Sebuah kamar luas bernuansa putih bersih dengan pencahayaan yang bagus ditambah harum bunga mawar dari taman yang langsung masuk alami melalui jendela kamar yang baru dibuka lebar membuat sang empunya kamar menggeliat kecil pertanda tidurnya terusik.
"My Lord selamat pagi, waktunya untuk bersiap," sapa seorang pemuda mungil dengan pakaian pelayan khas negara barat.
"Jam berapa ini?" Tanya pemuda cantik yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Ini sudah jam 7 Tuanku," jawab sang pelayan.
"WHATTT??!!! kenapa tidak bangunkan aku Chenle a, aku mau membantu ibu memasak," protes sang tuan muda yang langsung melesat menuju kamar mandi tampa menunggu sang pelayan.
Tok... Tok....
"My Lord, Pangeran Renjun izinkan hamba masuk untuk membantu anda mandi."
"Tidak perlu Chenle a aku bisa mandi sendiri, aku bukan bayi," sahut Renjun agak berteriak.
"Tap-"
Belum selesai Chenle bicara, Renjun sudah membuka pintu kamar mandi menandakan dia sudah selesai bersih-bersih. "Lain kali aku tidak akan menjawab panggilanmu kalau kau tidak memanggilku kakak, paham." Chenle meringis karena kata-kata Renjun, jujur dia senang Renjun sudah berubah menjadi Renjun yang dulu sebelum tuan mudanya itu bergaul dengan teman-teman barnya tapi dilain sisi dia juga sedih karena tuan mudanya itu masih tidak ingat banyak tentang masa lalunya.
"Hamba tidak akan berani memanggil anda kakak, Pangeran. Anda putra pertama dari penguasa kota ini sekaligus keponakan dari raja bagaimana hamba bisa berani memanggil anda begitu," jawab Chenle sambil masuk ke wardrobe untuk mengambilkan pakaian untuk sang tuan muda.
"Tidak apa Chenle a kau tidak akan dihukum cambuk atau pancung dengan memanggilku kakak," kata Renjun sambil duduk santai di sofa yang ada didalam ruang wardrobe.
"Saya memang tidak akan dicambuk atau dipancung tapi saya akan dipotong lidahnya atau dilukai pita suaranya," kata Chenle santai sambil mengambil celana yang akan dipakai sang pengeran.
"APAAAA? MANA BISA BEGITU!!! ITU TIDAK BERPRIKEMANUSIAAN!!" teriak Renjun sampai-sampai Chenle berjengit kaget.
"Tidak... tidak... tidak bisa kau tenang saja Chenle a, kau tetap panggil aku kakak dan aku akan melindungimu. Siapa pun yang akan menghukummu akan aku kirim mereka semua ke planet mars, kau tenang saja," kata Renjun sambil menepuk pundak Chenle pelan. "Ini baju kakak kan Chenle a? Terima kasih." Renjun segera mengambil pakaian yang dipilihkan oleh Chenle dan langsung masuk ke ruang ganti.
"Kelihatannya otak Pangeran agak geser memang," gumam Chenle sambil menggaruk pelipisnya dengan satu jari.
Sedangkan dilantai bawah terlihat sepasang suami istri yang walaupun sudah setengah baya tapi masih terlihat cantik dan tampan. Dengan dandanan yang elegan, mewah tapi masih sederhana membuat pasangan itu terlihat sangat berkelas sesuai dengan darah bangsawan yang mengalir ditubuh mereka.
Park Chanyeol dan Wendy Kim adalah pasangan bangsawan. Park Chanyeol adalah bangsawan dari Korea Barat, dia putra dari Duke Park pemimpin di Korea Barat yang berdekatan langsung dengan ibu kota atau Korea Tengah, setelah sang ayah pensiun Chanyeol lah yang menggantikan sang ayah untuk memimpin Korea Barat. Sedangkan sang istri yaitu Wendy Kim adalah adik satu-satunya dari Raja Korea sekarang, Wendy menikah dengan sang suami semua berkat perjodohan keluarga tapi sebenarnya mereka juga saling menyukai. Wendy sendiri adalah seorang perancang busana yang karyanya sudah mendunia bahkan sudah dikenakan artis-artis ternama dan para bangsawan.
"Maaf My Lady bahan-bahan sudah kami siapkan didapur, Yang Mulia bisa langsung memasaknya," kata seorang pelayan khusus dapur.
"Baiklah, kau boleh kembali bekerja aku akan menyusul nanti," jawab Wendy ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life || Jaemren
RandomRenjun: Ya elahh ku kira surga malah pindah alam, alam novel pula. Mana jadi antagonis terus nanti game over, ya kali diriku the end 2x Jaemin: Dia pangeran tapi kelakuannya seperti manusia hutan Renjun: Kak Jaemin nikah sama aku yukk Jaemin: Kenapa...