Chapter 1: Redup Abangku!

42 7 9
                                    

*Ini tulisan pertama author dan pengalaman pertama menulis melalui wattpad. Segala nama yang ditampilkan bila ada kesamaan mohon dimaafkan, segenap kritik dan saran bebas disampaikan dengan bijaksana.

***

Ayyayyay, im your little butterfly, (ringtone)

"Halo, ngapa?"

"Lu dimana Den?"

"Kenapa dulu.."

"sini lah, sombong banget lu udh ga mau nongkrong"

"pada dimana emang?"

"Kopi Kirlahsendiri, Tebet, gece ya..."

"inshaallah kalo ga ujan"

"yodeh, bye..."


Ini sebenarnya bukan Dennis gamau buat main sama mereka, tapi setelah di fikir-fikir, dia jadi kefikiran. Selama ini kerjaannya kuliah-nongkrong, udah gitu-gitu aja. Pacaran juga gaada yang beres, bikin salah terus, giliran disalahin gamau. Lagian siapa sih yang mau disalahin? orang mah dimana-mana maunya dikasih duit. Mana bokapnya udah pensiun, gaada tuh ceritanya Dennis anak mafia terkenal yang di umur 17 tahun warisin harta keluarga, punya calon istri anak tunggal pengusaha yang bokapnya mau meninggal, nyokapnya koma kena stroke, keluarga besarnya di genosida, gaada tuh.

Pernah sekali, aku pergi, dari Jakarta ke Surabaya. Untuk menengok nenek di sana, mengendarai, kereta malam...jugijag gijugijag gijug, kereta jenazah.

Sorry ice breaking, gw anaknya organisasi banget. kita lanjut yah kisah Dennis ini.  

So, Dennis bingung, lagi mager tapi diajak nongkrong. Gak nongkrong nanti overthinking sendiri di rumah. Mau ikut tapi mager, tapi gamau ketinggalan momen nih. Saking bingungnya Dennis sampe bertanya pada rumput yang bergoyang, rumput tetangga lagi yang lebih hijau, dan goyangnya pargoy.

Akhirnya yaudah lah, dia kan anaknya solid parah ya, jadi dia akhirnya prepare buat berangkat. Seperti biasa, biar tongkrongan ga bubar, dia bilang lah kepada teman-temannya yang beban umat manusia itu "otw", walaupun sebenarnya dia baru ngambil handuk. Kemudian dia mandi wajib, wajib dong mandi sebelum kemana-mana kan. Biar bersih, segar, wangi, pokoknya oke banget lah buat narik perhatian janda se-kabupaten.

Long story short, berbekal dompet tipis yang cuma bisa nutup beli bensin mobil ga sampe dua bar, dia berangkatlah dengan segala kerinduannya kepada teman-temannya yang bilang dia sombong karena ga mau nongkrong, padahal mereka kemaren habis nginep di rumah Dennis. Starterpacknya sudah siap semua, rokok, parfum Ind*m*ret, earphone, dan laptop yang dengan niat awal dibawa karena mau ngerjain tugas akhir.

Sebagai pengendara yang baik hati, Dennis selalu bawa mobilnya dengan pelan dan santun, tidak lupa dia membuka kaca mobil dan sebagian tangan keluar untuk membuang abu rokok, musik disetel keras untuk menghibur pengendara di lampu merah biar berasa lagi dugem. Intinya selama Dennis bahagia, mau orang bagaimana kek, dia mah yaudah.

Akhirnya sampailah kumbang desa ini di Kopi Kirlahsendiri. 

"Boleh kak pesan apa?"

"hadeh...redvelvet 45rb..." ujar dennis dalam hati,

Dia nih pelit memang, bukan gaada duit, mungkin memang kalau di track leluhurnya ini Yahudi ya..

"Mau foto menu dulu kak" jawab Dennis sambil mengeluarkan hp dari saku,

"Boleh kak,"

Difotonya lah menu yang harganya ga ngotak itu, biar dia seolah-olah pesannya nanti aja, padahal rencana liciknya Hamba Tuhan yang satu ini, dia cuma pengen numpang menyandarkan punggungnya yang jompo itu aja terus cabut. Maklum lah ya, semua sandarannya pergi meninggalkannya karena lelah dengan Dennis yang banyak ulah ini.

Sepertinya Kau Qorin Dari Planet Yang LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang