Loker

5 1 0
                                    

Pagi ini senja tengah berada di depan loker milik nya, ia sedang menaruh baju seragam putih nya, karena hari ini jadwal nya ia berolahraga, dari kejauhan ada perempuan kecil yang sedang mengintip keberadaan senja.

Senja menyadari akan hal itu, ia sesekali menoleh, namun tak ada siapapun di sana, senja melanjutkan menutup koler nya dan mengunci kembali loker tersebut.

Saat ia berbalik badan tak sengaja menabrak seseorang, hingga orang itu jatuh tersungkur kebelakang.

"Aduhhhh" rintih perempuan yang tenang memegang bagian tubuh yang terbentur lantai.

Perempuan itu berdiri dan mendongakkan kepalanya, mengucapkan sesuatu sambil menunjuk nunjuk senja.

"Kamu bisa liat engga si!!" Marah nya.

Senja malas sekali meladeni hal ini, buang buang waktu, pikir nya" sorry " hanya satu kalimat yang terucap di bibir senjata.

Senja langsung berlenggang pergi meninggalkan perempuan itu, perempuan itu bernama bulan.

Bulan menatap punggung senja yang mulai tak terlihat"ganteng si tapi sayang tinggi banget, leher aku sampe pegal gini" ucap bulan sambil mengelus leher nya.

Senja berada di lapangan menghampiri teman teman nya, ia menangkap bola basket yang di lempar oleh Roy.

"Senja, lama banget Lo, ngapain aja si di loker?" Tanya Roy.

Sambil mendribble bola basket nya senja menjawab pertanyaan Roy"ga, cuma taro baju aja" jawab nya.

"Naro baju nya udah kaya di ruang kepsek aja Lo"timpal Angga.

Jam pelajaran pjok sudah di mulai, semua mengikuti pelajaran tersebut termasuk senja, saat semua nama telah di panggil oleh guru pojok tersebut, kini giliran senja lah, senja memainkan bola sesuai instruksi dari guru tersebut, Hendak memasukan bola ke dalam ring basket, tak sengaja bola basket tersebut melayang dan mengeni kepala salah satu perempuan yang sedang berjalan.

Senja syok, begitu pun anak anak yang lain nya, senja langsung karu menghampiri perempuan itu.

Senja mengangkat kepalanya dan ternyata perempuan ini, orang yang ia temui tadi, rasa bersalah begitu saja terjadi, suasana sudah ramai, senja dan perempuan itu bulan, ia adalah bulan, keduanya sudah di rubungi oleh semua yang berada di lapangan.

"Ja, bawa ke UKS, jangan diam aja"ucap Angga.

"Iya buruan senja itu kepala nya kebentur, berdarah buruan senja bawa, kasian takut geger otak"saut putri teman sekelas nya senja dkk.

Boy menepis mulut putri"diem apa put, jangan asal omong"balas boy"udah bawa senja buru"lanjut nya memerintahkan senjata agar segera membawa bulan ke UKS.

Senja menggendong bulan, sambil sesekali teriak akibat jalan ke UKS dipenuhi orang orang kepo.

Senja geram mendengar bisik bisikan cewek cewek gatel menurut nya.

Sakit hati gue liat senja bopong cewek

Aaaaa senja gueee

Kasian banget ya si bulan

Sumpah bulan beruntung banget.

Kenapa ga gue aja si yang kena bola nya

Itulah bisikan bisikan para cewek, saat sudah sampai di UKS, Senda merebah bulan di atas brankar (atau apa si itu mana nya gue lupa njr-author).

Senja melirik angga dan boy"Lo berdua tolong izinin gue, sekalian cari tau dia anak kelas mana, klu udh tau bilangin dia sakit di UKS"pinta senja.

Angga dan juga boy, sigap langsung keluar dari uks itu, senja mengambil kotak p3k, meneteskan Betadine ke selembar kapas dan mengoleskan nya ke dahi bulan yang berdarah.

Baru dua usapan, tetapi bulan sudah terbangun dari pingsan nya, ia melirik lirik.

"Kamu siapa"tanya bulan.

Senja menyerngit bingung sekaligus takut, takut apa yang putri bilang terjadi.

"Lo amnesia?"tanya senja.

Bulan semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ia berada di UKS, dan mengapa dia bersama cowok yang tadi ia temui.

Senda berdehem memecahkan keheningan yang sempat terjadi" kenalin gue senja, maaf tadi kepala Lo kena bola basket gara gara gue, gue ga sengaja"jelas nya.

"Hah"cuma itu respon bulan.

"Nama Lo siapa hmm"tanya senja sambil membersihkan luka bulan.

"Pelan pelan, sakit nih"saut bulan.

"Maaf, siapa nama Lo".

"Oh, nama aku bulan"jawab bulan sambil menjulurkan tangannya

Senja membalas tangan bulan, sambil tersenyum sedikit mungkin, bulan Hendak bangun, namun di tahan oleh senja, karena ia masih membersihkan luka yang ada di dahi bulan.

"Ckk, diem, gue lagi obatin, jangan banyak gerak"

"Aku udah gapapa kak, aku mau ke kelas"pinta bulan.

"Gue anter"belum sempat bulan menjawab, senja langsung memegang lengan bulan, untuk membantu nya berjalan.

Bulan, bengong seperti orang yang benar benar tidak tahu apa apa"kak"panggil nya.

"Kenapa, Masi sakit?"tanya senja lagi.

"Engga, hehe".

Tak ada balasan lagi, senja mengantarkan bulan sampai ke kelas nya, ia sampai masuk ke dalam kelas bulan, dan sedikit bicara kepada guru yang berada di dalam.

"Maaf Bu, bulan telat masuk"ucap bulan sambil menyalami tangan guru tersebut.

"Kenapa kamu?"tanya guru, lagi lagi, belum sempat bulan menjawab, tetapi sudah lebih dulu di jawab oleh senja.

" Tadi bulan ga sengaja kena bola basket Bu, jadi saya anter ke uks sambil sedikit di bersihin luka nya, maaf Bu gara gara saya bulan jadi telat masuk pelajaran ibu"seal senja.

"Gapapa KA senja"jawab bulan merasa tak enak hati, tiba tiba ibu guru tersebut menyeletuk.

"Senja asal kamu tahu ya, si bukan justru senang, telat masuk di jam MTK ini, ga bakal nyesel dia mah"beri tahu nya.

Senja hanya senyum, ia pamit kepada guru tersebut"pamit ya Bu"ucap nya.

Senja menatap bulan"gue pergi dulu"pamit nya.

"Eh, iya kak makasih ya, maaf ngerepotin".

"Gue yang minta maaf"timpal senja.

Pembelajaran terus berlangsung, senja sudah kembali ke kelasnya, beda hanya dengan bulan cewek itu hanya melongo saja, entah lah apa yang ia pikirkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

fierce boys and innocent girlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang