Secret Admirer

1.1K 134 25
                                    

cw // mature content, dark romance.

                                     ~ • • ~

Lee Haechan tersenyum begitu manis sembari menatap buket bunga mawar yang tertata rapi diatas meja kerjanya.

Pemuda berumur dua puluh empat tahun itu melirik keadaan sekelilingnya, mengabaikan beberapa orang rekan kerja-nya yang masih sibuk bergulat dengan kertas dan komputer sama seperti dirinya, padahal sekarang sudah hampir pukul delapan malam, namun pekerjaan sebagai seorang pengacara, mengharuskan mereka semua untuk tetap berada di kantor hingga matanya benar-benar lelah dan sangat butuh untuk beristirahat.

Apalagi di penghujung pekan ini, banyak sekali kasus perceraian yang masuk ke firma hukum tempatnya bekerja. Bahkan, lebih gilanya —ada yang baru menikah selama dua bulan, tapi malah memutuskan untuk berpisah karna alasan perselingkuhan.

Entalah, Haechan sedikit menghela nafas lelah untuk semua kasus ini, kalau memang belum menetapkan hati, kenapa juga harus memaksakan diri dengan sebuah ikatan suci pernikahan.


"Haechan manisku cintaku memang sangat populer yah, setiap hari bunga mawar indah ini tak pernah absen menghiasi meja kerjamu, ahh secret admirer lagi." Celetuk Na Jaemin, rekan seprofesi serta sahabat terbaik yang Haechan miliki.

Pemuda berkulit putih itu mengulurkan satu cup mochafloat yang baru saja ia beli kearah Haechan, "Apa kamu tidak penasaran siapa yang mengirim ini??" Tanya Jaemin sembari menyeruput kopi miliknya sementara tatapan matanya masih terus fokus ke alamat si pengirim. Yaitu siapa lagi kalau bukan secret admirer.

Mengingat selama tiga bulan ini, hampir setiap harinya, meja kerja milik Haechan selalu dihiasi oleh bunga mawar indah, Jaemin juga tidak tau siapa yang diam-diam mengagumi sahabatnya yang sangat perfecsionis ini, karna yang ia tau semenjak duduk di bangku perkuliahan, Haechan sama sekali tak pernah mengurusi romansa percintaan. Bukannya tak ada yang tertarik, namun setiap kali orang-orang mulai mendekatinya, Haechan lebih dulu menjaga jarak dengan orang tersebut.


Entalah, Jaemin juga tak tau pemuda berkulit tan itu ingin type pria yang seperti apa.

Padahal dengan sekali kedipan mautnya saja, mungkin hakim di persidangan akan tunduk padanya, saking luar biasanya pesona milik Lee Haechan ini.

"Apa aku harus penasaran??" Balas Haechan balik bertanya, sembari melirik cukup lama buket berisi mawar itu.

"Tentu saja, bisa saja secret admirer itu pria tampan kaya raya, dan kamu bisa mengambil keuntungan dari sana, menikah dengannya, meninggalkan pekerjaan yang begitu melelahkan fisik serta otak ini." Ujar Jaemin dengan solusi terburuk yang selalu ia tanamkan di dalam diri.

"Jaemin-ah, aku sangat menyukai pekerjaan ini, dan juga kamu tau kan impianku adalah menjadi seorang pengacara handal dan kompeten serta mendirikan sendiri firma hukum.." protes Haechan tegas.



Semenjak menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atasnya, Haechan yang hidupnya jauh sekali dari kata mewah, harus berjuang mati-matian hingga bisa sampai ke titik ini.

Sebagai seorang anak yatim piatu yang berasal dari salah satu panti asuhan di pinggiran kota, Haechan hanya bisa mengandalkan otak cerdas serta kerja kerasnya untuk bertahan hidup di kota besar ini.

Haechan berjalan pelan menuju basemant kantor, sembari melirik jam tangan yang melingkar di pergelangannya sudah menunjukkan pukul sembilan malam, kemudian ia beralih membuka pintu mobil. Berharap jalan raya malam ini sudah sepi oleh pengendara berlalu lalang agar ia bisa sampai ke apartment secepat mungkin untuk merebahkan tubuh lelahnya.

Tangannya bergerak untuk menghidupkan mobil, namun getaran ponsel diatas dashboard membuat Haechan menoleh.

Mark Lee.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Together | MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang