini tak boleh di buang.

"Gue simpan ini di gudang apartemen aja kali, ya."

Tanpa basa-basi, anak laki-laki itu melempar kardus berisikan organ gila itu. Bau amis berceceran kemana saja, perut Raxel sudah tak tahan.

Raxel buru-buru menutup pintu gudangnya. Baunya sudah di tutupi dengan pintu yang melapisi pewangi ruangan, entah dari mana Raxel mendapatkannya. Tetapi yang jelas saat ini, ia sudah muak melihat kardus itu.

Mystro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang