❦❦❦
‘Kekuatan cinta’
Katanya dewi akan memberikan berkat itu pada manusia-manusia yang melakukan janji suci pernikahan dihadapannya. Dewi akan memberikan kekuatan cinta pada siapapun bahkan jika pernikahan itu terjadi didasarkan oleh satu hal sekalipun. Dia akan menumbuhkan benih-benih cinta pada insan yang disayanginya. Membuat mereka merasakan kekuatan cinta hingga tak lagi mempermasalahkan bagaimana awalnya mereka disatukan.
Pernikahan politik, Pernikahan karena perjodohan, bahkan pernikahan bisinis sekalipun dewi akan tetap mengirimkan cinta pada mereka.
Mereka-mereka yang dengan kuat mengharapkannya... .
Liliana, wanita anggun berambut perak bagai rembulan dimalam hari itu menutup buku karya sastra milik seorang sastrawan terkenal dari barat yang ia sukai sejak awal dirinya belajar sastra.
Liliana mengelus lembut sampul buku berwarna biru gelap itu sambil berharap begitu banyak.
Semoga, Semoga dewi mendengar setiap doa-doa kecilnya. Semoga dewi memberikan ‘Kekuatan cinta’ pada pernikahannya. Meskipun pernikahan ini berangsur mendingin seperti secangkir teh yang sudah dibiarkan terlalu lama.
“Nyonya,”
Tubuhnya tersentak samar, Liliana menatap asisten Grand duke yang kini sudah berada di dalam ruangan.
Dengan perasaan bersalah Vincent terus menundukkan wajah. “Maaf sudah lancang masuk tanpa menunggu interuksi dari Nyonya,” Vincent membungkukan badannya sekilas. “Saya sudah mengetuk tetapi tidak ada jawaban dari Nyonya, saya pikir mungkin Nyonya tidak mendengarnya.”
“Tidak apa-apa. Ada apa Vincent?”
Vincent menghembuskan nafasnya perlahan dengan raut wajah yang begitu ketara. Paruh baya berumur setangah abad itu terlihat cemas dan gelisah. “Nyonya, Saya mendapat laporan dari para petani dan juga masyarakat yang berada di desa. Mereka mengeluhkan keadaan air sungai saat ini.”
Lilianan terdiam, tetapi masih terus mendengarkan dengan baik apa yang dilaporkan oleh asistennya itu.
“Mereka khawatir akan gagal panen karena hal ini. Masyarakat desa juga mengeluhkan karena tidak ada sumber air lagi untuk kehidupan sehari-hari.” Vincent menjeda kalimatnya. “Seharusnya saya tidak melaporkan ini pada Nyonya, tetapi menunggu Grand duke kembali dari perjalananya... ”
“... Saya takut kemarahan masyarakat akan semakin membeludak.”
Liliana, wanita itu bangun dari duduknya. Dia tahu perihal air sungai yang tercemar akhir-akhir ini. Meskipun Grand duke tidak menunjukannya, tetapi ia tahu jika keadaan masyarakat di desa sedang kacau.
‘Sungai Morwenna’
Sungai berair jernih, sebiru langit di siang hari dengan air terjun yang jatuh bak putri air. Sungai Morwenna, sumber air utama yang ada di Goldwyn, kehadirannya benar-benar bagai berkat yang dikirimkan dewi untuk menambah keindahaan dan kebahagiaan bagi orang-orang yang tinggal di tanah Goldwyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken ring : regret and repetition
Historical FictionPernikahan yang terjalin oleh kehangatan tiba-tiba mendingin, bagai badai salju ditengah musim semi. Relung hati yang tadinya penuh cinta kini berubah menjadi jarak yang sulit tuk disentuh. cinta yang semakin hari semakin hampa. saat dulunya bertat...