Prolog

88 8 1
                                    

  Pagi hari, Taman Kanak-kanak telah dipenuhi oleh Anak-anak kecil kisaran 5-6 tahun yang pertama kalinya akan merasakan apa itu 'Pendidikan'.

  Kebanyakan dari anak-anak itu merengek untuk ditemani oleh Orang Tua mereka, namun sebagian juga nampak t'lah membuat teman baru.

  Kita berpindah ke depan gerbang, terlihat dikerumunan itu, terdapat anak kecil yang juga mengenakan seragam sekolahnya, dengan name tag 'Bintang', berdiri sendirian setelah sopir yang mengantarkannya pergi.

  Dia diam, hanya berdiri dan tak tau harus bagaimana, semua Anak-anak disekelilingnya bersama orang tua mereka, hanya dirinya yang sendiri disini, tanpa siapa pun yang menemani dan-

  "Nama kamu siapa? Boleh kenalan gak? Kok kamu sendiri? Mama Papa kamu kemana? Nama aku Langit!" Seorang anak kecil, yang mungkin terlihat lebih tua beberapa bulan darinya, menyapanya dengan senyum lebar diwajahnya.

  Iris Silver milik Bintang bertemu dengan iris Hitam milik Langit. Dengan malu-malu, Bintang menjawab pertanyaan bertubi-tubi yang dilontarkan oleh anak bernama Langit tersebut. Langit dan Bintang.

Bintang kecil di langit yang biru
Amat banyak menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menar
Jauh tinggi ke tempat kau berada.

  "N-nama aku Bintang... Aku sendiri, Mama Papa aku sibuk..." Ucap Bintang dengan lirih, pandangannya kembali menunduk, jari-jari kecilnya menggulung ujung baju seragamnya.

  Sejujurnya, ia ingin bertanya 'Mama Papa kamu juga kemana?' Namun rasanya seperti ada yang menahan mulutnya untuk tidak menumpahkan kalimat apapun. Ia hanya diam, menunggu Langit mengatakan sesuatu lagi.

  Namun, setelah 5 menit mereka berdiri hadap-hadapan, tak ada yang membuka suara, hingga bell sekolah TK itu terdengar menandakan bahwa kegiatan belajar akan segera di mulai.

  Hari pertama berjalan dengan sangar ribut, Anak-anak masih belum terbiasa dengan lingkungan sekolah, para orang tua murid terlihat menunggu Anak-anak mereka di tempat khusus untuk menunggu.

  Di hari itu, Bintang sama sekali tidak berbicara dengan siapapun selain Langit dan para Guru yang sesekali menanyainya tentang soal-soal pelajaran.

.
.
.
.
.

  Hari kedua dirinya bersekolah, sama seperti hari pertama, supir keluarganya mengantarkannya didepan gerbang lalu melajukan mobil, yang terlihat mahal itu, meninggalkan perkarangan sekolah TK itu.

  Saat dirinya berjalan memasuki halaman sekolah, ia terkejut saat Langit berlari kearahnya dan langsung memeluknya.

  "Kamu datengnya lama! Aku nungguinnya capek!!" Ucap langit sembari mengerucutkan bibirnya

  "Kamu nungguin aku?" Langit hanya menggeleng, melepaskan pelukannya dan menarik Bintang kearah ruang kelas mereka, sang empu yang di tarik hanya diam pasrah.

.
.
.
.
.

  Hari-hari mereka jalani dengan bersama-sama, dengan Langit yang banyak bicara dan Bintang yang pendiam.

  Bagi Bintang, Langit adalah teman satu-satunya disekolah. Jarang sekali dia mendapatkan teman mengobrol yang sepadan dengan usianya, selama ini hanya para maid yang sering ia ajak ngobrol.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KARENA KITA (SAHABAT) KELUARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang