Masih dengan dalam pangkuan nya, Keyla terasa nyaman di dekapan hangat sang murid. Melupakan hubungan di antara mereka berdua.
Keyla bersandar di bahu Rissa dengan sangat tenang, ditambah elusan halus di punggungnya. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Rissa.. kita cukup seperti ini saja, ya? Seperti murid dan guru. Saya.. masih gak bisa." Keyla kembali membuka pembicaraan setelah hening beberapa menit di antara mereka berdua.
Meskipun berat untuk menyetujui itu, terlebih pengakuan dari dirinya tidak dijawab tegas antara ya atau tidak, dan malah digantung. Juga lihat lah sekarang posisi mereka, begitu intim dan lebih dari guru dan murid. Apa Rissa tidak bisa berharap dengan begini?
"Baiklah.. tapi ijinkan saya untuk mencintai kak Keyla.. saya janji saya gak melakukan hal yang berlebihan." Jawab nya dengan suara serak, rasanya sebenarnya sakit, tapi tentu dia tak ingin menyerah. Malah dirinya bertambah semangat untuk melindungi Keyla.
"Bagi ibu mungkin mudah, tapi bagi saya permintaan itu begitu berat." Batin Rissa sembari memejamkan matanya dan mengeratkan rangkulan di pinggang Keyla
"Rissa.." panggil Keyla yang terbenam di bahunya.
"Ya?"
"Please.. stay."
_-_-_-_
Rokok disudutkan pada asbak itu, laki-laki itu bersandar pada kursinya. Dengan seringai khasnya.
"Jadi, Lo teror dia? Ngapain?"
"Buat apa lagi? Buat gue senang-senang lah."
"Iya sih.. tapi kenapa kita gak keinti aja?"
Laki-laki yang menyeringai itu mengusap tengkuknya. "Seru aja sih buat Keyla seperti itu. Kepuasan tersendiri."
"Dih. Eh itu adek Lo gimana?"
Dengan wajahnya yang jadi berubah saat sang teman merubah topik menjadi sang adik. "Dia baik-baik aja. Gue selalu jaga dia kok. Kalian juga, jagain dia! Awas Lo pada sampe nyakitin adek gue."
"Ya iyalah, Rissa kan princess kita semua. Gak mungkinlah." Jawab satunya.
Hanya seseorang yang diam saja tak menjawab, dan menatap dengan tatapan sulit diartikan pada cowok dengan seringai itu. Orang itu Alan.
"Rissa.. pengganggu itu!"
_-_-_-_
Pagi hari disambut dengan matahari yang masuk dari celah-celah gorden. Sedikit mengganggu dua orang yang tengah berpelukan erat.
Gadis itu sedikit melenguh, merasa pegal ketika sadar ada yang tidur di tangannya. Matanya perlahan terbuka, dan menatap seseorang yang tidur dalam dekapannya.
Pikirannya melayang pada malam hari. Ia diminta untuk menginap, dan ia menyetujuinya. Mereka kembali tidur dalam satu kasur.
"Kak Key.." Suara serak basahnya karena baru bangun keluar. Tangannya menyelipkan rambut Keyla ke belakang telinganya. Senyuman nya begitu menyejukkan.
Kelopak mata Keyla bergerak, lalu perlahan membuka. Dia semakin masuk ke pelukan seseorang itu, gadis itu, muridnya.. muridnya? Mata Keyla melotot dan langsung mendorong Rissa dari tempat tidur.
BRUGH!
"Aduh.. duh! Kak key~ sakit." Rintih Rissa yang tubuhnya malah jatuh mencium lantai.
Keyla menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia merasa bersalah karena refleks mendorong Rissa. "Ya ampun, Rissa. Maafin saya. Saya gak sengaja."
Keyla bangkit dari tempat tidur dan membantu Rissa untuk bangun. Agak tertatih-tatih, dan lemas, Rissa akhirnya berdiri. Tapi bukannya marah, Rissa malah tertawa.
Gadis yang memapah Rissa memanyunkan bibirnya. "Kamu kenapa ketawa?"
Rissa berdeham dan Keyla mendudukkan Rissa di sisi kasur. Rissa mendongak menatap Keyla.
"Gakpapa, kamu lucu aja. Bisa bikin aku jatuh gitu, hebat~"
Lalu dipeluknya tubuh Keyla yang ada di depannya, wajahnya di tenggelamkan ke perutnya.
"Ih apaan sih? Lepas, Rissa. Saya belum mandi!" Seru Keyla, sambil mencoba melepaskan pelukan Rissa. Walaupun dengan enggan Rissa akhirnya melepas pelukan hangat itu.
"Nah, mending sekarang saya mandi dulu, baru kamu."
Rissa mengangguk dan menatap Keyla yang masuk ke dalam kamar mandi. Dia baru ingat, dari semalam ia belum mengecek handphonenya. Tangannya langsung mencabut cas handphone nya, lalu menghidupkan nya.
TING!
13 Pesan dari Bang Sat.
3 Telepon dari Bang Sat."Waduh.. gawat," gumamnya.
_-_-_-_
Tak lama Keyla keluar dari kamar mandi, lalu menatap sekeliling. Sepi. Apakah Rissa kembali meninggalkan nya, seperti malam pertama kali ia membawanya ke rumah ini?
"Berharap apa aku?" Gumam Keyla sambil membuka lemari pakaian nya dan memilih pakaian untuk dipakai mengajar nanti nya. Lalu membuka bathrobe, yang meluncur begitu saja.
Cklek.
Saat akan memasang celana dalamnya, suara pintu yang dibuka membuatnya menoleh ke pintu dengan cepat. Matanya terpaku melihat seseorang itu.
"Kak.. kak Key." Gadis itu membulatkan matanya ketika melihat Keyla yang telanjang depan wajahnya.
Merah di wajah Keyla merambat.
"KYA!!" Teriak Keyla sambil melemparkan bathrobe nya ke wajah Rissa.
"KELUAR KAMU!"
Rissa buru-buru keluar dari kamar itu dengan wajah yang tertutup bathrobe. Jantungnya merasa berdetak kencang tak karuan. Wajahnya memerah sampai telinga.
Ia menelan ludah nya, "seksi juga."
"Eh.. apa sih, Ris!" Gumam nya sambil memukul kecil kepalanya.
_-_-_-_
Maaf ya, readers, baru up sekarang. Ini bukunya udah berdebu yak aowkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Teacher
Teen Fiction"Bu.. kita gak bisa kenal lebih dekat?" "Kenapa kamu ingin mendekati saya?" Clarissa Davina Septiandra, jatuh cinta pada gurunya sendiri, Keyla Jiandara. Guru baru yang dingin dan killer di sekolahnya, mampu membuat jantung nya berdetak kencang. Apa...