HAI INI CERITA PERTAMA YANG AKU TULIS
MAAF KALAU BANYAK KURANG
SELAMAT MEMBACA
.
.
."Aku nyesal Na ninggalin kamu, waktu itu aku masih plin plan, sekarang aku sadar cuma kamu yang aku kau."
Suara laki laki yang sedang duduk dihadapan ku, suara yang dulunya buat hati ku tenang, kini sudah mulai asing karna tak pernah lagi terdengar.
Dengan ekspresinya yang murung sambil menunduk, suara yang sedikit bergetar, aku hanya diam menatap penuh kerinduan. Ya aku rindu.Hai, nama ku Aidana Zahra Ananda, orang orang akrab memanggil ku Ana. Perempuan yang menampung luka nya sendiri, sulit untuk mengungkapkan perasaan, tapi juga sangat aktif dan ceria, meski hanya sekedar menutup kesepian namun tidak ada yang tau. Ya begitulah aku menutupi semua yang ada dikepala ku.
Aku hanya punya sedikit cerita tentang masa SMA ku, waktu itu tahun 2017 saat aku duduk di bangku kelas 11, sebenarnya kisah ku sama saja seperti remaja pada umumnya. Kata orang kisah cinta di masa SMA itu yang paling berkesan. Dan ya begitu juga kisah ku.
Suatu hari pada hari Senin pagi, seperti biasa aku berangkat ke sekolah menggunakan Angkutan kota yang biasa disebut Angkot.
Pagi ini sangat cerah, namun tak begitu menyenangkan, karna aku lupa mengerjakan PR kimia ku, sialnya pelajaran Kimia pas di jam pertama setelah Upacara Bendera.
Setelah membayar ongkos angkot, aku berlari tertatih tatih, cemas karna sebentar lagi bel untuk melaksanakan upacara akan berbunyi."aduuhhh, mampuss aku, mana guru nya galak banget, dihukum ini mah kalau ga ngerjain PR." ucap ku dalam hati sambil masih terus berlari.
sampainya dikelas, aku langsung duduk dibangku yang disebelahnya ada sahabat ku Mora.
Salah satu sahabat terbaik ku dikelas. Mora sangat pintar, rajin, aku sangat beruntung bisa punya sahabat sepintar Mora, bisa nyontek kalau ada PR, hahahaha...."Mor, nyontek dong PR kimia, sumpahh aku baru ingat pagi tadi kalau ada PR." ucap ku sambil memohon kepada Mora.
"Emang pernah kamu buat PR dirumah? PR itu dibuat dirumah Na, kebiasaan kamu ih, nihhh cepattt bentar lagi bel." jawab Mora dengan celotehnya yang itu itu saja.
"tengkyuuuuuu." jawab ku lagi dengan bibir manyun 3cm.Kekuatan menulis ku meningkat 2 kali lipat, meski berantakan tak karuan, PR ku selesai pas ketika bel upacara berbunyi.
"yeesss,yok Mor, aku beresin buku buku ini dulu bentar." kata ku kepada mora dengan penuh semangat.Aku beresin beberapa buku yang menumpuk dimeja, dengan tergesa gesa aku lupa kalau aku menaruh hp ku dibeberapa tumpukan buku itu.
"Bbbbbrrruuuukkkk......"
Hp ku terjun kelantai dari atas meja, hancur pecah sampai tidak berbentuk. Dari suasana kelas yang sangat berisik hingga hening dan semua mata tertuju kepada Hp ku yang terjatuh."aduuhhhhhh, mampuuuuussss!!! gimana nihh hp aku." rintih ku sedikit menahan tangis.
"kamu gimana sih Na, Hp dibuang buang gitu." Ucap Mora sambil sedikit menahan tawa.
"Matiiii deh aku dimarahi ni sama mama ku, Mor gimana nihhh ga mau hidup Hp nya." ucapku sambil berusaha nyatuin kepingan Hp yang terpisah pisah.
