AKU

0 0 0
                                    

Aku adalah seorang siswi menengah pertama, hidup dilingkungan masyarakat biasa bersama keluarga dan saudara. Kehidupan yang biasa biasa saja dan hampir putus asa. Pelajar uang memiliki keinginan, harapan, dan cita cita yang tinggi untuk mencapai masa depan yang cerah, namun terhalang oleh dukungan keluarga.

Perkenalkan namaku Ahsyi Ruxana Khadeeja, biasa dipanggil Ana, umurku 15 tahun memiliki 1 saudara kandung dan 2 saudara tiri. Aku dituntut begitu banyak oleh orangtua.tuntutan yang banyak tapi dukungan mereka kurang untuk diriku.ibu lebih memilih mementingkan 2 saudara tiriku dan jarang merawat ayah, aku bersama adikku sering diabaikan olehnya.namun,kami selalu mengingat ajaran guru kami "jangan pernah meninggalkan doa untuk ayah dan ibu kalian sekalipun mereka kurang baik kepadamu,sesungguhnya itu adalah kunci pembuka pintu rezeki kita".walaupun seperti itu ana dan adiknya ahsan tetap menyayangi orang tuanya.

Suatu hari ana seperti biasa berangkat kesekolah, namun dengan perasaan yang gelisah.namun ana masih tetap melangkahkan kakinya untuk menuntut ilmu.Teman dekat ana, zahra yang melihat perilaku ana yang berbeda 180• merasa heran. Tiba tiba seorang guru datang ke kelas ana dengan membawa telepon dan berkata;
[Nak, ini pihak kepolisian ingin bicara]kata guru.
ana kaget mendengar kata polisi dan langsung menjawab panggilan tersebut;
{iya? Halo pak? Ada urusan apa yah?},ucap ana.
[kami dari pihak kepolisian ingin menyampaikan apa benar ini dengan na Ruxana? Kami ingin melaporkan bahwa ayah anda ditemukan dalam keadaan meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal].kata polisi
Ana seketika syok dan terpaku diam, karena satu satunya orang yang mendukungnya berkarya Menulis Cerita hanyalah ayahnya.kini sosok ayha bagi ana telah meninggalkannya,fikiran ana langsung tertuju kepada adiknya dan ingin segera menjemputnya pulang untuk melihat ayah mereka yang terakhir kalinya.seorang guru pun menawarkan diri untuk mengantarnya menjemput adiknya yang masih sekolah.

Mereka pun sampai didepan sekolah Ahsan dan melihat ahsan yang keluar dari gerbang pagar sekolahnya,Ahsan yang senang melihat kakaknya menjemputnya dengan riang berjalan menuju ana dan tanpa dia sadari ada motor berkecepatan tinggi datang dan menabrak dirinya. Ana yang melihat kejadian itu berlari dan memeluk adiknya,
{Ahsaaannn, Ahsannn}ucapnya lirih.Segera ana membawa adiknya kerumah sakit ditemani oleh gurunya.Beberapa menit berlalu dokter datang dan menyampaikan kepada mereka
(Mohon maaf sebelumnya,kami pihak rumah sakit sudah berusaha semaksimal mungkin, namun pendaharahan yang diderita pasien sangat parah.kami turut berduka cita)ungkap sang dokter
guncangan dua berita sekaligus membuat ana sangat syok,kehilangan dua orang yang sangat dekat dengannya sangat menyakitkan baginya. Ana tidak bisa berkata-kata namun hati dan pikirannya berkecamuk menjadi satu tak karuan, hingga ia membawa jenazah adiknya menggunakan ambulans rumah sakit ke tempat tinggal mereka.keadaan rumah yang dipenuhi orang melayat,ana yang diam tanpa sepatah kata mengantarkan jenazah adiknya masuk kerumah dan dibaringkan disamping jenazah ayahnya.raut wajah kesedihan terpampang jelas didepan ana yang melihat kerabat dan keluarga yang datang melayat.wajah kedua saudara tiri dan ibunya nampak sedih namun ana tidak merasa itu adalah hal yang wajar, karena mereka bertiga tidak dekat dengan ayah dan adiknya.hingga sampai saat kedua orang terkasih ana akan dimakamkan, ana dengan sedih memeluk ayah dan adiknya untuk yang terakhir kali melepaskan mereka dengan ikhlas dan tabah.{Ayahh... Ahsann yang tenang yah disana, Ana akan berjuang disini untuk mencapai cita-cita ana. Ayah dan Ahsan doakan dari jauh saja yah.. }.jenazah keduanya pun dibawa untuk disemayamkan sebelum dimakamkan.

