'Mengapa mereka masih saja percaya dengan mitos seperti itu?'
'Biasalah, orang-orang desa yang ketinggalan zaman.'
Ucapan-ucapan itu terdengar begitu jelas di telinga seorang detektif yang sedang mencari banyak informasi. Harris hanya bisa mendengar celotehan para polisi setelah mendengar banyak warga yang menghubungkan kematian dan hilangnya orang-orang desa dengancerita fiktif.
Harris kembali fokus mencari jejak ataupun petunjuk di TKP. Sampai ia terdiam, terpaku melihat sebuah cincin berwarna hitam permata ungu yang tergeletak di lantai. Dengan cepat ia memotret cincin tersebut, dan mengambil cincin itu untuk menjadi salah satu barang bukti.
BRAK!
Namun belum saja ia memasukkan cincin pada wadah khusus, tiba-tiba angin kencang berhembus hingga membuat pintu rumah yang tadinya tertutup seketika terbuka dengan kasar.
Harris menutup matanya saat ada banyak kertas dan debu berterbangan. Setelah angin menjadi lebih tenang, Harris membuka matanya perlahan, namun dirinya merinding saat melihat siluet hitam tinggi besar tepat berada di hadapannya.
Sepasang matanya saling beradu tatap dengan mata sosok itu, sampai tubuhnya ambruk dengan cincin ungu terjatuh tepat di kaki sosok hitam tersebut.
Para polisi yang juga melihat sosok tersebut seketika ambruk, hingga langit malam yang indah berubah menjadi merah setelah waktu 'Bulan Merah' baru saja di mulai.
'Akhirnya kamu kembali, sayangku~'
✦.✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Dystany | Rioncaine 🔖
Fanfiction[On-going] Ada yang bilang bahwa disaat fenomena 'Bulan Merah' terjadi, akan ada banyak mahkluk berkeliaran untuk memangsa para bangsa manusia. Dan ketika malam itu tiba, semua orang dilarang keras untuk meninggalkan rumah tanpa pengecuali. Sampai...