"udahlah nanti aja, udah pada ngumpul semua tu dilapangan." ucap Mora sambil menggadeng tangan ku.
"Ngga deh, kamu ke lapangan aja Mor, aku ke UKS aja, sakit ni pala. Daahh anak bangsa.." jawab ku sambil jalan menuju UKS.Di UKS ada sahabat ku yang sedang bertugas, dia Bianca. Sahabat kecil ku, kami sahabatan sebelum kenal baca tulis, aku dan Bianca tinggal di perdesaan , di salah satu pulau kecil di Riau. Orang tua kami sama sama merantau ke Riau aslinya sih orang Padang. Aku dan Bianca Hijrah ke Padang untuk melanjutkan Sekolah, karna di kampung ku fasilitas Sekolah Menengah Atas sangat buruk, sekolah nya baru di buka beberapa bulan setelah kami lulus SMP. Jadi orang tua kami setuju untuk mengirim kami ke Padang untuk melanjutkan sekolah. Dan ya disinilah aku dan Bianca menuntut ilmu, kota yang indah.
"Lagi piket jagain UKS Bi?" tanya ku sambil melepas sepatu.
"Buta mata lo!!, yaiyalah, ngapain gue duduk disini kalau lagi gak piket." cetus Bianca
"Tinggal jawab aja kenapa sih,jangan lo gue lo gue jijik." ucap ku sambil merebahkan badan di kasur
"Bi, pinjam hp dong, aku mau nelfon mama ku, Hp aku rusak nih." lanjut ku
"Nihhh" jawab Bianca tanpa bertanya apapun.Sebenarnya aku agak sedikit takut untuk bilang ke mama, karna sebenarnya aku sangat tidak akrab dengan kedua orang tua ku, aku sudah feeling pasti bakalan di omelin. Tapi ya mau gimana, aku juga butuh HP baru.
"tuuttt..tuuutt...tuuutt..." bunyi telfon masuk.
"Hallo assalamualaikum ma, ini Ana." sapa ku sambil masih berbarin di kasur.
"Waalaikumussalam, kenapa kamu pakai hp Bianca?." tanya mama ku
"Hp ana rusak ma, gak sengaja jatuh,udah gak bisa hidup pecah semua." jawab ku dengan nada sedikit pelan.
"Kamu ini gimana sih gak hati hati, udah tau Hp itu penting, gimana mama mau nanyain kabar kamu kalau gak ada Hp." ucap mama ku dengan nada tinggi
"Usaha ayah kamu sekarang lagi susah, kamu malah buat masalah yang ngeluarin duit, kapal ayah mu pada rusak ini baru dibenerin, rumah juga dapur nya haru di renov, sekarang kamu lagi yang punya masalah" Lanjut mama ku dengan nada yang lebih tinggiYa begitulah mama ku, aku jadi sulit untuk mengadu atau bercerita tentang apa pun yang aku lalui, mereka tidak pernah mendengarkan, mereka hanya menilai kalau aku terlalu banyak mengeluh.
Aku menjauhkan- Hp dari telinga ku, aku gak tahan dengerin omelannya pagi pagi.
"Cari uang tu susah, kamu malah seenaknya."
masih terdengar suara di Hp meski sudah ku jauh kan.
"iyaa ma, maaf." hanya itu yang bisa aku katakan
"Yaudah nanti mama bilang ke ayah, seminggu lagi mama kirimin uang untuk beli Hp baru." ucap mama ku yang agak sedikit mereda.Telfon nya langsung dimatiin tanpa berpamitan.
Hal ini bukan pertama kali aku rasakan, sejak kecil aku selalu disalahkan, tidak didengar, tidak dipercaya. Apapun masalah nya, ayah atau mama ku gak pernah betanya terlebih dahulu, mereka lebih memilih marah dan menyalahkan ku.
TO BE CONTINUED
Tunggu kelanjutan ceritanya yaa...
-