Beberapa bulan berlalu sejak kejadian itu, ana tetap melakukan kegiatan sehari-harinya.Namun dengan perasaan yang berbeda,ibunya yang kurang perhatian dan saudaranya yang selalu meremehkan ana. Tetapi ana tetap tegar menghadapi kehidupannya yang sekarang tanpa sosok ayah dan adiknya. Seluruh keluh kesah dan kisahnya ia tuliskan dalam buku kesayangannya,hari demi hari ia lalui dengan tabah dan ikhlas.Sampai pada akhirnya ada sebuah acara *Ayo tuliskan kisahmu*,dan ana ingin sekali mengikuti acara tersebut. Namun, saat dia meminta izin kepada ibunya,ibunya melarangnya dan memaki ana <kamu tidak usah ikut,menambah beban saja! >.ana yang mendengar itu merasa sedih, karna itu adalah pertama kali dia meminta sesuatu kepada ibunya,namun ibunya membentaknya.

Tetapi karna tekad ana yang kuat untuk mengikuti acara tersebut,ana terus memohon kepada ibunya untuk mengikuti acara tersebut. Namun jawabannya tetap sama 'Tidak usah, kamu menambah beban'. Ana yang sempat putus asa,kembali mengingat pengorbanan ayahnya untuk membelikannya sebuah buku untuk menuliskan karyanya.Ana pun kembali bersemangat dan dengan inisiatif sendiri,meminta gurunya untuk membantunya ikut dalam acara tersebut.H-1 Ana akhirnya bisa ikut mendaftarkan dirinya dalam acara itu.Dengan semangat dan tekad pantang menyerah ana menyelesaikan ceritanya sebelum pengumpulan dan pengumuman di acara itu.
Harap-harap cemas ana dan ibu guru menunggu hasil keputusan dari pihak acara pemenang dari acara *Ayo tuliskan kisahmu*

Dan benar usaha tidak akan pernah menghianati hasil, akhirnya ana lolos sebagai pemenang (selamat ana, kamu menang nak),{iyaa bu saya bersyukur bisa menang, ini juga berkat dukunga ibu serta doa dari orang terdekat ana}.Ana berhak menerima penghargaan serta menerbitkan ceritanya.ana sangat bersyukur dan berterima kasih kepada tuhan yang maha kuasa, serta dukungan dari orang terdekat,meskipun ibunya menantang keputusannya, ana tidak pernah membenci ibunya. Dengan diterbitkannya cerita ana kedalam sebuah buku, kini ana mulai dikenal oleh banyak orang hingga banyak para penerbit-penerbit yang tertarik untuk mengajak ana ikut berkolaborasi dalam cerita mereka.

Hingga waktu tak terasa berlalu ana sudah tumbuh dewasa dan menjadi sosok penulis yang terkenal,buku ciptaannya banyak dibaca oleh kalangan mana saja.Ibunya yang dulu menentang keinginan ana sekarang merasa bangga kepada ana. Karna ana sudah berhasil mengejar cita-cita meski tanpa bantuan dirinya. Ana kini telah sukses,membahagiakan ibunya dan mengindahkan impian dan harapan ayah dan adiknya. Kini ia dikenal dengan sebutan "Penulis Ruxana".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU (cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang