Sedari tadi Lily tak fokus menatap papan tulis,bayangan kejadian yang tak seharusnya ia lihat terus terngiang-ngiang di otak mungilnya.
Seharusnya ia tak kesana ketika mendengar suara aneh itu dan dengan bodoh nya malah menghampiri asal suara itu.
"Lily Lo kenapa? Ada masalah?", tanya Manda ketika mendapat wajah pusat Lily.
"Enggak kok,aku baik-baik aja",Lily tersenyum membalas ucapan Manda yang tengah menghawatirkan nya.
"Beneran?Lo pucat tau,aku antar ke UKS yah?",tawarnya lagi, Manda sungguh menghawatirkan keadaan Lily, padahal tadi Lily masih terlihat fresh namun setelah izin ke toilet Manda malah mendapatkan wajah pucat pasi Lily.
"Enggak apa-apa Manda,aku nggak sakit",Manda menghela nafas berat melihat Lily bersikukuh, Lily memang agak keras kepala.
Tak ingin berdebat Manda dan Lily kembali mencatat materi di atas papan tulis.
"Lily yuk kantin",ajak Manda bersiap-siap untuk menuju ke arah kantin.
Lily ragu ia takut bertemu dengan laki-laki itu namun setelah menimbang-nimbang Lily mengangguk, lagi pula ia lapar dan tak membawa bekal.
"Ayok".
Sampainya di area kantin Manda langsung memesan dan Lily mencari meja untuk mereka duduk nanti.
Setelah mendapatkan tempat duduk Lily langsung duduk di sana, dengan bosan ia menunggu kedatangan Manda,sedikit melihat-lihat sekitar hingga tanpa sadar matanya bertubrukan dengan mata tajam seseorang.
Lily menelan ludah kasar, cepat-cepat ia alihkan pandangannya menatap arah lain, tak ingin bertatap lebih lama.
Jantung Lily berdetak kencang,ia tau kalau hidupnya tak tenang mulai sekarang,akibat dari kecerobohan itu harusnya ia langsung kembali ke kelas saja.
Tak lama kemudian Manda datang dengan membawa pesanan mereka.
"Lily Lo kenapa sih?,dari tadi aku perhatiin kayak ada masalah?,kamu nggak sakit kan?",cecar Manda,ia tak puas dengan jawaban Lily saat di kelas.
Lily hanya diam, matanya melirik sekilas seseorang yang tak jauh dari tempat duduknya,Lily menghela nafas kalah laki-laki itu tak menatap ke arahnya lagi.
"Lo suka sama dia?",kata Manda saat menyadari tatapan mata Lily.
"Enggak",yang benar saja Lily menyukainya,yang ada Lily ketakutan jika berada di sekitar laki-laki itu.
"Lily, gue kasih tau lo yah,jangan pernah dekat-dekat apalagi berurusan,dia bahaya",kata Manda memberitahu, Lily hanya terdiam kaku, kemudian menggeleng menepis pikirannya barusan.
"Nggak mungkin aku cari gara-gara sama dia man",kata Lily menyantap makanan nya dengan lahap,Manda hanya mengangguk sebagai balasan.
Pulang sekolah Lily tak langsung pulang Melainkan melaksanakan piketnya, walaupun ia sangat malas,ingin cepat-cepat bertemu dengan my kasur.
"Lily gue duluan yah",pamit Manda kemudian keluar dari kelas.
Dirasa kelas sudah sepi barulah Lily melakukan piket nya mulai dari mengangkat kursi hingga menyapu,terlalu fokus dengan pekerjaannya Lily tak menyadari jika seseorang tengah berdiri memperhatikan di depan pintu.
"Hanya sendirian?",suara berat mengagetkan Lily yang tengah menyapu lantai,matanya membola menatap laki-laki di depan sana.
Kaki Lily terasa lemas saat langkah itu semakin mendekatinya,dengan senyum smirik laki-laki yang tak lain adalah kevlar,mendekat ke arah Lily.
"Masih ingat aku kan?",tanya nya berbisik tepat di telinga Lily dengan kurang ajarnya kevlar mengingit telinga Lily membuat sang empu meringis.
"Kamu bisu?",tanya kevlar lagi saat tak mendapat jawaban dari Lily yang masih terdiam.
Lily hanya menggeleng,bibirnya keluh sungguh situasi ini membuatnya takut dan kevlar dengan beraninya menyentuh pinggangnya, meremas nya dengan sensual,Lily hanya diam,bingung harus melakukan apa.
Kevlar mengangkat wajah Lily sedikit mencengkeramnya"bicara atau aku cium",kata kevlar menatap wajah Lily yang sudah pucat pasi.
"Ja-a-ngan kak", Lily menggeleng ia begitu takut melihat tatapan mata kevlar yang seakan ingin membunuhnya.
"Apa yang kamu lihat di belakang sekolah?",tanya kevlar mencengkram kuat dagu Lily,keringat dingin membasahi wajah Lily ketika mendapatkan pertanyaan dari kevlar, Lily pikir jika ia berbohong bisa aja ia lolos dari kevlar.
"Enggak ada kak",jawab Lily cepat membuat cengkram yang berada di dagunya semakin mengeras.
"Jujur Lily",kevlar semakin mengeraskan cengkram nya ia menikmati wajah kesakitan Lily, seperti nya Lily akan menjadi mainan berikutnya.
"Enggak ada kak", mendengar jawaban yang sama kevlar melepas kan cengkram nya.
"Jangan menyesal telah berbohong pada ku Lily",bisik kevlar sebelum berlalu dari sana,Lily menelan ludah susah payah,apa tindakan yah salah?
Lily menghirup udara dengan rakus,tak ingin berlama-lama di dalam ruangan ia segera menyelesaikan piketnya.
Selesai berkutat dengan buku-buku nya Lily berniat untuk segera tidur namun ketukan pintu membuat nya harus menunda niatnya.
"Sebentar", teriaknya dari dalam sebelum membuka pintu.siapa yang datang malam-malam begini batinnya bertanya-tanya.
Ceklekkk...
"Hai Lily",Lily membatu menatap ke arah depan,jantung nya berdetak kencang,mundur beberapa langkah,kevlar datang kerumahnya dan bercak darah memenuhi bajunya,Lily tak bisa berkutik saat buah abis menyeruak di penciuman nya.
"Maaf menganggu mu",kata kevlar melangkah masuk tanpa memperdulikan Lily yang masih terdiam.
"Apa yang kau inginkan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVLAR
Teen Fiction"kamu enak",ucapnya setelah mencium bibir tebal Lily,kevlar tersenyum miring menatap wajah memelas lily. Lily tanpa sengaja memergoki kevla yang tengah berciuman dengan seorang perempuan di belakang sekolah dan kevlar mengetahui yah, akibatnya Lily...