"Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kau baik-baik saja?"
Berulang kali Jihoon menanyakan hal yang sama pada Myungho namun pria itu tak mau memberi jawaban. Ia langsung bergelung di balik selimut begitu sampai di rumah, tubuhnya gemetar. Jihoon bingung.
Tok. Tok.
Pintu diketuk dua kali sebelum dibuka, menampakkan sosok Jeonghan yang berjalan masuk ke dalam kamar.
"Dia kenapa?" tanya Jeonghan, tangannya terulur hendak memeriksa keadaan Myungho namun ditepis.
Jihoon mengendikkan bahu, "tidak tahu. Dia bersikap aneh sejak bertemu dengan Terra."
"Terra? Anak kecil yang kalian ceritakan kemarin?"
Jihoon mengangguk.
"Apa yang terjadi tadi?"
"Dalam perjalanan kembali dari sekolah kami bertemu dengan anak itu, dia berusaha memberitahu sesuatu pada kami tapi kami tidak mengerti. Lalu Hyunjin datang bersama penduduk desa menangkap anak itu, Jun kan sudah bilang kalau bertemu dengan anak itu kita memang harus menangkapnya jadi kami membiarkannya saja. Tetapi Myungho menjadi aneh setelah itu."
Mendengar cerita Jihoon, Jeonghan mulai berspekulasi tentang perilaku Myungho yang mendadak berubah.
"Anak itu sampai menggambar di tanah untuk memberi tahu kami."
Seketika Myungho menyibak selimutnya, ia berseru dan berdiri. "Itu! Itu pesannya!"
Melihat Myungho yang sudah mau bicara, Jeonghan dan Jihoon memperhatikan. Jihoon tidak memperhatikan lagi apa yang Terra tuliskan sejak Hyunjin beserta penduduk datang untuk menangkapnya, berbeda dengan Myungho yang langsung menunduk menatap tanah. Tak berani melihat Hyunjin secara langsung, ia memilih memperhatikan gambar buatan Terra yang tanpa sengaja hancur oleh tapak kaki para penduduk.
"Dia bilang 'pergi!' dia menyuruh kita keluar dari pulau ini," kata Myungho berusaha menjelaskan. Sial sekali tidak ada Jun yang mungkin bisa menangkap maksud Terra lebih cepat.
"Keluar dari pulau? Kenapa?"
Belum lagi pertanyaan Jihoon terjawab, Myungho langsung melangkah keluar kamar begitu mendengar suara kepakan yang familiar berada di dekat rumah mereka.
Walau agak gemetar, Myungho menatap nyalang pada sosok yang baru saja tiba di rumah.
"Di mana Seungkwan?" tanya Hansol setelahnya.
"Mereka ada di perkebunan," balas Jeonghan.
"Tahan, Hansol."
Baru saja hendak terbang pergi ke tempat yang Jeongham sebutkan, Hansol menahan gerakannya saat mendengar ucapan dari Myungho.
"Ada apa?" tanya Hansol.
Jihoon dan Jeonghan kebingungan dengan perilaku Myungho, pria itu tak berkata apa-apa pada mereka sebelumnya sehingga mereka bingung harus bersikap seperti apa sekarang.
"Mundur dari posisimu," perintah Myungho dengan nada dingin.
Hansol diam, tak mengerjakan perintah Myungho. Melihat reaksi itu Myungho merasa yakin kalau apa yang ia lihat tidaklah salah, kemudian tangannya meraih setangkai bunga camomile dan disodorkan pada Hansol.
"Ambilah," pinta Myungho.
Hansol mengangkat tangannya, meraih pucuk bunga yang mengarah padanya. Begitu tangannya bersentuhan dengan ujung bunga, Myungho menarik tangan Hansol ke dalam sampai pada posisi terang.
Pandangan Myungho melirik ke samping, dugaannya benar.
"Di mana bayanganmu Hansol?"
Ketika Myungho bicara demikian, Jeonghan dan Jihoon langsung menatap ke arah di mana bayangan mereka jatuh. Berbeda dengan apa yang Myungho katakan, mereka bisa melihat bayangan Hansol ada di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai
Fanfiction"Bahkan jika seluruh dunia berakhir malam ini. Aku ingin kita memutar kembali waktunya sekarang!" Start: 29 Januari 2024 190224 #1 in "ekspedisi" 110724 #1 in "myungho" 240724 #1 in "air" 011124 #1 in "joshua"