01.2 • Bang Mahfudz dan Si Kembar 02

1.2K 41 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

secara perlahan. Awalnya memang sulit, karena kami belum terbiasa, namun setelah beberapa menit, gerakan kami menjadi stabil dan berkesinambungan. Kamar tidur Bang Mahfudz menjadi saksi bisu tingkah laku nakal kami.

Kami berempat mengerang tidak karuan, menikmati persenggamaan ini. Lama sekali kami melakukan aksi ini. Bang Mahfudz tampaknya yang tumbang duluan, karena untuk ketiga kalinya dia mengeluarkan spermanya, disusul oleh Mas Damar yang juga mengeluarkan spermanya di anusku, dan aku bersama Mas Danang mengeluarkan sperma secara bersamaan.

"Ahhhhh...Ahhhhhh...Ohhhh...Ahhhhh," desahan kami berempat ketika sudah mengeluarkan cairan kenikmatan itu dan kami sangat lemas sekali. Satu-persatu, penis kami mulai melemas dan terlepas—'PLOP'—penisku keluar dari anus Mas Danang, begitu pula dengan Mas Damar dan Bang Mahfudz.

Setelah itu, Bang Mahfudz dengan gagah mengangkat tubuhku dan merebahkannya di atas kasur. Mas Damar melakukan hal yang sama dengan kakaknya, Mas Danang. Kami berempat begitu kelelahan dan akhirnya kami terlelap tanpa membersihkan sisa-sisa sperma yang masih menempel di tubuh kami.


to be continued...

Police Story - Bang MahfudzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang