Pria omega itu menatap etalase disebuah toko kue cukup lama. Ia melihat-lihat dengan teliti satu persatu kue yang tengah di pajang. Tiba-tiba matanya tertuju pada sudut kue, dimana disitu hiasan yang terbuat dari butter yang di lukis mirip seperti bunga kesukaan ibunya, "amarilis"
"Anu- apakah itu bunga amarilis? " ucap Joan, lelaki itu sangat senang karena ini kali pertamanya ia mendapat gajian. Ia ingin membelikan ibunya sebuah kue tart berwarna biru cerah dengan beberapa tangkai bunga amarilis yang diikat di pinggirnya mengelilingi satu bunga mawar tang berada di tengah-tengah.
Pelayan itu tersenyum singkat, " Maaf Tuan, itu bunga lili bukan amarilis. Ah, namun anda bisa saja memesan secara custom untuk kue tart yang berlukis bunga amarilis, "ucap sang pelayan dengan nada yang kurang nyaman.
Joan menggaruk tengkuknya sambil membenahi kacamatanya.
" Jadi itu bunga lili kuning, lalu yang tengah itu bunga mawar?" ucapnya mencoba memastikan kembali.
Pelayan itu mengangguk singkat.
Lelaki itu menghela napasnya, ia mengamati sebentar kue tart yang berlukiskan seikat bunga yang amat indah itu. Ia membayangkan bagaimana jadinya kue itu menjadi kado bagi ulangtahun ibunya. "Baiklah tidak apa-apa, aku ingin membeli ini, " ucap Joan dengan bersemangat.
***
Mobil kecil itu melaju dari perkotaan menuju wilayah perbatasan, menaiki bukit dan menyebrangi jembatan yang cukup terang karena banyak lampu yang menyala. "Ia tampak bersemangat, karena esok harinya adalah hari cuti pertama bagi Joan, untuk merayakan ulang tahun ibunya yang diadakan besar-besaran di rumah mewahnya.
Mobil akhirnya sampai dan memasuki hutan pinus yang cukup rimbun, nyala lampu rumah sudah tampak dari kejauhan, karena rumah bergaya skandinavian itu sebagian besar terbuat dari kaca.
Mobil itu ia parkirkan tepat di depan rumahnya. Perlahan Joan turun sambil membawa kantong berisi kue tart yang barusan ia beli.
Suasana tampak sangat sepi, satu-satunya rumah besar hanyalah rumahnnya. Kanan kiri nya sudah hutan pinus dengan pohonnya yang cukup tinggi. Lelaki itu kemudian masuk ke dalam rumah namun anehnya tidak dikunci.
"Ayah? Mama? Joan sudah pulang!" ucap Joan melihat kesekeliling ketika kabut pekat mulai melingkupi ruangan itu.
"I-ini kabut feromon!" ucap Joan sambil menutup hidungnya dengan sakunya. Ia kemudian merogoh kantong sakunya, dimana obat penekan heat miliknya selalu ia bawa.
Ia meminum obat itu dengan tergesa, kemudian perlahan masuk lebih jauh lagi ke dalam rumah, hingga ia tidak sadar dari belakang ada yang memukul tengkuknya. Joan jatuh terjerembap kepalanya sangat pusing dan perlahan pandangannya menghitam.
***
Gelak tawa terdengar dengan samar, lelaki omega berumur 23 tahun itu mulai mengerjapkan matanya. Kepalanya sangat pusing dan badannya terasa sangat panas, ia sepertinya tengah dipaksa untuk heat.
"Bos, dia sudah bangun!" ucap salah seorang kepada pria paruh baya bermata satu dengan tato di lengannya. Pria itu meraba pipi Joan. Lelaki omega itu tersentak kaget, karena tangan milik pria itu basah berwarna kemerahan.
Pandangan Joan mulai kembali lagi. Ia dikelilingi tujuh orang, bersama dengan pria bermata satu.
"Astaga, wangi feromonnya sangat harum dan lezat, " ucap seorang yang bertato dilehernya. Ia tampak mengecap lidahnya dan menahan air liurnya.
Mereka semua seperti anjing yang kehilangan kendali dan hendak menerkam omega kecil itu. Joan berusaha melepaskan diri, namun sayangnya kedua tangannya terborgol di belakang. Tubuhnya mulai gemetaran. Sosok di depannya tidak terlihat dengan jelas, karena kacamata yang ia gunakan telah dilepas secara paksa darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL ABO] Amarylis
RandomBunga amarilis tidak memiliki aroma yang khas atau wangi. Mereka lebih dikenal karena keindahan dan warna-warni mereka daripada aroma mereka. "Yejun, aku mencintaimu" ucap Daniel sambil memeluk omega cantik di tengah padang bunga lili putih yang ter...