19 : Sadar

860 56 12
                                    

"sya lu kapan bangunnya sih ? Gua semaleman gk liat lu kerasa hampa bgt" batin Naura

Namun, tiba tiba...

————————————————

Hah hah hah hah

Namun, tiba tiba mereka melihat Rahsya seperti sesak nafas, Fathir dan magic 4 yang melihatnya pun seketika panik dan berteriak memanggil dokter

"Sya lu knp sya Rahsya" ucap Gibran

"DOK DOKTER TOLONGIN ANAK SAYA DOK" teriak Fathir memanggil dokter

Sesaat kemudian, seorang dokter datang menghampiri mereka dengan seorang suster di belakangnya

"Ada apa pak" tanya dokter Anton

"Itu dok saya lihat anak saya seperti sesak nafas dok tolongin anak saya dok" ucap Fathir

"Baik kami akan berusaha semaksimal mungkin, bapak doakan yang terbaik saja ya" ucap dokter Anton lalu ia memasuki ruang ICU diikuti dengan suster dibelakangnya

"Pah Rahsya pasti baik² aja kan pah dia gak akan ninggalin kita kan pah" ucap Gibran histeris

"Rahsya pasti kuat, kita harus berdoa yang terbaik buat dia ya" ucap Fathir, ia pun membawa keempat anaknya ke pelukan hangatnya

Di dalam ruang ICU...

Di dalam sana terlihat Rahsya yang masih dalam keadaan sesak nafas, bahkan alat monitor EKG di samping brangkar nya itu pun berbunyi nyaring dengan garis lurus, menandakan kondisinya kritis

"Suster, tolong siapkan defibrillator dan tingkatkan kecepatan oksigen"

Salah satu suster mulai menyiapkan defibrillator dan satu suster lainnya mulai meningkatkan kecepatan oksigen nya, sembari membantu Rahsya bernafas

Defibrillator sudah disiapkan, dokter Anton pun meletakkan alat itu di atas dada Rahsya

"Siap kejut, 1, 2, 3" tekanan listrik dilepaskan, dada Rahsya terangkat sejenak lalu kembali terjatuh

Namun, alat monitor EKG di sampingnya masih menunjukkan garis lurus, pertanda kondisinya belum stabil

"Belum ada respon, sekali lagi! Siap kejut, 1, 2, 3" dokter Anton mengulangi hal yang sama, namun alat monitor EKG belum menunjukkan adanya respon

Fathir dan magic 4 hanya bisa menyaksikannya dari luar ruangan dengan perasaan yang campur aduk dan gelisah, mereka tak henti²nya memanjatkan doa

Namun, beberapa saat kemudian, alat monitor EKG yang semulanya garis lurus mulai menunjukkan tanda² kehidupan, membuat suasana yang awalnya tegang menjadi sedikit lega

"Dok, pasien menunjukkan respon" seru salah satu suster, dokter Anton pun memeriksa alat monitor EKG lalu kembali memeriksa Rahsya

"Tetap stabilkan dia, kita belum selesai" ujar dokter Anton tegas

Fathir dan magic 4 yang mendengar perkataan dokter dan suster di luar ruangan pun bisa bernafas lega namun mereka masih terus memanjatkan doa, berharap Rahsya bisa mendengar doa mereka

Beberapa saat kemudian, kondisi Rahsya berangsur angsur mulai stabil kembali, dokter Anton dan suster yang sebelumnya sibuk merawat kini keluar dari ruangan ICU dan mendekat ke arah Fathir dan magic 4 untuk memberitahu kondisi Rahsya saat ini

"Dok gimana kondisi adek saya dok, dia gapapa kan dok" tanya Gibran tak sabar

"Tenang gib tenang" ucap Irsyad

Five Brothers [Magic 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang