Saat pulang sekolah, Taeyong berdiri di halte bus menunggu bus datang.Tiba tiba hujan mengguyur, membuat Taeyong semakin terdiam.
"Astaga, hujann!" pekik Taeyong.
Ingin sekali Taeyong bermain hujan hujanan, tapi ia ingat pasti ia akan sakit nanti.
Taeyong terdiam sambil meringkuk kedinginan, huh sangat dingin!
"Huhuu, dingin sekalii" gumam Taeyong.
Taeyong menatap sekeliling, mobil mobil benyak sekali yang hanya lewat.
Taeyong lupa membawa jaket dan payung, padahal akhir akhir ini selalu turun hujan.
"Dinginnyaaa!! Humm apa Yongie main aja yaa" gumam Taeyong.
"Sekalian jalan pulang, kan baguss! Besok juga libur!" pekik Taeyong.
Taeyong melepas sepatunya lalu ditaruh didalam tas nya, tak lupa juga tasnya diberi pengaman agar tidak basah.
Taeyong melompat girang, ia mulai berjalan ditengah tengah hujan.
Tak sadar jika ia masih di depan sekolah.
"Hihii! Ini sangat seru!" girangnya.
Taeyong terus berlari, melompat, bahkan berputar putar sepanjang koridor jalan raya.
Ia sangat senang, terakhir kalinya ia bermain hujan lima bulan lalu.
"Ahahahaha!!" tawa Taeyong, ia benar benar gembira!
Disaat tengah asik bermain, sebuah mobil hitam berhenti tepat dihadapannya.
Taeyong memiringkan kepalanya menatap mobil itu dengan wajah lucu.
"Huh, mobil siapa ini? Mengganggu Yongie saja ish" gerutu Taeyong.
"Taeyong! Kenapa kau masih bermain hujan hah? Nanti kau sakit bagaimana!" ucap seorang lelaki yang baru saja membuka kaca mobilnya
"H-hah! Jaehyun saem!" pekik Taeyong tak percaya.
"Iya ini saya, kenapa kau bermain hujan hujan mhm?" tanya Jaehyun.
"Ehhehe, tadi Yongie pengen sekali main hujan"
Jaehyun keluar dari mobilnya, tanpa menggunakan penutup agar ia tidak basah.
Posisi mereka saat ini tengah berada di depan gerbang masuk taman kota.
"S-saem? Kenapa tidak pakai payung? Nanti basah" ujar Taeyong khawatir.
"Kau tidak ingin pulang?" tanya Jaehyun.
"Umm tidaa mauu! Yongie masih ingin main! Saem ingin ikut? Ayoo kita mainn" ajak Taeyong.
Jaehyun menyeringai.
"Ayo, tapi jangan memanggilku dengan sebutan saem jika berada diluar sekolah"
Taeyong bingung, ia memiringkan kepalanya menatap Jaehyun lucu.
"Lalu Yongie harus panggil apa?" tanya Taeyong.
"Daddy, call me daddy" ucap Jaehyun.
"Uhh?? Daddyy? Itu kan nama panggilan buat ayah.. Umm tapi bolehh bolehh!" ucap Taeyong.
Jaehyun tersenyum, ia mengusak rambut Taeyong gemas.
Taeyong menghindar, ia berlari menjauh sambil tertawa.
"Daddy! Daddy! Ayo tangkap Yongieee!" pekik Taeyong senang.
"Ahaha, sini Yongiee! Daddy bakal makann tubuhnyaa!" teriak Jaehyun sambil mengejar Taeyong.
"Huaaa! Ada monster daddyyy!! Cepatt lari larii!" kata Taeyong sambil berusaha lari sekencang mungkin.
Ternyata keberuntungan tidak berpihak pada Taeyong, ia berhasil ditangkap oleh Jaehyun.
Grepp!
"Hahaha, kena kau!" ucap Jaehyun.
"Hueee! Yongie ditangkap monster, huaaa" pekik Taeyong sambil memberontak dipelukan Jaehyun.
Jaehyun memeluk Taeyong erat, ia mengusap punggung Taeyong.
"Sudah main main nya ya, pulang saja nanti orang tua Yongie mencari Yongie" ujar Jaehyun lembut.
"Umm yaudaa, ayo pulang" ucap Taeyong sambil mengangguk lucu.
"Ahaha, menggemaskan sekali" ucap Jaehyun, sambil menggendong Taeyong.
"E-ehh saem, tidak usah gendong Yongie kan Yongie bisa jalan sendiri" kata Taeyong.
"Tidak apa apa" ujar Jaehyun sambil menaruh Taeyong dikursi mobil.
Jaehyun mengitari mobil lalu ikut masuk.
"Umm saem, tidakk apa apa mobil saem jadi basah?" tanya Taeyong.
"Tidak apa" balas Jaehyun.
"Daddy?" panggil Taeyong lalu dibalas deheman dari Jaehyun.
"Humm, kenapa jantung Yongie selalu berdetak sangaaattt cepat dari biasanyaa, karena selalu dekat dengan daddyy???" tanya Taeyong penasaran.
"Eoh, entahlah tapi setahu daddy itu pertanda jika Yongie menyukai daddy" Jaehyun menyeringai.
"Hah? Yongie suka sama daddy? Monster Daddyyy?!!" seru Taeyong.
"Iyaa, Yongie suka sama daddy, itulah tandanya kenapa jantung Yongie selalu berdetak sangaatt cepat" ujar Jaehyun.
Taeyong hanya mengangguk angguk paham, ia memiringkan kepalanya.
"Uh, lalu bagaimana cara menjauh dari hal seperti itu daddy? Umm Yongie tida mau jantung Yongie selalu berdetak cepat saat sama daddy" Taeyong mengerucutkan bibirnya.
"Yongie harus menjalin hubungan dengan daddy, dengan begitu detak jantung Yongie akan normal jika bersama daddy" jelas Jaehyun dengan seringaian yang tidak pernah luntur.
"Menjalin hubungan? Seperti apa daddy?" tanya Taeyong.
"Humm seperti berpacaran? Atau mungkin menikah" senyum Jaehyun semakin mengembang.
Rasanya ingin sekali Jaehyun menerkam anak yang ada dihadapan nya ini.
"Berpacaran? Menikah? Umm bagaimana yaa" ucap Taeyong sambil menaruh jari telunjuk nya didagu nya
Pertanda sedang berpikir.Tiba tiba hening melanda keduanya.
"Daddy! Ayo pacaran dengan Yongiee!" ajak Taeyong.
Jaehyun terkejut, ia mengerem mobilnya di pinggir jalan.
Ia menatap Taeyong, Jaehyun melongo tak percaya.
"Apa?! Berpacaran denganmu?!"
Taeyong mengangguk antusias.
"Iyaaa daddyy! Ayo jadi kekasih Yongiee!!" ucap Taeyong.
Jaehyun mengerjapkan matanya berkali kali, sungguh ia tak habis fikir dengan Taeyong mengapa muridnya ini mengajaknya berpacaran??!
"Memangnya Yongie mau? Sama daddy?" tanya Jaehyun memastikan.
"Iyaa daddy, Yongiee mauu kooo!" seru Taeyong sumringah.
"Tidak, daddy tidak mau" celetuk Jaehyun.
Senyum Taeyong seketika luntur, ia menatap Jaehyun sayu.
"Uhuhuhu, daddy jahat! Kenapa tidaa mauu?!! Huaaaaa!" oke! Sudah dipastikan kini Taeyong mulai menangis.
"O-oh astaga, bukan begitu Yongie sayang, Yongie tunggu saja beberapa waktu pasti akan bersama daddy kok" ujar Jaehyun lembut sambil membawa Taeyong kedalam pelukannya.
"Hueee, daddy janji yyaaa???! Awas kalo daddy ingkar!" seru Taeyong.
"Iyaa iya Yongie, tunggu saja"
To back continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACHER? ─ Jaeyong
FanfictionBagaimana bisa seorang guru mencintai muridnya sendiri? Bahkan umur mereka terpaut jauh. Jung Jaehyun, atau kerap sering dipanggil dengan Jay pria yang berprofesi sebagai guru sekaligus seorang pemimpin sebuah perusahaan, memiliki sifat tegas dan d...