🤍 mesin waktu

3K 215 50
                                    

~Happy Reading~

Anxiety disorder. Itulah yang heli tangkap saat pertama kali melihat bagiamana reaksi Xeon terhadap dirinya dan juga Reynan. Di pandang nya wajah damai Xeon, tangan nya terulur untuk mengelus Surai sang adik.

Separah itukah luka yang ia berikan pada Xeon? Jika heli bisa mengulang waktu, maka yang pertama kali ia lakukan adalah menurunkan ego-nya.

Heli duduk di pinggiran ranjang Xeon, karena sebenarnya heli tidak membawa Xeon ke rumah sakit, melainkan heli membawa Xeon ke apartemen milik nya.

Heli hanya tidak ingin Xeon bertemu papa angkat nya di rumah sakit. Bukan tidak mau bicara yang sejujur nya pada papa, heli hanya belum siap jika dirinya akan di usir atas kebohongan nya sendiri.

Heli bangkit dari duduk nya lalu mengambil seperangkat alat infus. Dengan hati-hati ia memasang kan jarum infus itu pada tangan Xeon, setelah terpasang ia berpindah memasangkan nasal kanul untuk membantu Xeon bernafas.

Tangan nya membuka laci yang berada di bawah nakas. Mengeluarkan botol obat kecil dan juga jarum suntik, heli mengisi suntikan itu dengan obat lalu menyuntikkan obat itu pada selang infus Xeon.

"Ini hanya obat bius dosis tinggi, kaka cuma kangen kamu dek, tinggal di sini bareng Kaka beberapa hari aja ya.”

Setelah membersihkan semua nya heli kembali duduk di samping Xeon, di raih nya tangan yang terdapat infusan itu lalu mengecupnya. "Kaka pergi sebentar." Heli pergi meninggalkan Xeon yang semakin terlelap dalam kegelapan.

🤍🤍🤍



Walaupun pokus menyetir tapi pikiran heli melayang pada sepuluh tahun yang lalu. Hari itu hari di mana heli kecelakaan dan terbangun di kamar rumah sakit.

Flashback on

“Nak, Kamu sudah sadar? Sebentar saya panggil kan suami saya dulu ya.”

Saat membuka mata suara itulah yang pertama kali ia dengar. ingatan nya mencoba menerawang mengapa ia bisa berakhir di bangunan putih berbau obat ini. Ah, sekarang dirinya ingat.  terlalu lelah sampai-sampai tidak memperhatikan jalan.

Tidak sampai lima menit seorang dokter masuk ke ruang rawat heli bersama wanita yang pertama kali heli liat tadi. Heli membaca name tag sang dokter 'Arsena darma Wijaya'

“bagaimana keadaan kamu, Kepala mu masih pusing?”  tanya dokter darma setelah memeriksa keadaan heli.

“Sedikit.” jawabnya.

“hm, luka kamu tidak ada yang serius. Saya minta maaf ya sudah menabrak kamu.” Dokter Darma mengelus lembut rambut heli.

Heli tersentak, ada sesuatu yang meledak dalam hati nya. “tidak dokter, saya yang tidak hati-hati dan menyebrang sembarangan. Terimakasih sudah menolong saya.”

“Nama kamu siapa nak?” bukan dokter darma yang bertanya, melainkan wanita yang sedari tadi diam memandang nya di samping dokter darma.

“Heli.” jawab nya gugup.

“Nama kamu bagus, kamu mau gak jadi anak Tante?” Pertanyaan yang tiba-tiba itu membuat heli seketika mematung.

XeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang