Ceklek
"Kak Rangga"
Lauren menyambut Rangga dengan senyum seperti tidak terjadi sesuatu sebelumnya."Kak Rangga gak sekolah? Kok kak Rangga disini? Kan sekarang masih jam sekolah,, kak Rangga bolos ya?"
Ah sudahlah, Lauren memang gila. Apa Dia lupa bahwa baru saja Dia mengalami kecelakaan parah. Dia bahkan memberi bertanya bertubi-tubi kepada Rangga."Kenapa bisa gini?"
Bukannya menjawab Rangga malah bertanya balik kepada Lauren."Ha? O-oh ini,,aku gak tau kak,,tadi aku cuma tutup mata sebentar terus pas bangun aku udah disini hehe"
Mendengar jawaban Lauren, Rangga menghela nafas berat dan mengalihkan wajahnya kearah lain.
"Kak kok semuanya sakit ya? Bahkan aku gak bisa sekedar untuk menggerakkan tangan,,aww sakit semua kak"
Rangga hanya bisa mengalihkan tatapannya kearah lain. Tak sanggup untuk mendengarkan rintihan Lauren.
Ceklek
Lauren dan Rangga mengalihkan tatapannya kearah pintu yang baru saja dibuka. Terlihat chio diambang pintu depan wajah masam.
"Ayah"
"Segitunya kamu biar terlihat? Kan aku sudah bilang hanya dengan rangking kamu sedikit terlihat anak sialan!!!!"
Chio membentak Lauren tanpa mempedulikan Rangga yang berada disana."Maaf ayah"
Lauren hanya bisa menundukkan kepala takut."Maaf gak mengembalikan uangku yang habis karena pengobatanmu sialan!!!"
Brak
Setelah mengucapkan perkataan tajam itu, chio keluar dari sana tanpa mempedulikan Lauren lagi.
Lauren hanya melihat punggung chio yang menghilang dibalik pintu. Ada perasaan sedih yang dalam disana yang ia simpan baik-baik.
"Maaf kak Rangga harus mendengarkan sesuatu yang tak harus didengar"
Lauren merasa bersalah kepada Rangga yang berada di situasi seperti ini."Lo udah gapapa kan? Gua pulang"
"I-ya kak aku gapapa, terimakasih kak Rangga"
Ceklek
Tubuh Rangga menghilang seiring dengan ditutupnya pintu. Tadinya Lauren berharap rangga akan menjaganya dan tidak pergi seperti yang dilakukan chio. Nyatanya Rangga pun melakukan hal yang sama juga.
"Gapapa,,,,Lauren gapapa ya Allah,,hehe gapapa banget kecelakaan dikit doang"
Lauren berusaha nyemangati dirinya sendiri. Lauren sadar tak ada yang peduli dengan dirinya melainkan diri sendiri.***
Setelah dari rumah sakit, Rangga berniat kumpul bersama teman-temannya di rumah Bayu."Rang tadi aku dengar Lauren kecelakaan ya?"
Aldi bertanya kepada Rangga yang sibuk bermain game online di handphone miliknya."Ha? Serius rang?"
Bayu terkejut mendengar pertanyaan Aldi."Ha-ah"
Rangga hanya menjawab seadanya."Terus gimana?"
Bayu kembali bertanya kepada Rangga yang bahkan terlihat tak tertarik dengan topik pembicaraan mereka kini."Lumpuh total"
Oh ayolah, Rangga mengucapkan itu tanpa beban sedikit pun."SERIUS"
Semua teman-teman Rangga yang sedang dirumah Bayu terkejut dengan penuturan Rangga.
"Hmm"
Hanya berdehem? Gini ni kalo berpacaran dengan laki-laki yang tak berotak."Kamu kok biasa aja? Kamu gak kerumah sakit? Kamu bahkan masih sempat-sempatnya kesini" Bayu yang mulai terpancing emosi melihat Rangga yang sama sekali tidak mengkhawatirkan Lauren.
"Cewek pintar disekolah kita siapa lagi ya selain Lauren?"
Lihatlah bahkan Rangga menanyakan soal cewek lain disaat pacarnya terbaring di rumah sakit."Rang pacar Lo kecelakaan loh dan dia lumpuh" Aldi tak habis pikir dengan temannya satu ini.
"Karena itu, dia tidak bisa lagi buat mama bangga didepan teman-temannya"
Bruk Bruk Bruk
Bayu yang sudah tak tahan dengan Rangga. Memukulinya dengan membabi buta. Dia sudah tak peduli jika itu temanya.
Aldi yang melihat Bayu yang sudah kesetanan berusaha meleraikan.
"Bay udah bay udah" Aldi berusaha nenangin Rangga.
"GILA LO YA JADI COWOK GAK PUNYA OTAKK" Bayu yang masih tersulut emosi kembali memukuli wajah Rangga.
"Bay udaaaah"
Aldi menarik tubuh Bayu kebelakang. Membuat Rangga akhirnya terlepas dari cekalan Bayu. Rangga tak menyia-nyiakan kondisi. Diapun beranjak dan pergi dari rumah Bayu sebelum Bayu kembali menghajarnya.BRAK
Rangga menutup pintu depan keras.
Bayu hanya terduduk lemas melihat pintu yang dibanting Rangga.
"Dii kamu tau kan aku lepasin Lauren buat Rangga, karena Rangga teman kita dan aku percaya Rangga bisa buat Lauren bahagia" Bayu kembali mengingat bagaimana dulu dia sangat mencintai Lauren dan harus melepaskannya ketika dia tau bahwa Rangga pun menyimpan perasaan yang sama.
"Iya bay aku ngerti" Aldi mengelus bahu Bayu untuk menenangkan emosinya.
"Lauren gak punya siapa-siapa di,, dia hanya memeluk lukanya sendiri,, dari banyak pundak yang kuat di dunia ini mengapa harus pundak Lauren bi?"
"Karena Lauren kuat bay"
Bayu hanya bisa menunduk untuk menyembunyikan sedikit sedihnya didepan Aldi. Sekekali dia juga mengelap air yang terjun bebas dari matanya.
"Di udah mau Maghrib kamu gak mau pulang"
Bayu tidak berniat mengusir Aldi, hanya saja untuk sekarang dia butuh ruang sendiri. Dan Aldi mengerti dengan Bayu."Gua pulang ya bay, jangan lupa buat jengukin Lauren"
Bayu hanya mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laurence
Teen FictionKisah seorang gadis bernama Laurence. Dia murid yang memiliki segudang prestasi. Yang membuat dirinya dimanfaatkan oleh pacarnya sendiri. Namun Laurence tetap mencintai laki-laki itu penuh. Cewek gila yang berprestasi. Laurence tinggal bersama sang...