Setiap pagi, suara alarm yang selalu memekakkan telinga selalu menggema di kamarku. Namun, aku selalu berhasil mematikan alarm ku tanpa benar-benar membuka mata.Rutinitas itu terjadi setiap pagi hari, membuatku menjadi anak yang paling sering terlambat datang ke sekolah.
Sejak semester akhir ini,aku mulai sering terlambat datang ke sekolah, ibu ku yang setiap hari membangunkan ku, tapi aku sulit untuk membuka mataku.
"Bangun,Lela! Nanti kamu terlambat lagi!" suara ibuku terdengar dari dapur, membangunkanku dari mimpi. Aku sulit untuk bangun dari tempat tidur.
Seperti biasa, aku terbangun dengan panik saat melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit. Aku bergegas bangkit dari tempat tidur ku. Aku mandi tergesa-gesa menyikat gigi dengan asal, dan mengenakan seragamku dengan terburu-buru.
Setiap pagi ibuku sudah menyiapkan sarapan di meja makan sambil berkata "Kamu sering terlambat Pak Heri sampai sudah hafal dengan nama mu,"iya bu, aku segera berangkat" Ucapku dengan tergesa-gesa sambil bersalaman dengan orang tua ku. Padahal sarapan di meja dapur terlihat menggoda, tapi aku tak ada waktu untuk menikmatinya, aku hanya sempat mengigit sepotong roti sebelum berlari keluar rumah dengan memasang sepatu dengan tas yang hampir terjatuh dari pundak ku.Aku langsung bergegas berangkat secepat mungkin ke sekolah dengan sepeda motorku.Berharap bisa masuk sebelum bel berbunyi. Namun, seperti dugaan banyak orang, aku kembali terlambat.
Di gerbang sekolah, Pak Heri, satpam SMA Negeri 2 tebo yang sudah hafal dengan kebiasaanku, berdiri dengan tangan terlipat. "Telat lagi Lela" kata Pak Heri sambil menggelengkan kepala "Kamu tahu ini bisa jadi masalah besar kalau kamu terus berlanjut."
Aku pun hanya bisa tersenyum dan menyerahkan buku pelanggarannya. "Iya, Pak.Saya tahu. Saya janji akan berusaha lebih baik kedepannya."
Pak Heri menghela napas panjang dan memberikan tanda tangan pada buku pelanggaran milik ku."Ayo masuk, dan jangan lupa nanti pergi ke ruang BK. Pak Bambang ingin bicara denganmu."
Dengan langkah berat, Aku berjalan menuju ruang BK.Aku sudah sering masuk ruang BK sejak semester akhir ini, aku mendengarkan ceramah dari Pak Bambang yang sabar namun tegas. Sesampainya di sana, Pak Bambang menunggu dengan senyum yang hangat namun penuh makna.
"Duduklah Lela" kata Pak Bambang sambil menunjuk kursi di depanya."Kita perlu bicara tentang kebiasaan kamu yang sering terlambat di akhir semester ini. Bapak itu sudah kenal lama dengan orang tuamu jika kamu terus-terusan terlambat, nanti bapak langsung panggil orang tuamu ke sekolah.
Aku duduk dan menjawab."Iya,Pak. Saya tahu ini salah saya. Saya selalu kesulitan bangun pagi."
Pak Bambang menatapku dengan penuh perhatian."Lela kita semua tahu kamu anak yang pintar dan berbakat. Tapi jika kamu terus-terusan terlambat, itu akan mempengaruhi nilai dan juga pandangan guru terhadapmu. Nanti guru bisa tidak meluluskanmu,Apa yang sebenarnya membuatmu sulit bangun pagi?"
Aku menunduk sejenak, berpikir.
"Mungkin karena saya sering begadang,Pak.Saya suka nonton film sampai larut malam sampai lupa untuk tidur lebih awal."
Pak Bambang pun tersenyum."Begadang memang menyenangkan,tapi kamu harus ingat kewajibanmu sebagai siswa di SMA Negeri 2 tebo. Bagaimana jika kamu mulai dengan tidur paling lambat jam sepuluh malam?"
Aku mengangguk pelan."Baik,Pak. Saya akan coba itu."
Kamu harus bisa mencoba itu, agar kamu tidak terus terlambat lagi."Sudah sekarang kamu langsung masuk ke kelas" ucap Pak Bambang.
Aku berlari ke kelas,namun begitu memasuki ruang kelas, aku di tegur dengan guru mata pelajaran Matematika, yaitu Ibu Rika. Orangnya sabar, dan dia menasehati ku dengan lembut."Kamu jangan sering terlambat lagi ya"ucap Bu Rika, dengan tersenyum. Kamu dengan Ibu tidak papa terlambat, coba dengan guru lain pasti kamu sudah langsung di marah,dan tidak boleh masuk ke kelas lagi.Kamu juga sudah jadi bahan pembicaraan di kantor.Jangan di ulangin lagi ya, cukup ini terakhir kamu terlambat."Sudah sekarang langsung duduk di kursi mu."Ucap Bu Rika dengan tersenyum.
"Iya bu, terima kasih. Lela akan berusaha tidak terlambat lagi.Dan berusaha bangun lebih pagi lagi,"ucapku dengan tersenyum.
Sepanjang pelajaran,pikiranku melayang.Mengapa sejak semester akhir ini aku selalu terlambat? Ini bukan pertama kalinya.Setiap pagi selalu penuh dengan kepanikan, berusaha mengejar waktu yang selalu terasa kurang.
Ketika bel istirahat berbunyi,aku keluar kelas dengan perasaan berat.
Di kantin,aku bertemu dengan Widia, sahabat terbaikku."Kenapa terlambat lagi,Lela?" tanyanya sambil menyeruput jus jeruknya. Aku mengangkat bahu."Entahlah, mungkin aku memang tidak pandai mengatur waktu,"jawabku lesu.
Widia mengangguk paham."Mungkin kamu perlu mengatur jadwal tidurmu dan jangan kebanyakan menonton film. Coba tidur lebih awal,jangan begadang terus.Itu bisa membantu,kamu tahu?"
Saran Widia masuk akal.Hari itu, Aku pulang dengan tekad baru.Aku memasang alarm di beberapa tempat di kamarku, dan aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidur lebih awal. Malam itu,meski ada godaan untuk menonton film tetap ada,aku berhasil mematikan hp ku tepat pukul sepuluh dan mencoba tidur langsung.
Pagi berikutnya, suara alarm yang menyaring dan membangunkanku dengan semangat baru.Aku bangun dan bersiap tanpa terburu-buru. Aku sempat sarapan bersama keluargaku dan berangkat ke sekolah dengan ber hati-hati.Saat tiba di sekolah, gerbang masih terbuka lebar dan Pak Heri tersenyum melihatku.
"Pagi,Lela.Tepat waktu hari ini ya,"Kata Pak Heri dengan nada senang.
Aku tersenyum bangga."Iya,Pak.Saya berusaha untuk berubah."
Perlahan, perubahan itu mulai membuahkan hasil.Meski tidak selalu sempurna, setidaknya aku mulai tidak terlambat lagi.Setiap pagi terasa lebih teratur, dan aku bisa menikmati sarapan pagi bersama ibu tanpa terburu-buru.
Saat ujian akhir semakin dekat,tekanan semakin besar.Meski begitu aku tetap berusaha mengikuti jadwalnya.Sahabatku memberi dukungan mengingatkan ku untuk tidur cukup dan menjaga kesehatan.Pada akhirnya, usahaku tidak sia-sia.Aku lulus dengan jalur mandiri dengan nilai yang memuaskan dan di terima di universitas impianku.
Hari kelulusan tiba. Aku berdiri di atas panggung, menerima ijazahku dengan perasaan bangga. Di antara kerumunan, aku melihat Bu Rika tersenyum dan mengangguk.Aku sangat berterima kasih atas bimbingan dan dukungan Bu Rika selama ini.
Setelah acara kelulusan, Aku mendekati Bu Rika dan berkata, "Terima kasih,Bu, atas semua nasihat dan dukungannya."
Bu Rika tersenyum lembut, "Sama-sama, Lela. Saya bangga melihat kamu berkembang dan belajar dari kesalahanmu. Teruslah berusaha dan jangan takut meminta bantuan ketika membutuhkannya."
Aku mengangguk,merasa termotivasi untuk menghadapi tantangan berikutnya. Meski masa-masa keterlambatan itu berat, Aku belajar banyak tentang di siplin, tanggung jawab, dan pentingnya dukungan dari orang-orang sekitarku.
Aku menyadari bahwa di siplin adalah kunci untuk meraih apa yang kita inginkan. Meski perubahan itu tidak mudah, aku tahu bahwa usaha yang keras akan membuahkan hasil. Aku bertekad untuk harus tepat waktu dan membuktikan bahwa diriku bisa di andalkan.