"Tuhan, apakah sesulit ini takdir ku?"
—Nadhinza Anzira Deandra—
Happy reading...
.
.
.Sudah 3 bulan berlalu. Namun sosok gadis yang pandai menutupi lukanya itu masih setia dan betah dengan tidurnya.
Ia adalah Nadhin. Dirinya dinyatakan koma, di hari senin, 15 April 2024. Saat ia mencoba menolong sahabatnya, Fanya.
Di saat setelah operasi dilakukan, dirinya tak kunjung sadar dan di nyatakan meninggal dunia pukul 16.00. Namun saat Nadhin hendak dilepaskan dari beberapa alat rumah sakit, detak jantungnya kembali. Namun tidak dengan kesadarannya.
Di 3 bulan itu, Fanya terus bersumpah tidak akan memaafkan dirinya dan mengasingkan diri dari orang-orang jika orang yang menyelamatkannya dari Malaikat Mikail justru bertemu dengan Malaikat Mikail.
Vivy yang saat itu telah kembali ke rumahnya, kembali tinggal di kediaman Deandra karena kasihan terhadap mama Nadhin yang terpuruk.
Zela? Saat itu Zela juga merasa kehilangan sosok yang selalu menemani dirinya ngereog.
Kalo Mars jangan di tanyakan lagi. Laki-laki itu merasa bersalah selalu memandang Nadhin hanya teman belaka. Ternyata sesakit ini saat kita kehilangan sosok yang sayang sama kita. Wujudnya memang ada, namun hanya terus terdiam. Apa diam menjadi hobi cewe bobrok itu? Batin Mars.
Semua teman-teman Nadhin merasa kehilangan seseorang yang tegas, berani, namun terkadang menangis akibat ulah mereka.
Mereka berbagi waktu untuk menjaga ketua kelas mereka. Mereka merasa, ini saatnya untuk berbagi pada Nadhin. Selama ini, gadis itu yang selalu memprioritaskan mereka.
✯ ✯ ✯
"Halo, Gan, lo udah dimana?"
"Sabar dong. Ini gue udah di depan meja resepsionis. Otw kesitu." Ujar Regan pada Vivy di telfon.
Vivy yang mendengar kekesalan Regan hanya cekikikan bersama Zela. Mereka sudah tak sabar ingin memakan seblak. Sudah jam 8 pagi, tetapi hanya baru selembar roti yang masuk ke dalam perut mereka. Dan itu membuat cacing di perut Vivy dan Zela mendemo massal.
Karena keduanya tak ingin meinggalkan Nadhin di ruangannya. Terpaksa mereka menyuruh Regan yang kebetulan ingin menjenguk Nadhin bersama kedua curutnya. Tak lain ialah Liam dan Fathan atau yang lebih sering di panggil Cecep.
Author pov: aelah, biasa itu mah. Anak jaman sekarang tuh namanya udah di cari susah susah sama ortu, malah mereka ganti dengan yang mudah😹
"Assalamu'alaikum!" Salam ketiganya ketika sampai di ruangan Nadhin.
"Yeay! Seblak gue mana tong? Gue udah laper bet." Zela merampas kantong plastik di tangan Regan saat melihat yang ia nantikan.
"Heh bocil! Harusnya lo jawab salam kite! Gak sopan banget!" Maki Fathan.
"Halah, bacot lo Cep! Udah gue jawab dalam hati!" Balas Zela tak mau kalah. "Lagian lu pada kenapa telat? Kek cewe yang lagi dandan aja." Sewot Zela.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJARAH (Sewaktu, Jarak, & Arah)
Teen FictionBenar. Sesuatu yang patah akan kembali tumbuh dengan tunas yang kuat. Mungkin Nadhin bisa dikatakan seperti itu. Nadhin bisa di katakan beruntung kali ini. Beruntung menemukan sosok kakel yang sangat baik, namanya Abdillah Afrash Keyran. Dia memil...