Jadi Ketua Kelas

148 13 0
                                    

Selesai mengabsen satu persatu muridnya, Miss Iren menyampaikan beberapa pengumuman penting hasil dari kesimpulan rapat dadakannya tadi pagi bersama kepala sekolah dan guru-guru yang lain.

Selesai semua itu dibahas, sisa waktu menuju istirahat digunakan Miss Iren untuk membentuk organisasi kelas.

Jelas, kelas ini butuh ketua kelas kan? Miss Iren sih pengennya yang ‘normal’ sedikit agar kelas ini tidak terlalu liar. Terbukti, hari pertama saja sudah se-chaos tadi.

Ok Class, siapa yang mau jadi ketuaa kelas?” tanya Miss Iren.

Seisi kelas langsung saling berbisik. Tidak ada yang suka rela mengangkat tangannya. Memang biasanya seperti itu sih.

“Alvin Miss, tadi dia bilang sama saya kalau dia mau jadi ketua kelas!!” celetuk Jun membuat suara bisik berbisik itu berhenti. Sebagai hadiahnya si Jun dapat sikutan manis dari Alvin yang duduk di sebelahnya.

“Ok kandidat pertama, Alvin,”

Baru saja Alvin ingin menyangkal tapi terlambat karena Miss Iren sudah keburu menyetujui usulan konyol temannya itu.

Guru muda itu memasang senyum super manisnya, membuat Alvin jadi gak tega mau nolaknya.

“Awas aja lu Junior,” ancamnya dengan wajah penuh dendam pada Junior.

Sedangkan Jenggala dan Anton yang duduk depan dia cuman ketawa-ketawa liat nasib Alvin hari ini.

“Yang bener aja, Gunawan mau jadi KM,” celetuk Anton disusul gelak tawa Jenggala di sebelahnya. Tidak terima, Alvin menjitak kepala dua orang di depannya itu.

Miss Iren kemudian kembali mencari kandidat kedua, yang akan bersaing dengan Alvin sebagai ketua kelas.

“Selanjutnya siapa yang mau?”

Gak ada yang menjawab. Miss Iren harus banyak sabar.

Matanya mengedari seluruh kelas, harap-harap menemukan raut wajah yang pas untuk dijadikan kandidat ketua kelas.

Miss Iren melihat Ricky yang sibuk menata rambut pirangnya di pojok belakang, lalu menggeleng samar, karena anak itu tidak cocok untuk dijadikan ketua kelas. Lalu melihat Harvin yang berada tak jauh dari sana, tapi akhirnya menggeleng lagi. Lalu maju ke jajaran depan, ada Jihan yang entah sedang sedang apa dari tadi sibuk dengan kertasnya. Lalu, pada Jenggala yang malah cengengesan dengan Anton di sebelahnya. Maju ke depan Jenggala Hani nampak asik ngobrol dengan teman Be– teman barunya.

Kemudian berhenti tepat pada satu-satunya murid lekaki yang duduk di jajaran paling depan. Januar.

Ya, Miss Iren rasa Januar cocok jadi ketua kelas.

“Januar! iya kandidat selanjutnya adalah Januar!” seru Miss Iren, membuat yang disebut namanya terkaget-kaget.

Baru saja hendak melayangkan protes, tapi niatnya tersebut urung melihat tatapan Miss Iren yang penuh semangat dan penuh harap.

Duh, siapa yang gak luluh coba?

“Januar kamu tidak keberatan ‘kan?” tanya Miss Iren memastikan.

Mau tidak mau akhirnya Januar menggeleng.

“tidak Miss,”

Ya sudah, lagian hanya kandidat kan? Januar yakin Alvin yang akan menang telak. Soalnya banyak tuh pengikutnya. Sedangkan dia yang kenal dia di kelas ini aja cuman sedikit, itu juga belum tentu bakal milih dia semua.

“Okey berapa jumlah siswa di kelas ini?” tanya Miss Iren.

“20 Miss!!”

“Baik kalau begitu, angkat tangan yang setuju Alvin menjadi KM!” perintah Miss Iren, memulai sesi voting memvoting buat pemilihan ketua kelas.

Almost ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang