Beli Contekan

25 3 2
                                    

Ujian Tengah Semester telah dimulai. Megumi sibuk belajar bersama Yuuji di rumah kontrakan Yuuji.

Megumi malas jika harus membawa Yuuji ke rumah kontrakannya. Sepet dan sumpek melihat Toji yang tidur terus di ruang tamu menghalangi pintu. Apalagi di rumahnya tidak ada cemilan karena sudah dihabisin sang ayah. Megumi merasa iri, ingin punya ayah yang baik, perhatian, pekerja keras, dan bertanggung jawab macam Jin, ayah Yuuji.

Suguru, Shoko, dan Satoru memilih tidak belajar. Mereka sudah beli contekan dari seseorang. Bodohnya Satoru karena dia membeli contekan dari sekolah lain, SD Infinity, SD komplek elit.

Tepat sebelum masuk sekolah, Miwa datang memeluk erat Satoru dan memberinya sebuah kliping berisi contekan sepuluh mata pelajaran UTS.

"Sat! Itu kan Miwa anak SD Infinity! Kenapa malah beli contekan sama dia!" bentak Suguru emosi.

"Beleguk!" umpat Shoko. Dia rugi bandar beli contekan dari Satoru.

Satoru santai. "Tenang, Su, Sho! Kurikulum SD ini dan SD Infinity sama, kok! Buktinya tahun lalu aku nilainya bagus!"

Megumi berceletuk. "Nilai bagus kok gak naik kelas."

"Urusei, Megumi-chan! Ini percakapan antar senior! Kau tidak perlu ikut campur!" Kliping di genggaman diselipkan di dalam kemeja putih.

Suguru ragu. "Apa iya? Soalnya ... tahun kemarin aku dapat contekan dari ayahku."

"Aku dapat langsung dari Kusakabe, tuh! Sayang saja ketahuan sama Pak Saiki dan aku diaduin ke Gege. Jadilah aku gak naik kelas!" aku Shoko.

Yuuji dan Megumi ternganga heran.

Satoru merengek. "Kenapa aku lupa pada Kusakabe-san! Harusnya aku minta saja contekannya padanya! Free lagi cuma paling modal rokok Djisamsul sebungkus!"

Yuuji iseng bertanya pada Satoru. "Memangnya habis berapa beli contekan itu, Satoru-san?"

"Gope!"

"Lah, murah itu!"

"Gope nolnya tambah tiga!"

Yuuji langsung merentangkan sepuluh jari tangan mencoba berhitung. Dia bingung sendiri karena tentu saja tidak tahu cara berhitung.

Megumi mendengkus menjelaskan pada Yuuji. "Maksud Gojo-san itu lima ratus ribu, Uji. Setara ... uhh ... kontrakan satu kamar. Paham?"

"Oh! Aku paham, Megumi! Kalau begitu, kan lebih untung beli kontrakan satu kamar daripada beli contekan karena lebih berkah!"

Megumi menepuk-tepuk kepala Yuuji sambil tersenyum.

Suguru dan Shoko menangis memeluk Yuuji. "Junior kami yang pintar, baik hati, dan beragama!"

"Hey! Maksud kalian, aku tidak seperti Uji, huh?! Sialan!"

"Ya! Kau ini tidak bisa mikir pakai logika! Gak kayak Uji!" seru Suguru.

"Aku lebih baik nyontek di buku aja daripada nyontek sama kau, Satoru!" putus Shoko. "Balikin duitku!"

"Mana bisa begitu! Duitnya udah habis buat beli contekan, Shoko!"

Suguru menatap lemah tanah. "Aku ... akan jujur mulai hari ini. Aku ingin berubah! Jika tidak, maka aku sama saja seperti para monyet yang tidak bisa berevolusi!"

Megumi bergumam. "Dramatis."

"Bukan salahmu dan para monyet, Su. Ini semua salah Gege! Harusnya Gege dipecat saja! Jadi Kepala Sekolah kok gak becus!"

Kusakabe datang melintas tiba-tiba dan berkata. "Yang tidak becus cuma dirimu, Gojo Satoru! Syuh! Minggir aku mau lewat!"

Setelah Kusakabe menghilang di lorong menuju ruang guru, Shoko memutuskan mengejarnya. Barangkali Kusakabe berbaik hati memberinya contekan seperti tahun lalu.

SD Jujur Kasian [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang