Di bawah sinar rembulan, seorang pemuda dengan helai rambut hitam kecokelatan duduk di bangku taman, menatap kaget pria didepannya.
Figur yang tinggi, mata mengintimidasi, pakaian serba hitam serta bekas luka yang familiar terletak pada bagian wajahnya. Tak lama kemudian, pria itu seperti membisikkan sesuatu.
“Ketemu.”
Pemuda yang duduk menatap heran, apa maksud dari kata tersebut? Bahkan, seingatnya ini kali pertama mereka bertemu... Walau rasanya memang pria itu terlihat familiar baginya..
“Uum... A-anda.. Siapa, ya?” ucap sang pemuda dengan gugup sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Pria itu nampak kecewa dengan respon Dokja “Kau... Tidak mengingat..?”
. . . .
Mari kembali ke beberapa jam sebelum pertemuan mereka.
.
.
.
.
Alarm berbunyi terus menerus dengan suara kerasnya, namun sangat empu tak kunjung bangun.
Suara hentakan kaki terdengar dari luar, kemudian suara ketukan pintu, sampai akhirnya terbanting lah pintu tersebut oleh seorang wanita berambut pendek yang sedang membawa semprotan air untuk tanaman.
Walau begitu, sang pemuda itu tetap berada dalam mimpi yang sepertinya tak kunjung selesai.
“Ah...Makhluk sial..! BANGUN LAH KIM DOKJA!!!” bersamaan dengan teriakannya, dia langsung menyemprotkan air bertubi-tubi ke wajah Kim Dokja.
Setelah mendapatkan serangan, Dokja langsung terbangun dengan wajah yang basah kuyup hingga ke kerah bajunya. “Hey, Han Sooyoung! Maksud mu apa menyemprotkan ku air?!”
Han Sooyoung, sang pelaku melipatkan kedua tangannya kemudian menatap Kim Dokja lalu meringis
“Menurut mu, jika ada orang yang tidak terbangun bahkan dengan suara alarm sekeras suara gajah...haruskah aku memukulnya dengan batu bata, atau menyemprotnya dengan air?”
Dokja langsung terdiam mendengarnya, tak lama kemudian dia tersenyum lalu terkekeh
“Ah, sudahlah! Cepat sana mandi! Lihat air liur mu itu, eewwh menjijikan sekali. Bau mu juga seperti orang yang belum mandi setahun!”
Wanita itu pun keluar dari kamar Dokja, kembali membanting pintu hingga tertutup... Walau gagangnya rusak sedikit
. . .
Di dalam kamar mandi, Dokja bercermin. Menatap rambutnya yang cat rambutnya sudah memudar
“Ah, syukurlah sudah pudar...”
Dia pun membuka pakaiannya kemudian mandi.
.
.
.Setelahnya, dia bersiap untuk keluar.
“Mau kemana, ja?” tanya Sooyoung yang sedang duduk sambil memakan snacknya
“Ke mana saja.”
Jawaban Kim Dokja membuat Sooyoung kesal, dia pun melemparkannya sampah tissue bekas, tapi tidak mengenai sang sasaran.
Melihat itu Dokja langsung membekap mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan tawanya
“...Udah ah, pergi sana! Aku pengen telfonan sama Sangah. Hus hus!”
Dokja pun menurut dan keluar dari apartemen tersebut.
.
.
.Pada siang harinya, Dokja mengunjungi satu Cafe andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Childhood Sweetheart.
FanfictionKim Dokja, seorang mahasiswa yang baru saja kembali melanjutkan kuliahnya setelah pelatihan militer. Tak lama kemudian, dia dipertemukan kembali dengan "teman masa kecil" nya, Yoo Jonghyuk. Namun sayangnya Kim Dokja sama sekali tidak mengingatnya ak...