1.

34 4 0
                                    

"selamat pagi echi, selamat pagi echi" suara yang setiap pagi membangunkan echi, suara palinh echi sayang, suara yang selalu echi tangisi, suara yang selalu echi rindukan...

suara ibunda taeyong lah yang ia buat sebagai alarm dipagi hari, entah mengapa jika itu suara ibundanya echi pasti langsung terduduk

"selamat pagi, ibun..." ucap echi lirih

disaat semua orang rumah masih tertidur hnya echi lah satu orang yang masih bangun, disaat semua orang tertidur hanya echi lah yang bergelut dengan peralatan dapur, berusaha membuatkan makanan terbaik untuk orang orang yang sedang tertidur pulas diatas

*1 jam berlalu

"wahhh akhirnya echi selesai, echi mau bangunin yang lain duluu deh abis itu echi mandi" criwis echi dengan senyuman indahnya

aelchi segera menaiki satu persatu anak tangga dirumahnya itu dan berniat untuk membangunkan kakak pertamanya terlebih dahulu, sesampainya dikamar maelino aelchi langsung masuk tanpa permisi dan.. "kakak mell, ini udah jam setengah enam ayo bangun nanti telat sekolah gimana" gerutu echi kepada sang kakak yang tengah tertidur setengah sadar "apasi bangsat lo keluar bisa kagak, kamar gw jadi kotor kalo dimasukin pembunuh modelan lo"

"maafin echi kak"
hati echi sakit, echi sedih, sedih sekali saat echi mendengar kakak kandungnya berbicara seperti itu

setelah keluar kamar maelino, echi segera ke kamar selanjutnya dan seterusnya tetapi saat memasuki kamar meraka echi hanya mendapatkan kalimat "pembunuh" dari mulut mereka

bohong jika echi tidak sedih, echi sedih sekali, sangat sedih, jika waktu bisa diulang echi juga berharap yang dipanggil bukan ibun, tapi echi

"uhuk uhuk hahhh aghhh huhhh uhuk uhuk" batuk yang diikuti dengan keluarnya darah selalu membuat echi cemas, dia takut dirinya diambil oleh tuhan sebelum membahagiakan keenam saudaranya

selesai dari semua drama dirumah pagi itu, echi bergegas berangkat kesekolah

sedikit cerita tentang echi, echi adalah anak yang kuat, pintar, cerdas, baik, intinya kalau mendeskripsikan echi satu buku pun tidak muat, karna echi se sempurna itu... percayalah

echi sekolah di Jana's school dengan kerja kerasnya sendiri, ia dapat beasiswa disana dengan kepintarannya, semua ia dapatkan disekolahan itu... tetapi ada satu yang tak ia dapat, yaitu... teman. Yup, echi sama sekali tidak mempunyai teman karna semua orang melihat echi sebagai 'pembuhun' kejam bukan?

back to echi school

Aelchi memasuki kelas berjalan perlahan sembari menunduk menuju kursinya, kursi echi ada dipojok belakang yang cukup jauh saat ditengah tengah echi jalan ternyata dia tidak sengaja menabrak salah satu murid brandal disana

"ahhh maaf doy, aku nggak sengaja, aku nggak ngeliat, maaf, maafin aku doy" ucap echi sembari berlutut kepada doyoung, jujur echi sangatlh takut saat dibully

maka dari itu echi rela melakukan apapun agar tidak terbully.

"bangsat lo ya, kalo jalan matanya dipake dong jangan buat pajangan doang, pembunuh sialan lo." diakhiri dengan kalimat kasar, echi sudah terbiasa akan hal itu tetapi kali ini mengapa harus ada kata kata 'pembunuh'

"doy, echi kan udah minta maaf, kok doy malah ngatain echi kayak gitu" ungkap echi tidak terima oleh kata kata temannya

*PLAK

pipi echi panas, sungguh sangat panas, dia berlari menuju kamar mandi dan terbatuk batuk lagi dan lagi

setelah semua drama dikmar mandi echi segera kembali kekelasnya yaitu 10-1

"Aelchi adiprata zenjana, dari mana saja kamu" tanya bu elie kepada echi

"saya habis dari kamar mandi bu, maaf saya tidak izin" ucap echi sembari menutup i hidungnya dengan tangan

"kenapa kamu nutupin hidung gitu, bu elie bau kah? atau kelas nya kenapa" tanya bu elie kepada echi

"echi mual bu, mau muntah" bohong. Echi bohong jika ia mual, dia menahan hidung karena menahan simerah keluar..

"yasudah kamu ke kamar mandi lagi saja chi, kalo tidak kuat bisa ke uks" ucap bu elie

"tidak bu, echi tidak apa" balas echi dengan menggeleng keras

"jangan keras kepala echi, ten itu temennya diantar ke uks ya" ujar bu elie menunjuk ten, teman dari doy yang selalu ikut serta membully echi

"tidak bu tidak, echi bisa sendiri" balas echi dengan suara bergetar

"drama banget si tai" ten yang kesal itu menarik tangan echi keluar ruangan kelas dan membawanya ke uks

"tangan gw kok kayak bas-" ucapannya terpotong saat melirik ketangannya ternyata sudah penuh dengan darah, sedangkan si pemilik darah itu? dia hanya menunduk terus menerus tidak berani menatap mata ten

"Aelchi adibrata zenjana" panggil ten dengan suara pelan tapi sangat dalam

echi yang mendengar itu tubunya semakin bergetar, darah yang terus keluar ia sisihkan ke lengan baju nya semua

"bangsat, liat keatas kek anjing pembunuh macam apa lo liatnya kebawah terus, nginget kor-" ucapan ten terpotong kedua kalinya saat ia mencengkram rahang echi untuk mendongak keatas..

SERU NGGAKK??? huhuuu, aku udah lama bangett nggak nulisss😿😿😿

Zenjana || Lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang